30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Uniknya “Nyepi Desa” di Desa Adat Kintamani: Dilaksanakan 3 Hari, Diawali “Maboros”, Tanpa Ogoh-ogoh

Putu Sawitra Danda PrasetiabyPutu Sawitra Danda Prasetia
March 24, 2025
inEsai
Uniknya “Nyepi Desa” di Desa Adat Kintamani: Dilaksanakan 3 Hari, Diawali “Maboros”, Tanpa Ogoh-ogoh

Bakti tandingan malang saat prosesi nyepi desa di Desa Adat Kintamani

SALAH satu tradisi Bali Aga yang dimiliki oleh Desa Adat Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, ialah nyepi desa. Secara etimologis, nyepi desa terdiri dari dua kata yaitu nyepi dan desa. Nyepi berasal dari kata sepi yang berarti tidak melakukan aktivitas apapun. Sedangkan desa berarti wilayah sama seperti pengertian desa pada umumnya. Sehingga dengan demikian, nyepi desa dapat dimengerti sebagai suatu bentuk kearifan lokal dengan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah desa. Nyepi desa di Desa Adat Kintamani dilaksanakan setiap setahun sekali pada sasih kesanga atau bulan kesembilan menurut penanggalan kalender Bali.

Jadi setiap tahunnya Desa Adat Kintamani melaksanakan dua jenis nyepi yaitu nyepi desa dan nyepi umum yang juga dilakukan desa-desa lain di Bali untuk menambut Tahun Baru Saka. Ada perbedaan antara nyepi desa di Desa Adat Kintamani dan nyepi umum Tahun Baru Saka, di mana waktu pelaksanaan nyepi desa biasanya selama tiga hari dan tidak ada pembuatan ogoh-ogoh.

Nyepi Desa Bagian Penting dalam Siklus Pujawali

Nyepi desa menjadi bagian terpenting dalam siklus pujawali atau upacara keagamaan di Desa Adat Kintamani. Sebelum nyepi desa, diawali dengan ritual maboros yaitu tradisi berburu seekor kijang pada hutan desa adat. Kijang yang telah berhasil diburu kemudian akan diolah menjadi sarana upacara yang akan dipersembahkan dalam ritual mejaga (prosesi berjaga). Setelah ritual mejaga dilaksanakan, dilanjutkan dengan tradisi ngeker bulan.

Tradisi ngeker bulan merupakan tradisi dimana masyarakat dilarang untuk menyembelih hewan berkaki dua dan empat, mengonsumsi telur, menginap keluar desa dan mendatangkan tamu dari luar desa.

Pemerintahan Desa Adat Kintamani yang disebut ulu apad memiliki peran yang paling penting selama pelaksanaan nyepi desa. Ulu apad merupakan seperangkat majelis tetua desa yang beranggotakan beberapa perwakilan keluarga yang sudah menikah dan memiliki hak pengelolaan tanah Pura.

Ulu apad Desa Adat Kintamani yang dipimpin oleh 16 orang (Saing Nembelas) dan dibantu beberapa anggota akan membagi tugas dalam mempersiapkan tradisi nyepi desa. Masing-masing jabatan dalam ulu apad yaitu dua orang jro kubayan dan dua orang jro bahu bertugas sebagai pemimpin ritual, dua orang jro singgukan bertugas sebagai juru belanja dan sekretaris, dan dua orang jro penakehan bertugas sebagai juru takar dan bendahara.

Selanjutnya terdapat 8 orang penembelasan dan 50 orang kraman tebenan yang bertugas untuk membuat sarana upacara yang diperlukan dalam prosesi nyepi desa.

Bersamaan dengan pelaksanaan tradisi ngeker bulan, ulu apad melaksanakan tradisi ngaliwon yaitu rapat adat yang membahas tentang persiapan nyepi desa. Tradisi ngaliwon dilaksanakan bertempat di bale pegat di Pura Bale Agung.

Pada akhir tradisi ngaliwon ulu apad akan mengadakan sesi mabacakan atau absensiserta ngedum malang yaitu pembagian hasil sarana upacara berupa daging, sate, dan nasi. Sementara itu,para istri anggota ulu apad akan melaksanakan tradisi ngaturang emping yaitu tradisi menghaturkan beras merah yang disangrai pada tempat bambu yang disebut sanggah posa di rumah masing – masing.

Sehari sebelum nyepi desa, dilaksanakan piodalan mosa atau usaba dalem di Pura Dalem Pingit. usaba  dalem merupakan wujud syukur masyarakat kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sarana upakara yang digunakan dalam usaba  dalem terbuat dari sapi jantan yang menandakan berakhirnya tradisi ngeker bulan. usaba  dalem diawali dengan tradisi melaibang sanggah yaitu semacam lomba melarikan sanggah posa.

Kemudian tepat saat tengah malam ulu apad akan melaksanakan ritual nangluk merana yang di tempat yang disebut kalang beten. usaba  dalem diakhiri dengan tradisi medangdung yaitu tradisi menimbulkan bunyi dengan maksud mengusir kekuatan jahat agar tidak mengganggu saat nyepi desa.

Tiga Hari Nyepi Desa

Pada hari pertama nyepi desa, dipentaskan tarian sakral megoak-goakan. Magoak-goakan berasal dari kata goak atau burung gagak. Magoak-goakan ditarikan pada tempat khusus yang disebut karang suci. Para penari magoak-goakan membagi diri menjadi 2 kelompok berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan yang terdiri dari belasan orang.Masing-masing kelompok dipimpin oleh satu orang yang disebut “ina” atau induk dalam Bahasa Indonesia.

Gerakan tarian ini sangat sederhana, masing-masing kelompok akan membentuk barisan panjang yang saling memegang selendang teman, lalu saling kejar dan saling tangkap. Apabila salah satu ina kelompok dapat menangkap orang pada barisan akhir (ekor) kelompok lawan, makai kelompok tersebut akan menjadi pemenang.

Tarian magoak-goakan menjadi momentum yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Desa Adat Kintamani.

Seluruh masyarakat tanpa memandang latar belakang dan usia dapat ikut menarikan magoak-goakan. Diyakini jika seseorang ikut menari magoak-goakan (ngayah) maka bisa sembuh dari suatu penyakit yang dideritanya. Secara niskala (tak kasat mata), tarian magoak-goakan merupakan wujud persembahan kepada Ida Ratu Bhatara yang berstana di Pura Dalem Pingit, untuk memohon perlindungan dan kesejahteraan masyarakat Desa Adat Kintamani.

Sedangkan secara sekala (kasat mata), magoak-goakan sebagai simbolis bagaimana seorang pemimpin melindungi rakyatnya dan membangun rasa persatuan diantara masyarakat Desa Adat Kintamani.

Pada hari kedua nyepi desa, masyarakat Desa Adat Kintamani melaksanakan tradisi pengalihan saang yaitu tradisi mencari kayu bakar. Dalam tradisi tersebut terdapat aturan yang sangat ketat, masyarakat dilarang untuk mencari kayu bakar dari pohon yang masih hidup dan hanya diperbolehkan memungut dari pohon yang sudah mati atau tumbang secara alami sebelum nyepi desa dilakukan.

Tradisi pengalihan saang ini erat kaitannya dengan bhisama kayu larangan yang berlaku sejak dulu di Desa Adat Kintamani. Bhisama kayu larangan merupakan aturan tidak tertulis yang melarang penebangan pohon dan tumbuhan kecuali dalam keadaan tertentu dan bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi untuk menanam 10 jenis pohon yang ditebang.

Pada hari ketiga nyepi desa, dilaksanakan tradisi myepiang ibu pertiwi. Tradisi nyepiang ibu pertiwi merupakan tradisi yang melarang diadakannya kegiatan yang berkaitan dengan mengolah tanah seperti mencangkul, bertani, menyapu, bahkan sekedar menggosek tanah. Tradisi myepiang ibu pertiwi bertujuan untuk memberikan waktu istirahat bagi tanah yang selama ini menjadi tempat bagi mayoritas masyarakat Desa Adat Kintamani yang bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan.

Selama tiga hari perayaan nyepi desa, terdapat 4 pantangan dasar yang harus diikuti yaitu, dilarang menyalakan api, dilarang membuat hiburan selain magoak-goakan, dilarang bekerja, dan dilarang berpergian keluar wilayah desa dengan kendaraan. Keesokan harinya saat ritual ngembak berlangsung, ditandai dengan bunyi kentongan kulkul sebanyak 11 kalimaka nyepi desa sudah berakhir. [T]

Penulis: Putu Sawitra Danda Prasetia
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Di Nusa Penida, Nyepi Tanpa Bantal Bleleng seperti Nggak Nyepi
Perayaan Nyepi di (Kota Budaya) Surakarta: Berbeda dan Meriah
NYEPI BUKAN PERAYAAN TAHUN BARU ŚAKA
Akar Pohon Keheningan | Renungan Nyepi
MANTRA-MANTRA NYEPI REKOMENDASI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
Tags: desa adat kintamaniDesa KintamaniHari Raya NyepiKintamanitradisi nyepi
Previous Post

Terpilihnya Figur Remaja Teladan di Pemilihan Duta GenRe Tabanan 2025

Next Post

Saling Memaafkan: Deklaratif atau Performatif?

Putu Sawitra Danda Prasetia

Putu Sawitra Danda Prasetia

Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Udayana. IG @sawitra.dp

Next Post
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

Saling Memaafkan: Deklaratif atau Performatif?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more

“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

by Dede Putra Wiguna
May 30, 2025
0
“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

SETELAH melaksanakan persembahyangan di sebuah pura, mata saya tertuju pada sebuah papan akrilik berukuran 15x15cm, berdiri tenang di samping kotak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co