2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ketika Siswa SMA di Kota Denpasar Berdebat dalam Bahasa Bali

I Made SudianabyI Made Sudiana
February 12, 2022
inEsai
Ketika Siswa SMA di Kota Denpasar Berdebat dalam Bahasa Bali

Salah satu peserta dalam lomba debat bernahasa Bali di Kota Denpasar

Bulan Bahasa Bali menyajikan mata lomba debat berbahasa Bali setiap tahunnya. Tahun 2022 ini debat berbahasa Bali diselenggarakan juga. Selain dan sebelum di tingkat provinsi, lomba debat berbahasa Bali juga dilaksanakan di kota/kabupaten di Bali.

Di Kota Denpasar lomba debat berbahasa Bali dilaksanakan hari Jumat, 11 Februari 2022 bertempat di Wantilan Lokanatha, Lumintang, Denpasar. Lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Denpasar ini sedianya dilaksanakan di aula Dinas Kebudayaan Kota Denpasar. Lomba debat dipindah dengan alasan tertentu. Lomba ini diikuti delapan SMA negeri dari sembilan SMA negeri yang ada di Kota Denpasar.

Tahun ini Putra Suarjana, Ari Suprapta, dan saya “didaulat” untuk menjadi juri lomba debat berbahasa Bali dalam rangka Bulan Bahasa Bali Kota Denpasar 2022. Ini adalah kali pertama saya menjadi juri lomba debat berbahasa Bali. Banyangan saya debat dalam lomba ini akan seru, akan banyak hal yang manarik yang akan terjadi.

Seperti biasa, debat dikuti oleh tim. Setiap tim terdiri atas tiga orang. Dalam lomba peserta mendapat undian topik debat. Topik tersebut dundi dalam setiap tahapan lomba. Ada lima topik yang disajikan oleh panitia. Topik sudah ditentukan dalam bahasa Bali, yaitu tentang (1) Pergub Bali Nomor 24 Tahun 2020, (2) sastra Bali, (3) pariwisata Bali, (4) warga Bali, dan (5) upacara-upacara di Bali. Semua topik berkaitan dengan air sesuai dengan tema, yaitu danu atau ranu yang bermakna ‘air’.

Dua tim yang berhadapan dibagi dua, yaitu tim pro dan tim kontra. Penentuan tim yang pro dan kontra dilakukan dengan suit. Kedua tim dalam lomba berdebat mengenai salah satu topik yang didapat. Kalau ada dua tim yang berhadap-hadapan tentu seharusnya disebut pertandingan, seperti pertandingan badminton dan sejenisnya. Ini dua tim yang berhadapan disebut lomba, entahlah. Terima sajalah, ini lomba, lomba debat, bukan pertandingan debat. Mungkin lebih pas debat saja. Mungkin karena ada pemenangnya disebutlah dengan lomba. Yang dipilih bukan pertandingan, sekali lagi lomba.

Sebagai orang bahasa, saya akan berbicara tentang penggunaan bahasa dalam debat tersebut. Debat ini menggunakan bahasa Bali, ya, namanya saja debat berbahasa Bali, tentu bahasa yang digunakan adalah bahasa Bali.

Bagaimana penguasaan atau kemahiran berbahasa Bali perserta debat?

Dalam catatan tim juri yang disampaikan oleh ketua tim juri, Putra Suarjana, sebelum dibacakan pemenang lomba bahwa masih banyak yang perlu dilatih dari peserta, terutama sisi kemahiran berbahasa di samping penguasaan topik debat. Dikatakan kemahiran berbahasa menyangkut cara mengemukakan pendapat atau argumen. Dari sisi materi, tentu pengenalan istilah-istilah mengenai topik yang didapat perlu dikuasai untuk dapat mengungkapkan ide dengan tepat.

Secara pribadi ada beberapa hal yang manarik perhatian saya. Pertama, membangun argumen dalam bahasa Bali, baik pro maupun kontra. Kedua, cara penyampaian  argumen menggunakan bahasa Bali. Ketiga, metode penyampaian argumen supaya efektif karena ada batas waktu. Ini pula yang menjadi penilai juri, yang meliputi isi, gaya, dan strategi.

Rata-rata peserta—delapan peserta—mampu mengungkapkan pidato substantif di awal selama 7 menit dengan baik dalam bahasa Bali. Hal ini termasuk mengenalkan asal sekolah dan nama anggota tim. Mungkin karena disiapkan jauh hari sebelum perlombaan. Hal ini sangat berbeda ketika debat sudah berlangsung. Walaupun topik debat sudah diterima peserta sebelum lomba, peserta kesulitan berbahasa Bali ketika mengadu argumentasi pro dan kontra ketika berdebat.

Selanjutnya, pembicara kedua diberikan waktu 3 menit berargumen atau menyanggah, bahasa yang digunakan mulai tidak terkendali dan cenderung kacau dari sisi struktur kalimat dan pilihan katanya. Kadang ada jeda sesaat karena mereka mungkin berpikir bagaimana mengungkapkan idenya dalam bahasa Bali. Tidak hanya jeda, kadang senyap sesaat dan ada yang sampai dibantu teman timnya. Demikian juga waktu 2 menit diberikan kepada pembicara ketiga untuk memberikan pernyataan penutup. Kemahiran berbahasa Bali menurut saya sangat perlu dilatih untuk mengikuti debat berbahasa Bali ini, di samping penguasaan topik debat.

Dari sisi kosakata, untuk kata pro sudah sangat umum digunakan cumpu, sedangkan untuk kata kontra sama sekali tidak digunakan tangkas (istilah bahasa Bali). Yang sering digunakan adalah nénten cumpu. Ini memperlihatkan kurangnya perbendaharaan kosakata yang mendasar peserta tentang istilah dalam debat dalam bahasa Bali. Hal mendasar seperti ini perlu diperhatikan oleh peserta, terutama pembina ke depan. Peserta setidaknya dan sedapatnya menggunakan istilah-istilah dalam bahasa Bali atau istilah yang sudah diserap ke dalam bahasa Bali.

Salah satu peserta dalam lomba debat berbahasa Bali di Kota Denpasar

Berikut ini beberapa kesalahan umum yang dilakukan peserta dari sisi bahasa pada saat lomba.

Pertama, ketika mengenalkan diri, banyak peserta salah menggunakan kata wasta, mawasta ‘nama, bernama’. Kesalahan yang fatal dan itu terjadi berulang ketika salah seorang pembicara mengenalkan temannya dengan ring tengen titiang mawasta …. ‘di sebelah kanan saya bernama …’. Seharusnya menurut struktur, ring tengen titiang … ‘di kanan saya …’, wastan titiang … ‘nama saya …’, atau titiang … ‘saya …’. Yang fatal juga ketika mengenalkan teman setimnya, pembicara pertama mengenalkan dengan timpal tiang mawastan …. Mungkin karena keliru dengan sebutan wastan titiang …. Hal ini terjadi beberapa kali dan kesalahannya konsisten. Artinya, peserta tersebut memang itu keliru dan tidak menyadari kekeliruannya.

Kedua, ketika menggunakan kalimat aktif atau pasif, banyak perserta tidak meyadari kalimatnya bermasalah dari sisi aktif pasifnya. Penggunaan kalimat aktif dan pasif tidak jelas. Banyak peserta tidak bisa membedakan antara kalimat aktif dan kalimat pasif. Contohnya: indik punika sampun iraga kalaksayang. Yang seharusnya: indik punika sampun kalaksanayang (olih) …. Yang aktif adalah nglaksanayang, sedangkan pasif adalah kalaksanayang.

Ketiga, ketika menggunakan imbuhan nasal, banyak peserta yang salah menggunakan imbuhan tersebut. Pembentukan kata dengan pengimbuhan awalan nasal (N-), seperti ny, m, n, ng. Misalnya: N- + jaga menjadi nyaga ‘menjaga’, bukan ngajaga. Beberapa peserta berulang kali mengatakan ngajaga yang semestinya nyaga. Hal ini tentu berbeda dengan ma- + jaga menjadi majaga ‘berjaga’.

Keempat, ketika menggunakan akhiran –ang, -in, -an, banyak peserta yang belum memahami penggunaan akhiran itu secara tepat. Pengguna bahasa Bali memang sering sudah menggunakan akhiran ini. Lebih-lebih penutur bahasa Bali di Kota Denpasar yang penggunaan akhiran ini tidak selengkap penutur bahasa Bali dari Klungkung, Karangasem, atau Buleleng. Misalnya: sakadi sampun kauniningan, …, seharusnya sakadi sane sampun kauningin, ….

 Kelima, ketika menggunakan kata depan, banyak peserta yang tidak tepat dalam pemilihan kata depan tersebut. Ketidaktepatan penggunaan kata depan terutama pada penggunaan kata depan antuk dan saking. Kata depan antuk dalam bahasa Bali sering dipadankan oleh peserta dengan untuk dalam bahasa Indonesia. Tentu hal ini keliru. Kata depan antuk sepadan dengan oleh dalam bahasa Indonesia. Demikian juga kata saking yang sepadan dengan dari dalam bahasa Indonesia yang seharusnya digunakan untuk menunjukkan tempat atau asal. Peserta  keliru, kata depan saking dipadankan dengan pada atau di. Seharusnya yang digunakan adalah ring ‘pada atau di’ yang menunjukkan tempat, bukan saking.

Ada beberapa lagi kesalahan yang sempat saya catat. Semua kesalahan tersebut semestinya bisa dikurangi ketika kita mau menyadari kesalahan itu dan memperbaiki kesalahan itu. Untuk itu, besar harapan saya kepada pembina peserta debat di masa yang akan datang atau pada lomba di tingkat provinsi memperhatikan hal seperti ini.

Kesalahan dalam berbahasa bisa kita perbaiki bersama. Mari bersama-sama kita memperbaiki diri dalam berbahasa, baik tulis maupun lisan.[T]

Tags: Bahasa BaliBulan Bahasa BaliKota Denpasar
Previous Post

“Kelompok Seketika” Juara Satu Lomba Musikalisasi Puisi Bulan Bahasa Bali 2022

Next Post

Gol A Gong | Atlet Badminton, Novelis, Duta Baca, Membangun Rumah Dunia

I Made Sudiana

I Made Sudiana

Lahir di Tabanan tahun 1974. Sekarang sebagai peneliti bahasa di Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sebelumnya bekerja di Balai Bahasa Provinsi Bali.

Next Post
Gol A Gong | Atlet Badminton, Novelis, Duta Baca, Membangun Rumah Dunia

Gol A Gong | Atlet Badminton, Novelis, Duta Baca, Membangun Rumah Dunia

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co