17 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
June 17, 2025
inKhas
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

“Diskusi Terbuka, Panji Bicara Alam: Atas Nama Air dan Pertanian” dari serangkaian acara “Panji Edu Eco Village Festival 2025” di Monumen Bhuwana Kertha Desa Panji, Sukasada, Buleleng, Bali.

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung, agar kehidupan terus berlanjut.

Tapi juga mesti diimbangi praktik di lapangan tak hanya slogan atau ajakan. Begitulah kira-kira benang merah dari “Diskusi Terbuka, Panji Bicara Alam: Atas Nama Air dan Pertanian” dari serangkaian acara “Panji Edu Eco Village Festival 2025” di Monumen Bhuwana Kertha Desa Panji, Sukasada, Buleleng, Bali.

Acara itu diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi Pengelolaan Konvensi dan Acara Politeknik Pariwisata yang berkolaborasi dengan Pemerintahan Desa Panji, Sabtu, 14 Juni 2025.

“Karena apapun yang kita temukan di lapangan itu ternyata jauh sekali dari apa yang ada di spanduk-spanduk di tulisan-tulisan di slogan-slogan, itu jauh sekali sebenarnya, gitu. Bahkan ketika desa-desa diberikan hutan, hal pertama yang dilakukan oleh desa-desa itu adalah merusak hutannya, karena berharap akan ada lahan-lahan yang bisa dipakai untuk menanam buah-buahan segala macam,” kata Gede Kresna, penulis buku “Atas Nama Air” 2021 ketika memantik diskusi dalam acara itu.

Kemudian ia juga menilai upaya-upaya pembangunan yang dilakukan di Bali Utara tidak berada pada garis yang sama antara masyarakat dengan semangat-semangat pemangku kebijakan seperti gubernur, bupati atau siapa pun itu dengan slogan-slogannya.

“Diskusi Terbuka, Panji Bicara Alam: Atas Nama Air dan Pertanian” serangkaian acara “Panji Edu Eco Village Festival 2025” di Monumen Bhuwana Kertha Desa Panji, Sukasada, Buleleng, Bali

Gede Kresna memandang, istilah Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang bagus itu, tapi tidak ada yang in line, tidak ada yang relevan sama sekali ketika dilihat dari realitas masyarakat khususnya di Buleleng.

“Bahkan kita mungkin tidak tahu bagaimana kondisi mata-mata air di desa-desa, penyangga air kita hari ini, gitu kan. Ya, lihat saja apa yang terjadi dengan mata-mata air yang ada di Desa Gitgit misalnya.”

Apa yang terjadi dengan mata-mata air yang ada di Wanagiri, betapa brutalnya, betapa vandalnya perlakuan orang-orang terhadap mata air yang dimiliki di sana.

Gede Kresna merasa sangat yakin dan paham soal itu karena empat tahun lalu, direkamnya melalui bukunya yang berjudul “Atas Nama Air: Kerja Sama 8 Desa Kawasan Perdesaan Denbukit” yang terbit tahun 2021 oleh Rumah Intaran.

Buku itu adalah hasil kewarasan antara delapan desa, antara lain : Desa Selat, Desa Tegallinggah, Panji Anom, Desa Panji, Desa Panji, Desa Sambangan, Desa Ambengan, Desa Wanagiri, dan Desa Baktiseraga, dalam menengahkan perkara rebut-ribut air di titik temu bernama : kerja sama, mencari solusi.

Dalam kerusakan lingkungan, terutama hutan dan mata air, Gede Kresna memandang, kerusakan lingkungan tidak lagi harus mengatasnamakan Tuhan sebagai nasib buruk datang dari langit. Tidak pula harus mengatasnamakan slogan-slogan yang terlalu melangit, tetapi mesti langsung pada masalah dan solusinya, mengatasnamakan; kabar Air hari ini di Bali.

“Ya, dulu waktu zaman-zaman kami sekolah di Singaraja kayaknya tidak ada tidak ada dalam ingatan kita Singaraja itu punya banjir enggak ada gitu kan,” kata Gede Kresna

Tapi sekarang gampang sekali banjir, dan tidak ada win-win solution yang fundamental terkait itu. Karena sampai hari ini tidak ada roadmap untuk menyelesaikan persoalan-persoalan air yang ada di Buleleng secara serius.

Lantas, Gede Kresna, sekaligus sebagai founder Pasar Intaran itu bertanya, “Apa sih yang bisa kita lakukan ke depan?”

Menanam Pohon, Desa Panji Mengembalikan Hutan Pada Tempatnya: Ramai Pohon-Pohon

Hutan menjadi modal petani paling besar untuk menjaga desa dari kekeringan. Tahun 2024 lalu, Bali terancam kriris air. Sehingga mitigasi dianggap sangat perlu untuk menyelamatkan Bali dari kekeringan.

Tanah yang subur adalah tanah yang cukup air. Dan keberadaan hutan di desa sangat penting untuk mendongkrak penyimpanan air dan kesehatan tanah oleh pepohonan.

Imbas dari menanam pohon, di Desa Panji, air bukan lagi persoalan, subak mereka terurus dengan baik karena air sudah dimitigasi dengan baik sejak tahun 2020. Mereka menanam pohon di hutan desa Panji  setelah beberapa tahun lalu terkena penebangan liar (illegal logging).

Seperti apa yang dikatakan oleh Perbekel Desa Panji Mangku Made Ariawan ketika diskusi, sejak 2020 itu ia dan jajarannya telah melakukan aksi menamam pohon setiap hari jum’at bersama masyarakat atau relawan yang ikut terlibat hingga sekarang.

Adapun pohon-pohon yang ditanam seperti pohon intaran, beringin dan masih banyak lagi. “Itu untuk mitigasi kami. Dan hari ini, kami tidak sulit air, dan justru, subak kami berbagi air dengan beberapa subak lain di sekitaran desa kami.”

Hal itu imbas dari usahanya menjaga hutan desa melalui gerakan menanam pohon. Menanam pohon berarti mengajarkan masyarakat untuk cinta lingkungan dan peduli pada air sebagai hal paling dasar dalam kehidupan.

“Kalau saya, menunggu mapala (untuk ikut bergabung menanam pohon), jangan jauh-jauhlah ke Batur, mendaki bukit, eh, mendaki gunung, ya. Mungkin cukup (datang) ke sini, kami siapkan apa pohonnya. Mari kita tanami lagi,” kata Mangku, ketika memberikan pantikan saat diskusi berlangsung.

Di sana, ada banyak peserta yang hadir, ada dari delegasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Dinas Pariwisita Kabupaten Buleleng, Dinas Pertanian Prvinsi Bali, Dinas PMD Dukcapil, Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng, Ketua PHRI dan Ketua DPRD Kabupaten Buleleng.

Kemudian ada juga dari Klian Adat Desa Panji, Mapala Undiksha, dan beberapa dosen dari kampus Undiksha dan Politeknik Pariwisata.

Dan Ketua Mapala Undiksha Ketut Resmi Ratniadi, yang datang bersama anggotanya, Putu Ayunda Sutriandani. Ketut Resmi segera menanggapi apa yang dilemparkan oleh Perbekel Desa Panji kepadanya.

Bahwa dalam menjaga hutan dan air, kesadaran untuk itu, bagaimana orang dengan sukarela menanam pohon dan tahu betul terkait masalah yang ada, adalah pekerjaan rumah (PR) bersama.

Karena ia melihat dari pengalamannya di kampus, para mahasiswa akhir-akhir ini kurang peduli pada lingkungan. Kesadaran terkait lingkungan, Ketut Resmi bersama rekan-rekannya di Mapala Undiksha sedang berupaya untuk menebar pemahaman terkait kesadaran pada lingkungan hari ini yang tercemar oleh sampah ataupun penebangan liar, pada sesama mahasiswa.

Karena dengan adanya kesadaran, mahasiswa itu bisa menjadi lebih peduli. Peduli dan peka akan masalah apa yang sebenarnya terjadi di lingkungan di sekitaran kita.

“Contoh tentang kondisi mata air yang semakin rusak, salah satunya di Desa Les. Kondisi mata airnya yang di air terjun itu juga sudah debit airnya sudah semakin menurun, karena perusakan lingkungan seperti penebangan hutan dan lain sebagainya yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Ketut Resmi.

“Diskusi Terbuka, Panji Bicara Alam: Atas Nama Air dan Pertanian” serangkaian acara “Panji Edu Eco Village Festival 2025” di Monumen Bhuwana Kertha Desa Panji, Sukasada, Buleleng, Bali

Sampai di situ, ia juga menjelaskan Mapala telah peduli soal-soal itu, tidak hanya naik gunung atau bukit. Tetapi juga menebar kesadaran melalui diskusi-diskusi kecil atau besar yang digelar mereka di kampus bersama sesama mahasiswa, adalah bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Hasil dari diskusi-diskusi internal mereka, sebagai out put-nyamereka akan melakukan pembibitan pohon Majegau di bulan agustus tahun ini.

Majegau ini merupakan salah satu pohon khas Bali. Dan Mapala Undiksha akan melakukan pembibitan di kampus sebagai upaya—bahkan tidak hanya untuk solusi kerusakan mata air, tetapi juga sebagai salah satu solusi untuk memberi wawasan—bahwa Bali—punya pohon endemik yang juga perlu dilestarikan.

Setelah pembibitan itu dinyatakan berhasil, mereka akan membuat suatu program lanjutan untuk dikemanakan bibit-bibit nantinya. “Nah, komitmen kami tentunya kami tidak menjanjikan, tetapi kami akan berupaya,” kata Ketut Resmi.

Mapala selalu berupaya mendukung dan juga mencari sebuah solusi bagaimana mengajak orang-orang tanpa mesti menggurui, tetapi bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Di akhir acara diskusi, setelah semua peserta yang hadir mengutarakan keresahannya tentang hutan dan air atau kerusakan lingkungan itu—khususnya di Bali, ketua DPRD Kabupaten Buleleng Ketut Ngurah Arya, A.Md.Kom, menegaskan agar setiap yang rusak segera pulih: Kolaborasi adalah Kunci!  [T]

Repoter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Agus dan Yogi, Anak Muda Desa Memimpin Pengelolaan Sampah TPS 3R Desa Panji
Tags: airDesa Panjilingkungan
Previous Post

Kriteria dan Syarat Sosok Pemimpin di Suku Baduy

Next Post

“Manusia Tikus”, Gen Z yang Terjebak di Kolong Kasur

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

“Manusia Tikus”, Gen Z yang Terjebak di Kolong Kasur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Manusia Tikus”, Gen Z yang Terjebak di Kolong Kasur

by Petrus Imam Prawoto Jati
June 17, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

ADA satu istilah yang lagi rame di China sana, shǔ rén alias “manusia tikus”. Bagi sidang pembaca yang belum tahu,...

Read more

Kriteria dan Syarat Sosok Pemimpin di Suku Baduy

by Asep Kurnia
June 17, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

KRISIS kualitas kepemimpinan nasional sedang terjadi dan melanda secara dahsyat, moralitas dan tingkat keamanahan seorang pemimpin yang terpilih menunjukan kurva...

Read more

Han Kang dan Kolase Enigmatik Novel Vegetarian

by Lintang Pramudia Swara
June 16, 2025
0
Han Kang dan Kolase Enigmatik Novel Vegetarian

BEGITU enigmatik dan diabolis, saya rasa Han Kang memberi tawaran segar di kancah sastra dunia. Sejak diumumkan sebagai pemenang Nobel...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025
Khas

Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025

TIDAK ada Petruk dalam Drama Gong Banyuning, Singaraja, yang bakal pentas di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025. Tentu saja. Yang...

by Komang Puja Savitri
June 16, 2025
Yan Mintaraga, Seniman Pinggir Taman Kota Singaraja
Persona

Yan Mintaraga, Seniman Pinggir Taman Kota Singaraja

SETIAP Minggu pagi, Taman Kota Singaraja menjelma menjadi panggung kecil bagi berbagai aktivitas. Ada anak-anak berlarian, ibu-ibu berbincang sambil menemani...

by Arix Wahyudhi Jana Putra
June 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co