3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pandemi, Belajar Mendengar dari Sang Kresna

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJbydr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ
May 8, 2020
inEsai
Ketidakpastian Pandemi: Dukungan Psikososial Vs Teori Konspirasi

Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha

76
SHARES

Kali ini saya ingin membahas beberapa hal yang mungkin kita tidak pikirkan. Cobalah Anda berkunjung ke rumah sakit di masa pandemi Covid-19 saat ini . Betapa sepi, berbanding terbalik dari yang biasanya banyak orang mengantri di poliklinik seperti di waktu normal. Selain rumah sakit, puskesmas juga terlihat sepi, bahkan sudah membatasi kunjungan. Tak hanya itu, praktik swasta juga sepi.

Biasanya yang kita tahu, jika fasilitas kesehatan sepi ada dua kemungkinan; pertama, memang masyarakat kondisinya lebih sehat jadi jarang membutuhkan layanan kesehatan. Beberapa kawan dan klien saya berkelakar, berarti virus Corona di masa pandemi ini mampu menyehatkan masyarakat.

Kita ingat betapa penuhnya rumah sakit, puskesmas dan praktik swasta ketika sebelum ada pandemi. Saat pandemi ada, pasien sepi. Ini bisa diartikan orang yang sakit jumlahnya sedikit. Bisa jadi. Atau kemungkinan kedua, sebetulnya angka kesakitan cukup tinggi tetapi orang masih menahan-nahan dan memilih tinggal di rumah, tidak berobat dan memeriksakan diri ke layanan kesehatan.

Di bulan-bulan ini mungkin BPJS untung, karena tidak banyak klaim yang dibayarkan untuk membayar biaya perawatan masyarakat. Hal ini berimbas pada para pasien yang mengalami gangguan kronis menjadi putus obat. Tanpa kita sadari, itu bisa menjadi bom waktu.

Coba lihat, betapa banyak misalnya pengidap kanker yang harus ditunda perawatan atau operasinya, menunggu tes Covid-19. Jika pasien sepi tiba-tiba artinya juga cukup banyak yang mengalami putus obat, misalnya pada pengidap hipertensi dan diabetes. Itu sangat berbahaya karena nantinya akan ada ledakan angka kesakitan sangat besar dengan tingkat keparahan yang tinggi.

Gangguan Mental

Bagaimana dengan pasien gangguan mental? Banyak yang belum tahu bahwa untuk gangguan mental pekerjaan rumah kita sangat  banyak. Misalnya, angka gangguan emosional atau depresi pada orang dewasa di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 adalah 6 % dari total jumlah penduduk. Tetapi hanya 9 % dari yang mengalami depresi mencari pertolongan atau berobat ke layanan kesehatan.

Sumber literatur mengatakan, ketika wabah terjadi angka gangguan depresi akan meningkat bahkan hingga dua kali lipat. Kalau angkanya misalkan menjadi 12 % tetapi yang berobat hanya 9 % di masa normal, berarti bisa dibilang dari 10 orang pengidap depresi, 1 orang belum tentu mendapatkan pengobatan. Betapa luar biasa potensi masalah yang ada.

Apalagi di Bali, untuk gangguan jiwa berat atau skizofrenia angkanya menduduki peringkat pertama di Indonesia yakni 11 per 1000 rumah tangga mengalami skizofrenia. Tidak semuanya berobat, apalagi di saat wabah seperti sekarang. Kalau tidak kita tangani akan timbul masalah yang luar biasa besar di kemudian hari.

Kita bisa baca dan tonton pada berita-berita tentang bunuh diri, atau Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang menggelandang di jalan yang ditangkap dan dibawa ke rumah sakit jiwa untuk diobati. Cara terbaik mengatasi hal ini adalah mencegah, selalu seperti itu. Kita semua bisa belajar dari para leluhur orang Bali. Saya teringat pada sebuah lukisan karya klien saya, orang dengan skizofrenia yang kini telah pulih yang terpajang di tembok tempat praktik saya.

Belajar dari Sang Kresna

Lukisan itu menggambarkan sosok Arjuna yang dalam bahasa medis zaman sekarang mengalami psikosomatis, saat berada di medan Kuruksetra. Arjuna merasa berat sewaktu memegang busur panah, tangannya panas dan gemetar karena harus bertempur melawan keluarganya sendiri. Ia mengalami kegelisahan dan stres yang tinggi. Tapi yang dilakukan Kresna adalah menenangkan Arjuna.

Banyak orang lupa bahwa setengah dari percakapan antara Kresna dan Arjuna yang kemudian diabadikan dalam kitab Bhagavad-Gita adalah ‘curhat’-nya Arjuna yang didengarkan oleh Kresna. Sekali pun Kresna bicara, beliau memakai analogi-analogi dan cerita-cerita. Kresna jarang sekali memberikan instruksi, penghakiman, atau terlalu banyak menasihati.

Kita bisa belajar dari Kresna untuk kesehatan mental kita terutama di masa pandemi seperti saat ini kita. Marilah kita belajar mendengarkan, saat bertemu anggota keluarga atau kerabat lain kita menayakan kabar mereka: “Kengken asane?” (bagaimana kondisimu?) atau “Men kengken rencanane?” (lalu apa/bagaimana rencanamu?) daripada sekadar memberikan toxic positivity: “Nak harus bersyukur” (kamu harus bersyukur), atau “Harus begini, harus begitu”. Kesehatan mental tidak bisa dengan kata “harus” tapi mesti dirasakan. Maka itu, marilah kita mencontoh sosok Kresna.

Mendongeng

Untuk mencegah penurunan kesehatan mental terutama bagi anak-anak kita, yang paling baik yakni kita mulai kembali ke kearifan lokal Bali. Orang Bali  selalu suka memberikan tutur lewat dongeng. Sebelum tidur mari kita dongengkan anak-anak kita dengan berkhayal tentang fabel atau kehidupan hewan, bagaimana mereka misalnya saat menghadapi wabah, bagaimana kita perlu disiplin dan tetap berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, perlu untuk tetap hidup bersih.

Dan, tetap bisa bergembira di saat-saat terbatas seperti sekarang. Itu agak meresap di psikologis anak, dan nantinya kita akan mendapatkan manfaat dari mereka. Setelah masa pandemi usai, anak-anak kita akan tumbuh dengan fleksibel; mampu menghadapi semua keterbatasan, halangan, dan situasi yang sulit.

Mereka bukan saja memiliki kekebalan terhadap virus Corona, tapi juga ketahanan secara psikologis dalam menghadapi berbagai kesulitan. Itu adalah pertolongan pertama bagi psikologis kita. Dengan kita melakukan seperti itu saja pada lingkungan keluarga kita, akan mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental.

Apabila semua upaya mandiri itu gagal, tentu saja kita mesti mencari pertolongan medis atau terapi yang merupakan cara paling baik. Kini cukup banyak layanan hotline dukungan kesehatan mental dan psikososial yang dilakukan oleh profesional kehatan mental secara gratis atau cuma-cuma. Bahkan, kini konseling psikiatri bisa dilakukan secara daring atau online.

Dan, dalam keadaan darurat untuk datang ke rumah sakit pun masih aman karena tenaga medis menggunakan alat pelindung diri. Mudah-mudahan kita semua dalam keadaan yang mantap jiwa dan mantap raga. [T}

Tags: covid 19KresnaMahabharatapandemi
Previous Post

Kelak Pandemi Usai, Kenapa Tidak Solo Traveling?

Next Post

Kita Telah Melewati Waisak yang Berbeda

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ

Psikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, Founder Rumah Berdaya, Pegiat kesehatan jiwa di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) simpul Bali dan Komunitas Teman Baik

Next Post
Kita Telah Melewati Waisak yang Berbeda

Kita Telah Melewati Waisak yang Berbeda

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co