2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Masa Depan Menunggumu, Ketut! – Berjalan 2 Jam ke Sekolah Lintasi Hutan itu Soal Kecil

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inKhas

Ketut Sugiantara/Foto-foto: Nugraha Hardiyanta

528
SHARES

JANGAN gundah, Ketut, masa depan yang nun jauh di sana, kini sedang menunggumu. Jika kamu harus bangun dinihari, lalu berjalan kaki dari rumah yang terpencil, melewati kebun dan hutan selama sekitar dua jam menuju sekolah, ah, itu perkara kecil. Tidak semua anak bisa melakukannya.

Bangunlah lebih dinihari, semasih orang-orang mendekap bantal di kamar yang dingin oleh AC. Berjalanlah lebih cepat, semasih orang-orang pusing soal tagihan listrik, tagihan telepon-internet, tagihan bank, dan tagihan kredit mobil.

Jalan kaki, bagi kamu, adalah ritual alami yang tak banyak orang bisa lakukan di abad yang lari cepat ini. Tapi, selagi orang-orang lain lengah, melesatlah kamu ke nun jauh, masa depan menunggumu.

Namamu Ketut Sugiantara, usia 11 tahun, lahir di sebuah rumah tanpa listrik di pedalaman Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali. Kamu lahir 25 September 2005 ketika bangsa ini mengaku sangat maju secara ekonomi, namun sering kacau secara politik. Kamu pasti tak tahu itu.

Ya, bagaimana kamu bisa tahu jika bangsa ini sudah maju, sedangkan untuk menerangi rumahmu yang di puncak perbukitan itu saja bapakmu masih harus memompa petromak.

Di mana kamu sekolah? Oh, di SDNegeri 4 Sudaji. Jaraknya sekitar 7 kilometer dari rumahmu. Mencapainya pun tak mudah. Kamu harus jalan kaki melintasi kebun dan hutan, sesekali meniti jembatan, hanya untuk mendapatkan ilmu di sekolah milik pemerintah itu. Sungguh, siapa pun akan bangga padamu.

Kamu hebat, karena sesungguhnya kamu sudah mendapatkan berbagai pelajaran jauh sebelum kamu menginjakkan kaki di pintu kelas, terutama pelajaran untuk bertahan hidup sekaligus pelajaran tentang bagaimana berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menuju masa depan yang lebih cerah.

***

PAGI itu, di sekitar Hari Pendidikan Nasional, awal Mei 2017, kamu sudah bangun sejak beberapa jam lalu. Kamu menyiapkan buku, sarapan seadanya, dan bersiap jalan kaki ke sekolah. Hari itu, kamu terpaksa sendirian menjejakkan kaki di jalan setapak di sela kebun dan hutan, karena adikmu, Gede Ariawan (8), sedang sakit dan tak bisa masuk sekolah. Si adik sakit mungkin karena kehujanan pulang sekolah beberapa hari sebelumnya.

Sendirian kamu melangkah. Kamu tak pernah menyerah pada keadaan. Raut wajahmu alami, senyummu seperti daun yang mengembang di semak-semak. Tak terlihat tapi hidup. Sekolah, kamu tahu itu, adalah tempat formal untuk belajar. Kamu harus pernah masuk ke situ jika ingin dianggap sebagai “orang” di masa depan.

“Saya sudah biasa jalan kaki,” katamu.

Berjalan kaki di tengah kebun, bagi orang kota, mungkin dianggap tamasya, tapi bagi kamu jalan kaki adalah rutinitas yang tak luar biasa. Tapi, yang luar biasa, adalah karena tak banyak yang melakukannya.

“Kadang saya jalan bersama Ibu kalau Ibu belanja ke pasar,” ujarmu.

Kamu harus setiap hari bawa payung. Jaga-jaga jika turun hujan. Yang kamu sayangkan jika hujan adalah buku pelajaran jadi basah. Kalau badan kehujanan, katamu, tidak apa-apa. Waduh, kamu tahu bagaimana cara menyelamatkan masa depan, tapi kamu kadang tak hirau pada badan. Tapi semangat perjuangan dan alam di sekitar mungkin telah membentuk badanmu menjadi lebih kuat.

***

Di sekolah kamu punya banyak teman. Itu bagus, meski kebanyakan teman-temanmu juga seperti kamu, lahir dari keluarga tak mampu dengan orang tua yang hanya mengandalkan upah buruh dan hasil kebun. Dan hanya sebagian kecil saja anak-anak memiliki orang tua dengan tingkat kesejahteraan yang baik. Jadi, belajar baik-baik, berteman baik-baik, kelak kamu dan teman-teman bukan hanya bisa membangun desa, melainkan juga membangun bangsa.

“Boleh dibilang, sebagian kecil orangtua para murid hidup pada golongan menengah. Kebanyakan dari keluarga prasejahtera,” kata Kepala Sekolah SD N 4 Sudaji I Nyoman Mertana.

Ketut Sugiantara selalu membawa payung meski musim kemarau, jaga-jaga jika hujan

Yakinlah, kepala sekolah dan guru-guru di sekolahmu adalah orang-orang baik. Mari kita doakan agar mereka terus bisa membimbing kamu dan teman-temanmu dengan setia dan sabar. Jika kamu telat, misalnya karena hujan lebat sehingga langkahmu sempat tercekat di tengah jalan, mohonlah maklum dan mereka akan memakluminya.

Atau jika sarana yang kamu miliki tak cukup untuk memenuhi standar pelajaran, maka mohonlah bimbingan lebih bijak. Jika sarana di sekolahmu juga kurang, karena sekolah itu juga berada di desa, maka belajarlah lebih giat dengan cara yang lain. Kepala sekolah dan gurumu pasti bakal semangat jika kamu dan teman-teman juga semangat.

“Anak-anak memiliki semangat belajar sangat tinggi, yang membuat kami jadi makin bersemangat mengajar,” kata Mertana, sang kepala sekolah. Nah, kan?

***

NAMAMU Ketut Sugiantara, 11 tahun, lahir di sebuah rumah tanpa listrik di pedalaman Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali. Kamu lahir 25 September 2005 ketika bangsa ini mengaku sangat maju secara ekonomi, namun sering kacau secara politik. Kamu pasti tak tahu itu. Ya, bagaimana kamu bisa tahu bahwa bangsa ini sudah maju, sedangkan untuk menerangi rumahmu yang di puncak perbukitan itu saja bapakmu masih harus memompa petromak.

Namun kamu memang anak yang bukan hanya disiplin sekolah, namun juga disiplin mengumpulkan bekal untuk sekolah. Kamu membantu orang tuamu memelihara sapi, sebuah hal yang tak banyak dilakukan anak-anak zaman kini. Anak-anak di tempat lain mungkin sudah memelihara celengan yang diisi setiap hari oleh orang tua mereka.

Selepas sekolah, setelah ganti seragam dan makan siang, kamu tak tinggal diam. Kamu melesat ke kebun mencari rumput untuk dua ekor sapi peliharaan. Kamu pasti tahu, jika sapi besar, itulah bekal nanti untuk kamu melanjutkan sekolah. Mungkin sampai SMP, mungkin sampai SMA, mungkin hingga kuliah.

Kerta Masiada, Kepala Dusun Kaje Kauh, Desa Sudaji, sempat ke rumahmu. Kepala Dusun itu menemui ayahmu, Gede Mertayasa, untuk meminta fotocopy KTP dan KK. Mungkin jika beruntung, dengan fotokopi KTP dan KK itu, Kepala Dusun akan mengajukan permohonan kepada pemerintah agar keluargamu dibantu. Berdoalah agar pemerintah selalu baik hati kepada orang-orang yang tidak mampu.

Saat Kepala Dusun datang, konon, kamu dan adikmu sedang menyabit rumput untuk makanan sapi. Dan memang begitulah selalu. Rajin dan ulet, pada saat ada atau tak ada bantuan. Seperti ayahmu, yang dulu sempat kerja tak tetap jadi buruh bangunan, kini sudah menikmati bekerja sebagai pembuat gula aren. Tahukah kamu, membuat gula aren adalah pekerjaan yang amat keren. (T/ditulis berdasar reportase Nugraha Hardiyanta).

Tags: desaekonomikemiskinanPendidikansekolah
Previous Post

Krayon Hijau Capek Mewarnai Tumbuhan – Dongeng Pendidikan tentang Warna

Next Post

Jejak Genteng di Tanah Pejaten – Dari Era Barter hingga Zaman Pariwisata

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

Jejak Genteng di Tanah Pejaten – Dari Era Barter hingga Zaman Pariwisata

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co