SALAH satu tujuan orang mendaki Gunung Batur, di Kintamani, Bangli, adalah menikamti matahari terbit alias sun rise di pagi hari. Maka itulah orang rela mendaki malam hari, gelar tenda, dan bangun pagi-pagi sekali.
Saya pun begitu. Pengalaman mendaki Gunung Batur merupakan salah satu petualangan yang sangat berkesan bagi saya. Terletak di Pulau Bali, gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1.717 meter di atas permukaan laut. Gunung Batur terkenal dengan keindahan alamnya, terutama pemandangan matahari terbit yang dapat dinikmati dari puncaknya.
Bagi saya, menyaksikan sunrise dari Gunung Batur adalah momen yang tak terlupakan.
Perjalanan di mulai jam 3 pagi, kami memulai pendakian di tengah malam yang dingin. Udara pegunungan yang segar menusuk kulit, namun semangat kami tetap membara. Cahaya bulan menjadi satu-satunya penerang jalan setapak yang berkelok-kelok. Sesekali, kami mendengar suara binatang malam yang menambah suasana misterius.
Memandang pagi dari puncak Batur | Foto medeleine
Seiring berjalannya waktu, langit mulai berubah warna. Bintang-bintang yang semula bersinar terang perlahan memudar. Cahaya pertama fajar mulai mengintip dari balik horizon. Warna-warna lembut mulai menghiasi langit, dari ungu muda hingga jingga kemerahan.
Ketika hampir mencapai puncak, saya mulai merasa kelelahan dan akhirnya saya memilih untuk beristirahat sejenak, sedikit timbul rasa ingin turun saja karna puncak gunung batur ini saya rasa sangat sulit di gapai namun, teman teman saya menyemangati saya agar bisa menggapai puncak gunung ini dan menikmati sunrise bersama sama di atas sana.
Akhirnya, kami tiba di puncak. Pemandangan di hadapan kami sungguh menakjubkan. Awan-awan yang menyelimuti danau Batur perlahan tersibak, memperlihatkan keindahan alam yang begitu luas. Dan saat matahari mulai muncul dari balik cakrawala, seketika seluruh langit menjadi terang benderang.
Sinar matahari pagi menyinari puncak gunung, menciptakan pemandangan yang begitu indah dan memukau saat itu saya merasa takjub dan terbayarkan rasa lelah dan cape saya, momen itupun saya tidak bisa melewatkan tentu saja saya dan kawan kawan berfoto dan membuat vidio agar menjadi sebuah kenangan.
Sehabis berfoto kami memutuskan beristirahat sejenak dan menikmati kopi sembari melihat matahari yang mulai tinggi. Mendaki Gunung Batur tentu bukanlah hal yang mudah. Kami harus siap menghadapi medan yang terjal, udara yang dingin, dan kemungkinan kelelahan fisik. Namun, semua kesulitan itu akan terbayar lunas ketika kami berhasil mencapai puncak dan menyaksikan keindahan sunrise.
Memandang pagi dari puncak Batur | Foto medeleine
Perasaan yang kami rasakan saat itu pastilah sangat luar biasa. Rasa lelah dan dingin seketika hilang tergantikan oleh rasa syukur dan kebahagiaan. Kami akan merasa sangat kecil di tengah alam semesta yang begitu luas, namun di saat yang sama kami juga akan merasa sangat terhubung dengan alam.
Setelah cukup beristirahat kami memutuskan untuk turun dalam perjalanan pulang kami sesekali tergelincir karna bebatuan di gunung tersebut cukup licin sehingga kami mulai berpegangan satu sama lain dan saling mengingatkan agar lebih berhati hati. sesampai kami di bawah kami beristirahat sejenak dan membersihkan baju kami yang kotor akibat tergelincir di atas setelah itu kami memutuskan untuk pulang.
Saat perjalanan pulang saya mengajak kawan kawan untuk singgah sebentar di danau batur , mereka menolak tetapi saya sedikit memaksa sehingga mereka mengiyakan ajakan saya,sesampai di danau saya masih sangat bersemangat untuk berfoto dan mengajak mereka untuk berfoto namun mereka sudah sangat kelelahan sehingga mereka memilih untuk duduk dan menikmati saja.
Danau batur | Foto medeleine
Dari segi biaya, pendakian ke Gunung Batur cukup terjangkau. Harga tiket masuk Rp.100.000/asing dan Rp.50.000 untuk local atau domestic dan Harga paket pendakian berkisar antara Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per orang, tergantung pada fasilitas yang disertakan dalam paket tersebut.
Biasanya, harga ini sudah mencakup jasa pemandu lokal, transportasi dari dan ke lokasi, serta sarapan sederhana di puncak. Menggunakan jasa pemandu lokal sangat disarankan, terutama bagi pendaki pemula, karena mereka sangat mengenal jalur dan kondisi medan sehingga dapat memberikan panduan yang aman dan nyaman. [T]
- Catatan:artikel ini merupakan tugas perkualiahan mahasiswa di Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPBI) Bali dalam Program Studi S1 Pariwisata Semester 3