7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Durga Murka di Taman Dedari | Nomor Pendek di Ubud Performing Art Moving II

Jong Santiasa PutrabyJong Santiasa Putra
December 18, 2021
inUlasan
Durga Murka di Taman Dedari | Nomor Pendek di Ubud Performing Art Moving II

performing art Murka garapan Tisha Sara dan Aga di Ubud Performing Art Moving II, Taman Dedari - The Royal Pitamaha, Ubud, pada Jumat 17 Desember 2021.

Dua orang penari meliak-liuk di atas panggung, penari perempuan tampak mendominasi gerakan. Bekal tubuhnya tidak tampak seperti penari Bali, perempuan yang mengenakan pakaian dari rangkaian pis bolong itu berulang kali menyusur bagian-bagian panggung yang kosong.

Sementara penari laki-laki, hanya mengenakan kulot masuk ke panggung, menari seperti menghempaskan udara sekitarnya, perlahan, senapas dengan senandung yang dilafalkan seorang penyanyi yang mengenakan pakaian serba hitam.

Adegan-adegan sembrautan, menelisik pendaran lampu-lampu yang jatuh di lantai. Dentuman musik semakin keras tak berarah, kadang kepala saya ikut bergoyang, kadang diam begitu saja, membiarkan pekaknya menggempur telinga.

Semakin pekak, semakin cepat dua penari bergerak, tubuhnya dipaksa menyentuh batas maksimal,  akhirnya penari perempuan berteriak kencang – berulang kali.

Sekiranya begitulah tangkapan visual mata saya atas performing art Murka garapan  Tisha Sara dan Aga di Ubud Performing Art Moving II, Taman Dedari  – The Royal Pitamaha, Ubud, pada Jumat 17 Desember 2021.

Garapan tersebut mengisahkan Dewi Durga yang murka. Pada premis awal pembawa acara menanyakan kepada penonton, apakah kemarahan Dewi Durga mampu mengalahkan seluruh dimensi ego para laki-laki ?

Performing Art biasanya akan mengacu pada suatu wacana tertentu, lebih banyak akan bermain pada kilasan simbol, makna sebagai rentang daya ungkap penciptanya. Saya pun menangkap sejumlah simbol, baik benda, adegan atau ruang yang diperkosa oleh Tisha dan Agha.

. Performing art Murka garapan Tisha Sara dan Aga di Ubud Performing Art Moving II, Jumat 17 Desember 2021

Panggung yang disediakan panitia di Taman Dedari itu, berukiran Boma di atas pintu utama,  ukiran khas Bali di sejumlah sisinya, serta beberapa meja bundar yang saya rasa diperuntukan untuk menyantap hidangan bersama keluarga. Ruang mapan tersebut justru bertolak belakang dengan nomor pendek yang mereka sajikan.

Ketegangan visual itu sangat terasa, setidaknya untuk saya pribadi dalam kacamata penonton yang ingin meminta lebih pada pencipta. Alur dramatik sengaja dibuat acak-acakan, mesti samar-samar dapat terbaca dari pola aksi reaksi gerak penari. Pada bagian menuju klimaks justru mereka tampak menghanyutkan, ini sangat terbantu dari komposisi musik yang saya rasa, memberi warna lain pada panggung mapan itu.

Selain itu saya tertarik dengan pakaian yang dikenakan oleh penari perempuan, rangkaian dari pis bolong (uang berlubang). Pis Bolong  kita kenal sebagai alat tukar  pada zaman dahulu, merupakan satu jejak alkulturasi dari bangsa tionghoa yang datang ke Bali untuk berdagang. Bahkan alkulturasi ini berlanjut pada ritus ritual yang orang Bali saat itu.

Konteks kebudayaan itu hadir sebagai pakaian, didesain menyerupai bikini  berumbai-rumbai. Yang mungkin saja jika didengarkan secara teliti, menghasilkan bunyi gesek – kecil. Pis bolong yang kita kenal berwarna hitam, atau keperakan direkonstruksi menjadi warna emas, salah satu warna Bali untuk meneguhkan kemegahan.  

. Performing art Murka garapan Tisha Sara dan Aga di Ubud Performing Art Moving II, Jumat 17 Desember 2021

Ada semacam simbol sejarah dialihwanahakan ke bentuk oleh Tisha Sara yang berprofesi sebagai fashion design. Namun sayang garapan tubuhnya belum matang, sehingga terkesan urakan, menihilkan pemaknaan secara keseluruhan. Simbol-simbol harus dibaca ulang lagi, tidak menyatu dalam kesatuan sajian pertunjukan. Tidak sebagai informasi terang dalam teks pementasan.

Tentu ruang menjadi pertimbangan saya untuk menelisik pementasan tersebut, di Taman Dedari yang sejumlah sudutnya dipenuhi dengan patung bidadari, cantik, gigantik, dan penuh estetika keindahan. Tiba-tiba nyempil, ada Dewi Durga menari dalam kemarahannya.

Pertanyaannya, apa yang membuat Dewi Durga marah di tempat yang indah seperti itu? Dalam pementasan ini tidak terjawab dalam teks adegan, terjawabnya lebih dulu oleh pembawa acara yang membacakan sinopsis, sebelum murka dipentaskan.

Saya sungguh  mengimajinasikan pementasan Murka ditonton dalam sebuah lingkaran kecil yang dipenuhi oleh penonton. Penonton sebagai ulak alik teks kini, bersanding dengan cerita maha Dewi Surga yang menyeruak di kerumunan. Semacam menonton tajen, yang setiap orangnya bertaruh. Kemudian penari meliuk jatuh mendorong barisan penonton, lalu penari lainnya berlarian di tengah kerumunan. Tapi sekali lagi ini hanya saran dari penonton yang ingin lebih.

Murka hadir sebagai pentas pembuka Ubud Performing Art Moving II. Tidak hanya nomor pertunjukan pendek yang dihadirkan di sana, ada pula pemutaran film, diskusi gagasan, karya musik, pameran dan  lain sebagainya. Sebagian besar yang mengikuti ialah kawan-kawan yang berkesenian di Ubud.

Ajang ini menjadi penting dalam melihat geliat anak muda Ubud, serta hadir pula kawan-kawan di luar Ubud untuk memeriahkan  acara. Tapi lebih jauh dari pada itu sebenarnya terjadi pertukaran ilmu pengatahuan, estetika berkesenian serta kerja-kerja artistik seniman antar daerah di Bali.

. Putu Septa

“Ya bener, biar semua kawan-kawan muda di Ubud dapat berpartisipasi, ini menjadi ajang unjuk lah, sebagai ruang yang bisa direspon bagaimanapun bentuknya” ujar Putu Septa Adi, kawan saya yang terlibat langsung dalam perhelatan tersebut.

Setelah pementasan Murka ada pementasan yang lain seperti Titi Indrayanti membawakan fashion show, Swaradanta, Putu Septa, Kerta Art, Napak Tuju, Ryan, Taru Art, Reindra, Devi and Friend.

. Garapan Swadanta di Ubud Performing Art Moving II, Jumat 17 Desember 2021

Pertunjukan akan berlanjut pada Minggu, 19 Desember 2021, di waktu dan tempat yang sama Adapun penampilnya ialah Vinaya Boutique Ft. Artha Meru With Mariani Oelong, Tudi by Dyah Pradnya, Janurangga, Dewa Ayu Eka Putri dan Komang Sraya, Juliantara, SMK N 3 Sukawati, Mang Werdi, Oming Sri, Jodi, Pengangge Art dan Teater Kalangan.

Jika berluang mari menonton ke Ubud. [T]

Tags: Art Balibaliseni pertunjukanUbudUbud Performing Art Moving
Previous Post

“Getah Uyung”, Kelompok Tani, Bukan Tani Cengkeh, Bukan Kopi, Tapi Pohon Aren

Next Post

Lewati 3 Dinas 4 Kadis, Jalan Berliku Proyek Taman Bung Karno di Buleleng

Jong Santiasa Putra

Jong Santiasa Putra

Pedagang yang suka menikmati konser musik, pementasan teater, dan puisi. Tinggal di Denpasar

Next Post
Lewati 3 Dinas 4 Kadis, Jalan Berliku Proyek Taman Bung Karno di Buleleng

Lewati 3 Dinas 4 Kadis, Jalan Berliku Proyek Taman Bung Karno di Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co