6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pelacur Prita dan Yang Tersembunyi di Laci Meja

Ahmad Anif AlhakibyAhmad Anif Alhaki
February 2, 2018
inCerpen

Ilustrasi: IB Pandit Parastu

46
SHARES

 

Cerpen: Ahmad Anif Alhaki

MALAM semakin sepi, tapi kebisingan masih saja berlanjut. Sumpah-serapah bergema di segala penjuru. Tanpa bising itu, bagi Prita, sungguh akan terasa asing di telinga.

Malam sudah menunjukkan pukul 00.00. Prita sudah selesai berdandan. Bibir merah gincu, wajah putih bersih, betis mulus, pakaian seksi, payudara besar, pinggang ramping, bokong padat berisi, dan bersepatu tinggi tumit.

Prita sampai di tempat tujuan. Tak perlu waktu lama berjalan, karena jarak rumah tinggalnya dengan tempat tujuan hanya beberapa meter saja. Seperti biasanya, kedatangan Prita selalu disambut oleh suara yang tak lain lagi bagi telinganya.

“Anak-anak usia tujuh-belas tahun ke bawah silakan pulang!”

Suara itu bersumber dari seberang rel kereta, di sanalah tempat Prita bekerja, sebagai pelacur. Kedatangan Prita bagaikan umpan daging paha bagi singa jantan. Ia yang tengah menyadarinya pun melenggak-lenggokkan panggul kala menyeberang rel kereta, hal itu terlihat karena dibias temaram bulan dan lampu-lampu warung sekitar rel.

“Hei, kontol-kontol sudah pada menunggumu!” ucap Tika, teman Prita yang juga berprofesi sebagai pelacur.

“Malam ini tiga kontol saja cukup!” jawab Prita.

“Lho, kenapa? Pepekmu bermasalah?” tanya Lastri yang juga berprofesi sebagai pelacur.

“Tidak, di rumah anakku sedang sakit!”

“Biarkan saja anakmu, nanti juga akan sembuh sendiri. Tidak usah terlalu diurus, ngerepotin!” sela Tika.

“Jaga tuh mulut! Jangan asal ceplas-ceplos. Urus saja tuh susumu, kecil begitu mana ada yang mau,” tangkis Prita.

Prita berlalu meninggalkan Tika dan Lastri. Berselang waktu singkat, seorang lelaki berkumis melambaikan tangan, Prita menghampiri. Tak ada muncikari, hanya saja dengan kode identik para lelaki pengunjung memberi isyarat memanggil.

Setelah sedikit berbincang, kesepakatan antara keduanya sudah jadi. Prita berlalu dengan perjanjian kamar nomor delapan, karena kamar itu adalah kamar rentalan Prita saban malam kala bekerja. Selang waktu singkat lelaki berkumis pun menuju kamar nomor delapan.

Di dalam kamar, Prita dan lelaki berkumis tengah bercium bibir. Lelaki itu menjilat sekujur tubuh Prita. Kenikmatan keduanya berlarut dengan desahan. Seusai penat menjilat, lelaki berkumis itu membuka semua pakaian yang membalut di tubuhnya.

Ranjang bergoyang, suara mendesah-desah. Lelaki itu semakin gesit, ayunan pinggang semakin kencang bagaikan tusuk-tusuk jarum mesin jahit. Lelaki itu larut dalam kenikmatan. Bercinta hina usai sudah. Lelaki berkumis mengenakan pakaiannya kembali, dan tanpa sapa ia berlalu pergi. Prita pun kembali berpakaian, dan berdandan.

Di atas meja samping tas Prita tergeletak selembar uang merah, seratus-ribu rupiah. Ia masukkan uang itu ke dalam tasnya, lalu keluar kembali untuk mencari mangsa yang akan memangsa. Tidak perlu waktu lama, selang belasan menit saja berlenggok panggul di areal rel kereta, lelaki lain pun datang menawar harga. Tapi Prita sudah tetapkan: tanpa kurang, dan boleh lebih, seratus-ribu rupiah untuk sekali main.

Sesuai target, sudah tiga lelaki menikmati tubuh Prita malam ini. Malam semakin larut, pukul 03.00, dan patut sudah dibilang pagi. Tanpa alasan lain, Prita melangkah meninggalkan tempat pelesiran. Dua-ratus-ribu rupiah sudah di dalam tas sandangnya, berkurang seratus-ribu rupiah sebagai pembayar rentalan kamar. Dengan kerisian hati ia berlalu.

Tidak lama berjalan, ia pun sampai di depan rumah tempat tinggalnya. Di dalam rumah buluk itu, ia dapati anaknya; Nabila sedang duduk di atas ranjang. Prita heran, karena sewaktu ia pergi dari rumah Nabila sedang tertidur. Ia dekati anaknya, terlihat jelas Nabila sedang menangis sedu.

“Kenapa menangis?” tanya Prita pada anaknya.

“Aku takut, Bu!” jawab Nabila sambil terisak.

“Takut apa? Tak ada hantu!”

“Aku selalu sendiri setiap malam. Ibu ke mana aja!” protes Nabila dengan kesal.

“Jangan tanya, aku keluar bekerja untuk hidupmu, hidup kita! Kamu tidak perlu tanya lain-lain, kamu harus istirahat, besok siang kita harus ke dokter. Aku sudah ada uang cukup untuk itu,” balas Prita pada anaknya.

Seusai mandi, Prita mengenakkan pakaian tidur, dan ia berbaring di samping Nabila. Ia rasai kening anaknya yang panas. Penyakit jantung yang bersarang di dalam tubuh Nabila menjadi sumber keresahan baginya.

Nabila memeluk tubuh Prita, ia terlihat amat sayang pada ibunya walau pun tadinya kesal. Prita pun tak bisa elakkan pengartian itu, ia balas rangkulan anaknya. Prita merasakan sembilu rimba yang menyayat-nyayat di kedalaman kalbunya. Kerena ia menyadari Nabila masih belum tertidur, ia pun meraung tangis ke dasar hati. Tangis yang bisu. Rasa ngilu teramat pedih yang ia tanggung. Nabila juga di tengah-tengah keresahan itu.

Prita begitu peka pada keresahan anaknya. Ia tidak paksa Nabila untuk tidur meski esok siang akan ke dokter. Sesisa waktu malam, atas permintaan Nabila ia bungkus waktu dalam cerita:

“Ada seorang wanita yang tersesat di tengah hutan duri. Ia tidak mampu keluar dari sana. Lama sudah duri-duri menancap di sekujur tubuhnya, dia tidak bisa mencabut duri itu, termasuk yang di telapak kakinya sendiri. Ia berjalan dan terus berjalan, ia semakin tersesat. Sebelum pagi datang membawa surya, ia akan ma…”

“Apa dia tidak sakit, Bu?” Nabila memotong cerita Prita.

“Iya, dia merasa sangat sakit. Tapi ada orang yang membuat dia tidak sakit!”

“Siapa, Bu? Orang itu pasti panggeran Surya!” ucap Nabila.

“Oh, tidak!!”

“Lalu siapa?”

“Orang itu adalah kamu!” jawab Prita.

“Ha! Di sana kan tidak ada aku, Bu,” sela Nabila.

“Iya, kamu tidak ada di sana, dan tidak boleh masuk ke sana!” ucap Prita.

Tak peduli duri yang menancap, luka, dan rasa sakit. Hal itu tak penting bagi Prita, karena dia adalah tulang punggung. Yang terpenting baginya, bagaimana Nabila dan dirinya bisa makan, Nabila bisa sekolah, bisa berobat saat sakit, dan bisa memberi sedikit jajan untuk anaknya.

Nabila sudah tertidur. Prita memperbaiki posisi anaknya, lalu mencium kening Nabila. Di atas meja jam sudah menunjukkan pukul 05.00. Prita bangkit, dan berjalan menuju meja itu. Ia tarik laci pada meja, ia ambil obat-obatan pribadinya. Obat itu masih di dalam bungkusannya yang utuh. Dengan segelas air putih obat tersebut ditelannya.

Sehabis menelan obat dengan air, Prita termangu melihat bungkusan obat itu. Seketika terngiang olehnya perkataan dokter seminggu yang lalu, “Obat ini hanya dapat membendung rasa sakit, bukan untuk menyembuhkan! Sampai sekarang belum ada obat yang dapat menyambuhkan penyakit ibu!”

Air mata tak tertahankan, ia menangis. Bukan nyawa yang akan meninggal badan yang dia cemaskan, melainkan dia yang akan meninggalkan Nabila. (T)

Tags: Cerpen
Previous Post

7 Pria, 4 Babak, 1 Marlina – Ulasan Film

Next Post

Sekar Sumawur: Dialog Kosong tentang Laut yang Tak Selamanya Asin

Ahmad Anif Alhaki

Ahmad Anif Alhaki

Biasa dipanggil Anif. Lahir di Sumatera Barat. Saat ini berstatus sebagai mahasiswa di jurusan Penidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali. Tak tahu hobinya apa, tapi merasa senang menulis.

Next Post

Sekar Sumawur: Dialog Kosong tentang Laut yang Tak Selamanya Asin

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co