15 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Buleleng Terkaya di Bali, Sesungguhnyalah Tak Perlu Investor

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inOpini

Foto: Putu Eka

979
SHARES

DI Bali hanya dua kabupaten yang memiliki danau sekaligus laut: Buleleng dan Tabanan. Bangli punya danau besar tapi tak punya laut. Semua kabupaten lain punya laut, tapi lacur tak memiliki danau. Ibarat buka toko, Buleleng dan Tabanan punya dua barang yang bisa dijual, sementara kabupaten lain hanya punya satu. Artinya, jika dagangannya laris, kedua kabupaten itu sesungguhnya bisa sangat kaya ketimbang kabupaten lain.

Bahkan jika terpaksa harus membandingkan, Buleleng bisa lebih kaya dari Tabanan meski sama-sama punya dua barang dagangan: danau dan laut. Hitung-hitungannya, Buleleng punya dua danau. Danau Tamblingan dan Danau Buyan. Tabanan cuma punya Danau Beratan. Soal laut, panjang pantai di Tabanan tentu saja tak mampu menandingi panjang pinggir laut Buleleng yang mencapai 144 kilometer atau hampir meliputi seluruh sisi utara Pulau Bali.

Jika harus ditambah kekayaan yang lain, Buleleng punya bentangan pegunungan yang menjalar dari bagian atas Kecamatan Gerokgak hingga pucuk-pucuk pedusunan di Kecamatan Tejakula. Pegunungan itu seakan menjadi pembatas antara Bali bagian selatan (yang terdiri dari banyak kabupaten) dan Bali bagian utara (yang sebagian besar diisi wilayah Buleleng. Maka Buleleng-lah satu-satunya kabupaten yang disebut Denbukit — sebelah utara dari bukit.

Tapi benarkah Buleleng itu kaya dengan memiliki modal danau, laut dan pegunungan? Jawabannya ada dua: “tentu saja” atau “mana bisa”. Tentu saja Buleleng kaya jika danau, laut dan pegunungan itu dikelola dengan cermat agar modal paten itu tak akan pernah habis (baca: rusak). Atau, mana bisa kaya jika danau, laut dan pegunungan itu, bukan dikelola namun malah dirusak.

Memang, menjual alam mudah-mudah susah. Mudah, karena danau, laut dan gunung, selalu ada dengan sendirinya tanpa perlu bahan baku untuk membuatnya sebagimana membuat barang-barang kerajinan. Susah, karena sesuatu yang ada dengan sendirinya juga bisa hilang dengan mudah kalau tak ada upaya untuk membuatnya tetap menjadi ada. Danau tentu tak akan bisa disebut danau jika tak ada airnya.

Gunung tak dikenal sebagai gunung jika di puncaknya dipenuhi rumah, vila, hotel, restoran, tanpa ada pohonnya. Misteri keindahan laut pun dengan mudah bisa lenyap jika batas antara laut dan hotel tak pernah tampak secara jelas. Alih-alih jadi kaya, malah bisa jatuh miskin jika segala yang tak pernah diciptakan manusia dibiarkan hilang begitu saja. Karena segala yang tak pernah diciptakan manusia tentu saja tak akan bisa diciptakan kembali oleh manusia.

Hukum penciptaan ini tentu saja sudah dipikirkan oleh Kabupaten Buleleng yang sejak sekitar sepuluh tahun lalu mewacanakan pengembangan konsep pariwisata “nyegara-gunung”, atau dalam bahasa ruwetnya: “ecotourism dan agrotourism”. Danau, laut dan pegunungan sudah amat tepat dijadikan trade mark untuk menyedot wisatawan ke Bali Utara. Sebab, mumpung belum dieksploitasi secara sewenang-wenang, di Bali Utara wisatawan bisa menemukan danau, laut dan pegunungan dalam arti sesungguhnya.

Artinya, danau tetap terlihat sebagai danau tanpa perahu motor, tanpa limbah hotel dan restoran. Danau yang tetap memiliki air jernih, ikan yang riang, dan jukung kayu yang meluncur tenang. Di laut, wisatawan masih bisa melihat terumbu, ikan warna-warni, dan masih terdapat tanjung untuk mengulurkan mata pancing tanpa diganggu satpam hotel.

Konsep “nyegara-gunung” memang sakral dan berbau kuno. Sehingga tak jarang ada investor yang nyeletuk: “Mana mungkin membiarkan danau seperti zaman batu sedangkan kini banyak wisatawan yang ingin dekat dengan alam sekaligus bisa duduk di lobi hotel?”

Celakanya, celetukan itu terkadang bisa menggoda sekaligus merusak konsep “nyegara-gunung” yang sakral itu. Lebih celaka lagi, banyak yang memang tergoda sehingga konsep “nyegara-gunung” diterjemahkan dengan membangun vila di puncak bukit dan di tepi laut. Jika ini terus terjadi, maka konsep “nyegara-gunung” hanya tinggal konsep, suatu saat nanti.

Tak Perlu Investor

Buleleng sesungguhnya tak perlu investor. Dalam pengertian investor yang datang membawa uang banyak lalu membangun hotel megah, restoran mewah, dan tempat-tempat bermain modern di tepi danau, di tengah sawah, di tengah desa atau di bibir pantai.

Karena, jika ada hotel, restoran dan tempat bermain tapi tak diimbangi dengan kemampuan mendatangkan wisatawan, maka yang menjadi turis biasanya orang-orang lokal, misalnya orang yang ingin tampak tenang saat bisa makan di restoran tepi pantai sembari memandang para nelayan di lautan. Meski, mungkin saja nelayan itu salah satu dari keluarganya. Kemampuan mendatangkan investor di bidang pariwisata dan kemampuan mendatangkan wisatawan itu adalah dua hal yang berbeda. Ilmunya beda.

Buleleng tak perlu investor besar, karena sudah memiliki investor yang jumlahnya melimpah. Yakni masyarakatnya sendiri. Danau Tamblingan memiliki masyarakat Catur Desa (Munduk, Gobleg, Gesing, Umajero). Danau Buyan memiliki masyarakat Desa Pancasari dan Desa Wanagiri. Mereka bisa bisa menjadi investor dan mengembangkan kedua danau itu secara gotong-royong, tanpa banyak modal.

Kawasan Danau Tamblingan dan Danau Buyan bisa dikembangkan menjadi kebun raya. Di sekitar danau ditanami pohon-pohon rindang dari berbagai jenis, di bawahnya rumput dipelihara dengan baik. Itu saja. Dan masyarakat bisa melakukan sendiri. Kebun raya di kawasan danau ini bisa bersaing dengan kebun raya yang dikelola LIPI di Bedugul. Bahkan kebun di tepi danau ini bisa lebih “laris” justru karena ada danaunya. Pengunjung bisa memancing, naik jukung, dan sekadar berlarian di tepi air.

Seperti juga di Bedugul, kebun raya di kawasan danau dibebaskan dari pedagang. Di dalamnya tak ada restorant. Pengunjung tentu saja membawa makanan sendiri. Di sekitar Danau Buyan boleh-boleh saja ada pedagang, namun hanya dagangan dari hasil kebun di daerah itu, seperti stroberi dan sayur-mayur. Pengelolanya adalah masyarakat desa di sekitarnya yang hanya mengambil keuntungan dari tiket masuk dan parkir. Jangan anggap remeh karcis masuk. Jika pengunjungnya keluarga dan rombongan dari perusahaan dan lembaga, jumlahnya bisa banyak. Lihat sendiri kebun raya Bedugul.

Belakangan, masyarakat desa Bali Aga di kawasan SCTP-B (Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyuseri) sedang giat membangun desa. Mereka punya keinginan juga untuk mengembangkan desa mereka menjadi kawasan wisata. Dan mereka memulainya sendiri, mereka menjadi investor bagi desa mereka. Satwa langka dilestarikan, tradisi dan seni-budaya dipelihara dengan baik, pohon-pohon terus ditanam.

Mereka tahu, mereka memerlukan pelancong yang bisa melihat desa mereka, bukan investor besar yang kemungkinan bisa merusak desa. Desa-desa tua itu sudah punya modal besar. Yang diperlukan hanya manajemen pengelolaan agar modal itu bisa menguntungkan desa.

Jika tulisan ini dibaca pakar pariwisata, ahli ekonomi makro, politikus dan teknokrat, mungkin mereka tertawa. Dasar pikir tulisan ini sangat sederhana, tak bisa menjangkau “pikiran besar untuk kemakmuran bangsa”. Pertanyaan yang kerap akan keluar adalah bagaimana bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) jika tak ada investor?

Sesungguhnya PAD kecil tak apa-apa, yang penting makin banyak warga tak menganggantungkan hidupnya kepada pemerintah. (T)

Tags: balibulelengPariwisata
Previous Post

Ajarkan juga Berbisnis, Bukan Hanya Sembahyang

Next Post

Novel Yahya Umar: Istana Impian Para Kuli dari Madura

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

Novel Yahya Umar: Istana Impian Para Kuli dari Madura

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

LELUHUR JAGUNG

by Sugi Lanus
June 13, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

—Catatan Harian Sugi Lanus, 13 Juni 2025 *** Ini adalah sebuah jejak “peradaban jagung”. Tampak seorang ibu berasal dari pulau...

Read more

Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

by Vincent Chandra
June 12, 2025
0
Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

Artikel ini adalah bagian dari tulisan pengantar pameran tunggal perupa Gusti Kade di Dinatah Art House, Singapadu, opening pada tanggal...

Read more

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit

by I Made Pria Dharsana
June 10, 2025
0
Perjanjian Pengalihan dan Komersialisasi Paten dalam Teori dan Praktek

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit : Pasca Putusan MK Nomot 67/PUU-XI/2013 Penulis: Dr. I Made Pria Dharsana, SH., MHumIndrasari...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja
Panggung

Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja

DI acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” itu, Rizki Pratama tampaknya energik ketika tampil sebagai opening di Café Halaman Belakang...

by Sonhaji Abdullah
June 10, 2025
New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya
Gaya

New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya

SAAT ini sneakers bukan lagi sekadar kebutuhan untuk melindungi kaki saja melainkan telah berkembang jadi bagian penting dari gaya hidup....

by tatkala
June 9, 2025
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co