5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Suryasangkala Pura Dalem Dukuh, Mengwitani, Badung: Kemasan Angka dalam Rupa

IGP Weda Adi WangsabyIGP Weda Adi Wangsa
June 21, 2024
inEsai
Suryasangkala Pura Dalem Dukuh, Mengwitani, Badung: Kemasan Angka dalam Rupa

Suryasangkala di Pura Dalem Dukuh, Desa Mengwitani, Badung. Foto: Weda Adi Wangsa

SURYASANGKALA merupakan seni merangkai angka dengan rupa atau simbol lainnya. Jika ditinjau secara etimologis Suryasangkala berasal dari tiga kata yakni surya, sang dan kala. Surya berarti ‘matahari’, sang merupakan partikel penunjuk untuk orang yang dihormati, dan kala berarti ‘waktu’.  Dengan demikian Suryasangkala dapat didefinisikan menjadi penanggalan waktu menurut peredaran matahari.

Penulisan dari Suryasangkala memiliki keunikan, sebab dalam memberikan keterangan tahun, penulis menggunakan relief atau gambar tertentu yang memiliki nilai atau jumlah secara numerik. Pengetahuan tersebut bersumber pada lontar Candrabhumi yang membahas mengenai dasanama atau sinonim kata, dan kreta basa penafsiran arti dari suatu kata.

Lontar Candrabhumi secara rinci menjelaskan mengenai dasar pemilihan kata dengan jumlah numerik yang dimilikinya. Dalam lontar Candrabhumi kata-kata tersebut digolongkan berdasarkan analoginya dan diberikan istilah watek.

Watek dibagi menjadi beberapa bagian yakni, watek tunggal (golongan satu), watek dwa (golongan dua), watek telu (golongan tiga), watek pat (golongan empat), watek lima (golongan lima), watek nem (golongan enam), watek pitu (golongan tujuh), watek wolu (golongan delapan), watek sanga (golongan sembilan), watek dasa (golongan sepuluh), watek das (golongan nol) (Sukersa dalam Prabhajnana, 2018: 152).

Selain beberapa watek, juga didasarkan pada ketentuan guru. Guru dibagi menjadi delapan yakni, guru dasanama, guru sastra, guru, wanda, guru warga, guru karya, guru sarana, guru darwa, guru jarwa. Beberapa pedoman pokok yang telah disebutkan mesti dipertimbangkan kembali dengan serius, mengingat para penulis dari Suryasangkala kadang kala memiliki interpretasi yang berbeda pada gambar atau simbol-simbol tertentu.

Penggunaan dari Suryasangkala salah satunyadapat ditelusuri di Pura Dalem Dukuh yang terletak di Banjar Sila Dharma, Desa Adat Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung, Bali.

Beberapa hari yang lalu saya nangkil untuk bersembahyang di Pura Dalem Dukuh. Kebetulan pada areal tengah atau madya mandala Pura terdapat pelinggih di posisi timur menghadap barat. Menurut pengempon Pura, pelinggih tersebut dibangun untuk menggantikan pohon beringin kembar yang dahulunya tumbuh di posisi tersebut.

Karena ketinggian pohon beringin itu sudah melewati batas bahkan melewati wilayah Pura, maka para pengempon Pura sepakat untuk mrelina atau memotong dan mencabut pohon beringin tersebut. Sebagai penggantinya pengempon pura harus membuat sepasang pelinggih sebagai stana dari penunggu yang terdapat di pohon beringin kembar tersebut. Suatu hal yang unik, secara tidak sengaja saya melihat relief berupa gambar bulan, gajah, naga dan bhuta pada tembok pelinggih itu.

Gambar itu dilengkapi pula dengan angka aksara Bali di sampingnya, maka terbesit di pikiran, ini pasti Suryasangkala. Penyusunan Suryasangkala didasarkan pada peredaran  matahari yang terbit dari timur, karena timur dianggap awal atau dianalogikan sebagai kepala. Maka dari itu cara menyusun dan membacanya dari angka pertama. Setelah menyusun dengan sederhana angka-angka yang terdapat pada gambar tersebut maka diperoleh angka 1885 Caka.

Gambar sengaja saya tampilkan secara terpotong, karena letak dari masing-masing gambar tersebut cukup berjauhan. Sekarang mari kita coba interpretasikan gambar dan bagaimana gambar tersebut memiliki nilainya masing-masing.

  • Gambar pertama merupakan bulan dengan Dewi Sasi berada di tengahnya. Bulan merupakan planet yang hanya ada satu di dunia, seperti matahari atau surya. Jadi gambar bulan memiliki jumlah satu (1).
  • Gambar kedua merupakan gajah. Sesuai dengan penggolongan dari lontar Candrabhumi gajah termasuk pada golongan delapan atau watek wolu. Serta termasuk pada acuan guru sastra. Gajah dalam bahasa Jawa Kuno disebut hasti, kata hasti memiliki kedekatan dengan kata hasta yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti delapan. Jadi Gajah pada gambar kedua sesuai dengan aksara yang mendampinginya yakni delapan (8).
  • Gambar ketiga merupakan naga. Naga memiliki nilai yang sama dengan gajah yakni delapan. Karena dalam lontar Candrabhumi, naga termasuk dalam golongan delapan memiliki nilai (8) watek wolu.
  • Gambar keempat merupakan bhuta. Bhuta menurut lontar Candrabhumi memiliki nilai lima (5). Hal tersebut didasarkan pada lima unsur pembentuk dalam agama Hindu yang dikenal dengan Panca Maha Bhuta.

Setelah mendapatkan tahun 1885 Caka, mari kita tambahkan 78. Karena jarak antara tahun caka dengan tahun masehi adalah 78 tahun. Setelah dijumlahkan didapatkan angka 1963 yang merupakan tahun masehi dari pembangunan pelinggih tersebut. Lantas siapa orang yang memahat relief tersebut? Interpretasi sementara saya adalah beliau yang bernama pekak Lahi.

Dugaan tersebut didasarkan pada kunjungan pada tahun 2023 dengan tim Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Badung di rumah masyarakat yang leluhurnya adalah seorang penulis lontar. Rumah tersebut terdapat di lingkungan Banjar Wira Dharma, Desa Adat Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung. Di rumah tersebut didapati pula beberapa lontar dengan penanggalan Suryasangkala. Gambar tersebut sangat mirip dengan relief yang terdapat di Pura Dalem Dukuh, Mengwitani.

Suryasangkala pada lontar milik keluarga Pekak Lahi | Foto: Weda Adi Wangsa

Gambar di atas merupakan Suryasangkala karya dari pekak Lahi. Suryasangkala tersebut menampilkan gambar bulan, gajah, naga dan api. Bulan masih bernilai satu seperti ulasan diatas, begitu pula dengan gajah dan naga bernilai delapan, serta api memiliki nilai lima. Api identik dengan Tri Agni atau tiga macam api yang terdiri dari, Ahawanyaghni yaitu api untuk memasak, Grhaspatyaghni adalah api sebagai saksi dalam upacara perkawinan, dan Citaghni yaitu api dalam diri yang identik dengan peleburan Panca Mahabhuta. Setelah mendapatkan nilai dari masing-masing gambar dapat disimpulkan tahun penulisan lontar tersebut adalah 1883 Caka.

Setelah dipastikan kepada pihak pura memang benar pekak Lahi merupakan seniman yang memahatkan relief tersebut pada tembok pelinggih Pura Dalem Dukuh. Karya Suryasangkala pekak Lahi juga ditemukan di wilayah Banjar Celuk, Desa Adat Kapal, Badung tepatnya di rumah warga yang terletak di utara Pura Purusadha. Gambar Suryasangkala yang sama juga ditemukan lebih awal sekitar tahun 2022.

Suryasangkala karya Pekak Lahi, lontar milik keluarga Pan Korni, Kapal | Foto: Weda Adi Wangsa

Gambar selanjutnya juga merupakan Suryasangkala karya dari pekak Lahi. Nampaknya pekak Lahi gemar menggunakan simbol bulan gajah dan naga, namun perbedaannya kali ini adalah terdapat kupu-kupu. Kupu-kupu dianalogikan adalah hewan yang memiliki sayap, sehingga nilai sayap berjumlah dua. Maka dari gambar diatas tahun penulisannya adalah 1882 Caka.

Jika dilacak dari beberapa temuan lontar dan relief di Pura Dalem Dukuh dapat diinterpretasikan bahwasannya Pekak Lahi seorang seniman yang gemar merangkai angka dengan rupa. Setiap detail lukisan beliau mengandung nilai yang tentu harus kita ketahui sebagai generasi. Sekian cerita dari Desa Tani, Mengwitani. Samapta ri āṣāḍa masa, kang ṡakaning basundari Sang Hyang Gana anyangga catur yuga ikang bhumi. [T]

“Pararudan”: Jalinan Kekerabatan Para Leluhur Beringkit-Gegelang
Perjalanan Dari Jantung Ubud Menuju Setra Dalem Puri Pada Puncak Pelebon Puri Agung Ubud
Ogoh-Ogoh Kreasi Ngurah Vandji di Mengwi: Memaknai Peradaban Air
Tags: MengwiMengwitaniPuraSuryangkala
Previous Post

Pelegongan Klasik dari Sanggar Seni Cudamani: Indah dan Memukau

Next Post

“Bali Sing Ngelah Mémé Bapa” [1]: Kepemimpinan dan Joged Jaruh

IGP Weda Adi Wangsa

IGP Weda Adi Wangsa

I Gusti Putu Weda Adi Wangsa, mahasiswa Prodi Jawa Kuno, FIB Unud. Akun Instagram: igstngrweda_

Next Post
“Bali Sing Ngelah Mémé Bapa” [1]: Kepemimpinan dan Joged Jaruh

"Bali Sing Ngelah Mémé Bapa" [1]: Kepemimpinan dan Joged Jaruh

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara
Panggung

Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara

ADA enam flm pendek produksi devisi film Mahima Institute Indonesia (Komunitas Mahima) diputar di Kedai Kopi Dekakiang dengan tema “BERTUMBUH”,...

by Sonhaji Abdullah
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co