31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menonton Timnas Indonesia Adalah Kecenderungan Menyakiti Diri Sendiri

JaswantobyJaswanto
November 5, 2024
inEsai
Menonton Timnas Indonesia Adalah Kecenderungan Menyakiti Diri Sendiri

Ilustrasi diolah oleh tatkala.co

LANGSUNG saja kita kembali ke tahun 2010, empat belas tahun yang lalu, ketika saya mulai menonton timnas sepak bola Indonesia. Indonesia baru saja mendatangakan Alfred Riedl pada Piala AFF 2010 dengan pemain cukup komplet seperti Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, Irfan Bachdim, hingga pemain naturalisasi dan bomber di Liga Indonesia, Cristian Gonzales—dan, dengan demikian, banyak yang menyebut ini merupakan tim terbaik di turnamen yang dulu bernama Piala Tiger itu.

Tetapi sebutan “tim terbaik” itu nyatanya hanya gombongan kepada tim nasional sepak bola yang nyaris setengah abad hanya menjadi pecundang di jagat sepak bola dunia—atau lebih dari seperempat abad di turnamen Asia Tenggara tersebut. Di final Piala AFF 2010, terlepas dari kasuk-kusuk di luar lapangan, jelas menambah gelar pecundang itu, bagaimana timnas kita seolah pendulum yang tak pernah menyentuh puncak lagi sejak tahun 1991.  Fakta, titik, akhir cerita.

Dari waktu ke waktu timnas hanya berputar-putar bak gasing di dasar dalam kebingungan, kekonyolan berulang, dan senyum busuk politikus yang menjadi benalu dalam tubuh PSSI kala itu, yang jelas membikin mual dan darah tinggi. Kita bisa berjilid-jilid menulis makian kepada PSSI dan segala kroni-nya. Beruntung waktu itu saya baru saja lulus SMP dan belum tahu apa-apa soal ini—bahkan tak tahu sosok Nurdin Halid yang brengsek itu.

Timnas Indonesia tercatat lolos ke babak final Piala AFF sebanyak enam kali (2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020), tapi tidak pernah berhasil mengangkat satu pun trofinya. Tapi sekarang, kabarnya, Piala AFF bukan lagi prioritas—sebagaimana sering digaungkan PSSI dan para konten kreator, yang nggak kreatif-kreatif amat itu, bahwa kini Asia Tenggara bukan lagi habitat yang cocok bagi timnas, melainkan Eropa. Taik. Sebuah kecongakan yang tak tahu diri!

Dan hadirnya Shin Tae-yong dan beberapa pemain naturalisasi yang terlalu diglorifikasi itu, dan sejak PSSI dipegang Erick Thohir, publik sepak bola Indonesia seolah mendapat secercah harapan. Sejak 2020 melatih, Tae-yong langsung membawa timnas melaju ke final Piala AFF untuk yang kesekian. Lagi-lagi, kita merasa ada harapan. Waktu itu Indonesia menang atas tuan rumah Singapura di semifinal lewat drama dua leg yang dramatis. Tapi dasar pecundang, Thailand-lah juaranya. Sekali lagi, kita patah hati.

Saat ini timnas sedang berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Kita masuk di putaran ketiga dan satu grup (C) bersama Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, dan China. Empat pertandingan telah dijalani. Tiga imbang dan satu kalah. Dan di pertengahan bulan ini, Indonesia akan menjamu Jepang dan Arab Saudi di GBK. Kekalahan dari China 2-1 bulan lalu adalah patah hati yang kesekian.

Artinya, menonton Timnas Indonesia selama ini sepertinya merupakan kecenderungan menyakiti diri sendiri. Ia semacam kelainan psikis yang berbahaya bagi kesehatan emosi dan perasaan. Timnas Indonesia dihubungkan oleh serangkaian narasi kekalahan—frasa yang Mahfud Ikhawan pakai untuk judul sebuah tulisan yang menggambarkan kekalahan Indonesia dari Malaysia di Sea Games 2011. Lebih banyak buruk dan sedihnya dibanding bahagianya.

Meski demikian, penonton timnas tampaknya adalah jenis manusia yang kebal akan patah hati. Sudah berkali-kali “tersakiti” tapi masih saja menggantungkan harapan kepadanya. Dan mengutip kata Darmanto Simaepa dalam Setengah Abad Menjadi Pecundang (2018), “publik sepakbola Indonesia adalah pecundang yang tawakal. Kita nyaris tahu timnas akan dibantai lawan, kalah dengan cara yang buruk, atau gagal di final oleh lawan yang tak lebih bagus, namun kita terus bertahan dengan harapan akan adanya kemungkinan akhir yang bahagia.”

Tapi itulah sepak bola. Banyak kemungkinan bisa terjadi. Keajaiban bisa saja datang dari tim busuk dalam sebuah turnamen yang berhasil mencundangi jagoan favorit dengan pemain bintang macam Italia yang kalah lawan Korea Selatan pada Piala Dunia 2002—terlepas aroma kecurangannya yang terjadi.

Sepak bola seperti karya sastra, cerpen atau novel. Ia mengandung plot, tokoh, emosi, drama, dan tak jarang terjadi ending yang mengejutkan, tak tertebak. Karena itulah barangkali ia disukai. Dan di Indonesia, sepak bola adalah olahraga dengan jumlah pentonton terbanyak, meski timnas selalu dirundung oleh kegagalan demi kegagalan.

Lalu banyak orang bertanya kenapa bisa selalu gagal? Jawabannya bisa berbeda-beda, tergantung dari mana jawaban itu datang. PSSI menilai masalah datang dari kualitas pelatih dan pemain. Lainnya menuding karena skema dan pengelola liga. Pengamat berkata itu karena pembibitan pemain muda yang belum maksimal. Dan tak jarang luasnya wilayah menjadi kambing hitam.

Sementara, kata Darmanto, bagi orang yang mudah putus asa bisa dengan gampang menyimpulkan bahwa kepecundangan sepakbola Indonesia dikarenakan akumulasi dan komplikasi semua masalah yang bisa kita sebut. Ini adalah cara yang paling gampang dan tak perlu pikir panjang. Setiap alasan sudah pasti akan dibenarkan oleh fakta bahwa kita memang tak pernah menang—dalam arti membanggakan.

Kalau soal federasi yang busuk dan brengsek, negara-negara di Amerika Latin jelas lebih parah daripada kita. Tapi Brazil dan Argentina bisa jadi raksasa—bahkan penguasa—sepak bola. Atau sepak bola di negara-negara Amerika Tengah dan di Afrika “juga diurus oleh orang-orang yang sama buruknya, tapi mereka lumayan berprestasi. Kompetisi sepakbola Mesir juga lebih tidak teratur, penuh kekerasan, namun mereka toh menjadi juara Piala Afrika dan kini ada di Piala Dunia,” kata Darmanto.

Pertanyaan kenapa sepak bola Indonesia seperti begini-begini saja jelas sebuah pertanyaan yang sia-sia sebab kita hanya akan mendapat jawaban yang begini-begini lagi, saling tuding-menuding mencari kambing hitam, hanya sekadar asumsi-asumsi sambil tipis-tipis berusaha menyalahkan satu sama lain.

Meski kritis, bukan berarti timnas dan kita sebagai publik sepak bola kehilangan harapan, apalagi peluang di ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 masih terbuka dan jika dalam dua pertandingan di kandang pada hari mendatang Indonesia meraih tren positif, bisa jadi ini adalah, seperti yang sering dikatakan orang-orang, mementum kebangkitan sepak bola Indonesia.

Kemenangan timnas hari-hari ini, atau barangkali juga yang sudah-sudah, bukan saja sekadar poin di klasmen, tapi bisa jadi kemenangan atau obat penawar rakyat (kolektif) dari banyak kekalahan dalam bidang-bidang lain, khususnya politik dan ekonomi. Kemenangan itu bisa jadi semakin berarti. Meski, sekali lagi, menonton dan mencintai timnas Indonesia adalah kecenderungan menyakiti diri sendiri.[T]

Sepak Bola dan Mitos Pahlawan – Catatan Bara Puputan di Gelora Bandung Lautan Api
Tarian Indah Bernama Sepakbola dan Nasibnya di Tanah Air
Sihir Sepakbola dan Fanatisme Mengambang
Bola Bukan (Pertaruhan) Nyawa…
Liga Camplung Sepak Bola Kampung: Taktik dan Mistik
Tags: Piala AFFPiala DuniaSEPAK BOLATimnas Indonesia
Previous Post

Menguak Janji Prabowo jadikan Bali sebagai “The New Hong Kong”

Next Post

Uji Publik Calon Pemimpin Bali di Undiksha: Setumpuk Masalah di Bali, dari Bandara sampai Sumber Daya Manusia

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Uji Publik Calon Pemimpin Bali di Undiksha: Setumpuk Masalah di Bali, dari Bandara sampai Sumber Daya Manusia

Uji Publik Calon Pemimpin Bali di Undiksha: Setumpuk Masalah di Bali, dari Bandara sampai Sumber Daya Manusia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co