30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Matirtayatra” ke Kawasan Pariwisata Religius Agraris: Pura Batukaru dan Jatiluwih

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
January 20, 2025
inTualang
“Matirtayatra” ke Kawasan Pariwisata Religius Agraris: Pura Batukaru dan Jatiluwih 

Matirtayatra ke Kawasan Pariwisata Religius Agraris: Pura Batukaru dan Jatiluwih

SEORANG teman dari Jawayang sudah berkali-kali ke Bali, berujar, “Setiap sudut Bali istimewa. Ada saja sudut lain istimewa setiap saya datang ke Bali”. Ujaran itu tidak saja datang dari mereka yang berasal dari luar Bali, tetapi juga datang dari orang Bali sendiri yang belakangan tampak makin banyak bertualang dan mengeksplorasi alam Bali. Hal itu bisa dimaklumi karena Bali punya kearifan lokal berbasis desa, kala, patra yang melahirkan tradisi dan budaya yang berbeda.  Oleh karena orang Bali tidak punya tradisi berwisata, mereka menjadikan tradisi bertirtayatra sebagai ajang mengeksplorasi alam dan budaya Bali. Inilah kelebihan orang Bali berwisata, bersenang-senang sekaligus memburu ketenangan, menyeimbangkan sekala-niskala.

Begitu pula saya rasakan ketika bertirtayatra bersama keluarga besar SMAN 2 Kuta Selatan ke Pura Batukaru di Kecamatan Penebel Tabanan, Jumat 17 Januari 2025. Walaupun beberapa kali ke Pura ini, ada hal-hal keistimewaan yang sebelumnya belum sempat saya rasakan. Barangkali karena cuaca cerah, saya dapat menikmati perjalanan dengan pengamatan lebih intens termasuk melihat wilatah tempat kami tinggal di Gumi Delod Ceking (wilayah perbukitan di Kuta Selatan, Badung) dari kawasan Gunung Batukaru. Hal itu mengingatkan saya pada perjalanan dan perjuangan ayah dan ibu sebagai pengalu, maurup-urup ke gunung membawa garam dan gerang. Sampai akhirnya kearifan Melayu membetot pikiran ; Asam di gunung, garam di laut bertemu dalam belanga.

Memasuki Desa Wanasari menuju Pura, suasana alam pedesaan mulai terasa lebih-lebih mendekat ke Pura, Gunung Batukaru tampak menyapa dengan ramah penuh berkah cuaca cerah. Sungguh indah hijau memukau. Udara bersih dan kicau burung bersahut-sahutan menyapa. Saat menuju Beji disajikan kolam indah nan tenang dengan ikan aneka warna besar kecil tampak riang gembira, seolah berujar, “Selamat Datang Pemedek di Tamanku”.  

Di kawasan Pura Batukaru | Foto: Nyoman Tingkat

Pancuran tempat melukat sejuk menyegarkan sebelum rombongan bersembahyang ke Utama Mandala yang dipimpin Jro Mangku Taksu. Beliau sudah ngayah sebagai pemangku selama 22 tahun. Sebelumnya, ia adalah undagi yang karyanya sampai juga ke Delod Ceking.

“Tiang pernah mengerjakan jineng, di Bukit  Pecatu,” katanya.

Begitulah, pemangku yang mengampu para bakta dari berbagai daerah di Bali dan luar Bali, memiliki ilmu undagi yang diperolehnya secara alami otodidak dan bertaksu. Tanpa melewati fase pendidikan formal berbasis SKS. Ia lakoni dengan tulus, seken pasaja sajan.

Sebagaimana diketahui umat Hindu pada umumnya, Pura Batukaru adalah salah satu Pura Sad Kahyangan. Lima pura yang lain yang masuk Sad Kahyangan adalah Pura Besakih, Pura Lempuyang Luhur, Pura Goa Lawah, Pura Uluwatu, dan Pura Pusering Jagat Pejeng. Sebagaimana Pura Sad Kahyangan lainnya, Pura Batukaru yang terletak di Desa Wangaya Gede juga punya keistimewaan.

Pertama, di  posisi barat laut dalam arah mata angin versi Pulau Bali dalam konteks Padma Bhuana secara turun-temurun diyakini tempat pemujaan dan pemuliaan pada tetumbuhan dengan Dewa  Sangkara. Pujawali di Pura ini bertepatan dengan Kamis Umanis Dungulan (Umanis Galungan). Upacara pujawai di Pura ini dipuput “ atau ‘dipimpin’ oleh Pemangku Jro Kubayan, bukan Ida Pedanda seperti umumnya desa-desa lain di Bali.

Kedua, sebagai tempat pemujaan, Pura Batukaru sama dengan nama gunung tertinggi di Kabupaten Tabanan, Gunung Batukaru dengan segara-nya Tanah Lot yang terkenal dan monumental menjadi pusat spiritual Hindu sekaligus menjadi objek kunjungan utama wisatawan luar Bali.

Ketiga,  tradisi ngaben di Desa Wangaya Gede seputar Batukaru tanpa pembakaran mayat, sebagaimana desa adat di Bali pada umumnya. Tidak hanya di seputar Batukaru orang ngaben tanpa pembakaran mayat, tetapi juga orang-orang di Gumi Delod Ceking. Secara turun-temurun diyakini oleh orang-orang Delod Ceking, asap pembakaran mayat itu dapat membuat leteh lebih-lebih dekat dengan Pura Sad Kahyangan Uluwatu, di posisi barat daya dalam perspektif Padma Bhuana. Barangkali demikian pula alasan umat Hindu seputar Batukaru tidak membakar mayat saat ngaben.

Para pemedek yang bersembahyang ke Pura Batukaru dapat mengeksplorasi wilayah yang juga memukau sebagai objek wisata yaitu Subak Jatiluwih yang sudah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia  oleh Unesco sejak 2012. Jarak tempuh sekitar 15 menit dari Pura Batukaru melewati jalan desa dengan suasana pegunungan sejuk dan segar. Tidak bising tidak macet tidak ramai. Cocok untuk healing memperkuat rasa syukur dan  eling. Bahwa setiap sudut Bali inspiratif dan istimewa benar adanya.

Sebagai objek wisata alam, Desa Jatiluwih menawarkan alam persawahan yang luas berterasiring dengan panorama alam pegunungan Batukaru. Desa wisata ini  meraih predikat salah satu desa wisata terbaik Best Tourism Vallage 2024 oleh United National Tourism Lembaga di bawah PBB. Hamparan sawahnya yang hijau memukau menyajikan pemandangan yang indah memanjakan membuat tetamu betah.

Saat kami bersama rombongan ke Jatiluwih menikmati kopi sore, misalnya tampak sejumlah bule tracking di pematang sawah. Mereka tampak menikmati dengan senang hati. Beberapa penginapan di seputar sawah tampak menyatu secara alami dan sejumlah pendukung fasilitas pariwisata (kuliner tradisional dan modern) juga sudah tersedia. Kuliner dengan cita rasa tradisional Bali dengan karcis masuk perorang sebesar Rp 15.000,00. Harga yang terjangkau untuk berbagai kalangan.

Berpose bersama di depan plang nama obyek wisata Jatiluwih | Foto: Nyoman Tingkat

Jalan menuju kawasan wisata Jatiluwih dari Pura Batukaru cukup bagus walaupun bus besar tidak bisa masuk tetapi lancar dan nyaman. Apalagi cuaca cerah tidak gerah. Segar dan inspiratif untuk refreshing memanjakan pikiran melepaskan sesaat kesibukan rutin di tempat kerja. Sesuai dengan namanya, Jatiluwih memang luih penuh wibawa. Wibawanya perlu dijaga dengan tetap melestarikan alam persawahan sebagai ikon dan menjadi ciri pemerlain yang selalu dirindu para pelancong.

Destinasi wisata spiritual Pura Batukaru dan Jatiluwih dapat disebut sebagai objek wisata religius agraris dengan semangat bertani sebagai akar spiritual masyarakat Hindu Bali. Adanya  ritual mapag toya, mabiukukung, nangluk merana dan ritual lain yang menyertainya dapat menjadi daya tarik wisata yang unik untuk melihat masyarakat Bali memertahankan adat dan tradisinya. Subak dengan tradisi menanam padi sawah juga menguatkan mitos tentang Dewi Sri yang berelasi dengan tradisi ngusaba nini. Pemandu wisata dapat memperkenalkan narasi ini untuk membangun pengetahuan buat para pelancong. Healing-nya dapat, pengetahuan lokalnya masuk. Semangat berpikir global bertindak lokal sebagai bagian konvergensi budaya teraplikasi.

Begitulah Pura Batukaru yang berdekatan dengan Subak Jatiluwih saling dukung dan saling menguatkan. Dengan semangat cenik lantang dalam pengelolaan Subak Jatiluwih sebagai objek wisata kelas dunia dipadukan dengan semangat religius menguatkan spirit para pemedek tangkil ke Pura Batukaru akam memberikan vibrasi yang positif. Pada akhirnya akan meninggalkan kenangan positif dan rindu untuk kembali. Sayangnya, di sekitar kawasan Pura Batukaru belum tersedia kantin untuk melayani kebutuhan pemedek/pengunjung untuk sekadar minum kopi. [T]

Penulis: I Nyoman Tingkat
Editor: Adnyana Ole

  • BACA artikel lain tentang JATILUWIH
  • BACA artikel lain dari penulis NYOMAN TINGKAT
Laklak Beras Merah Jatiluwih: Tradisi dan Inovasi dalam Satu Gigitan
Jatiluwih, Ritus Padi, dan Hal-Hal di Baliknya
Parade Panen Padi, Sebuah Teatrikal Hidup di Subak Tingkihkerep, Tengkudak-Tabanan
Tags: Desa JatiluwihGunung BatukarujatiluwihPariwisatapariwisata balipariwisata religiPura BatukaruSMAN 2 Kuta Selatantabanan
Previous Post

Pendidikan adalah Ibu dari Ilmu Pengetahuan

Next Post

“Green PR” : Strategi Branding Kontemporer yang Ramah Lingkungan

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Fenomena Pelari “Kalcer” : FOMO atau Kebutuhan?

“Green PR” : Strategi Branding Kontemporer yang Ramah Lingkungan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co