1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Suitcase (2023) dan Suku Kurdi yang Masih Terdiskriminasi

JaswantobyJaswanto
September 28, 2024
inUlas Film
Suitcase (2023) dan Suku Kurdi yang Masih Terdiskriminasi

Meysam Damanzeh dalam film Suitcase | Foto: Dok. IMDB

SEORANG lelaki dengan kumis dan jenggot hitam tebal keluar dari sebuah koper besar di pinggir jalan raya di sebuah kota asing di Iran. Tampaknya semalaman ia meringkuk di koper tersebut. Koper itu, bukan saja tempat tidurnya, tapi juga rumah, kenangan, dan, mungkin saja, harapan terakhirnya.

Jauh dari kampung halamannya, lelaki pengungsi dari Kurdi itu terpaksa hidup dalam kopernya. Di dalam koper itu, sekali lagi, ia membawa kenangan tentang keluarganya—foto keluarganya ia tempelkan di penutup koper itu. Dan ketika seseorang mencuri koper itu di tengah hiruk-pikuk pusat kota asing, ia kehilangan rumahnya, keluarganya, untuk kedua kalinya.

Di atas adalah sedikit potongan adegan film pendek berjudul Suitcase (2023) karya Saman Hosseinpuor dan Ako Zandkarimi. Film yang dibintangi Meysam Damanzeh ini saya tonton di Minikino Film Week 10 di MASH Denpasar, Sabtu (14/9/2024) pagi. “Suitcase” memenangkan penghargaan di Parma International Music Film Festival ke-11 di Italia.

Meski konvensional-naratif, Saman Hosseinpuor dan Ako Zandkarimi hendak menyampaikan sesuatu yang besar, menggelisahkan, rumit, dan gelap, yang barangkali telah mengganggunya selama ini. Saman dan Ako sama-sama lahir sebagai Kurdi di Iran pada 1993. Mereka berdua seumuran dan sama-sama memulai bergelut dalam dunia kesenian sejak usia  kisaran 15 tahunan. Saman berakting di teater dan membuat film; sedangkan Ako langsung menggemari dunia perfilm-an sejak duduk di bangku sekolah menengah.

Saya memiliki keyakinan, sebagai orang Kurdi, Saman dan Ako telah melahap hitam-putih dan pahit-manisnya sejarah sukunya, dan bagaimana dunia memperlakukan mereka dengan semena-mena. Hari-hari ini mereka diperangi Erdogan dan tak diakui di Suriah. Mereka mendapat belas-kasihan dari Iran tapi juga memiliki keinginan untuk membentuk negara sendiri. Orang-orang Kurdi terombang-ambing tanpa peta dan kompas di tangan.

Dan Suitcase merupakan gambaran keputus-asaan itu. Melalui seorang lelaki Kurdi paruh baya yang kehilangan segalanya—rumah dan keluarganya, lontang-lantung dari satu tempat ke tempat asing lainnya dan hidup di dalam koper besarnya yang pengap dengan sorot mata yang tak ingin hidup, lebih banyak diam dengan tatapan kosong yang mengibakan—apalagi saat koper kesayangannya hilang dicuri orang—yang semakin menampakkan sorot keputusasaannya, saya kira Saman dan Ako sedang mencoba menggambarkan kondisi Kurdi saat ini kepada penonton.

Dalam sejarah peradaban manusia—atau boleh juga disebut peradaban Islam—di Timur Tengah, konflik seolah menjadi semacam bumbu dalam masakan yang tak boleh ketinggalan. Ia dibenci, tapi sekaligus dijadikan jalan bagi orang-orang di sana yang tak saling suka satu sama lain—dan ini sudah berjalan sejak zaman dulu, seperti turun-temurun. Berkonflik di sana artinya menjunjung harga diri. Dan itu seolah harus dilakukan ketika kita tidak suka, atau merasa teramcam, dengan dan oleh orang lain.

Suku Kurdi sudah kenyang akan hal itu. Mereka terlantar sebagai pengungsi bahkan sejak abad ke-20 di Timur Tengah, dan terus berlanjut hingga saat ini. Suku Kurdi adalah kelompok etnis di Asia Barat, yang sebagian besar mendiami wilayah yang dikenal dengan sebutan Kurdistan—suatu tempat yang meliputi wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Iran, Irak, Suriah di Asia, dan Turki di Eropa.

Jika kita telusuri asal usulnya, bangsa Kurdi merupakan salah satu penduduk asli daratan Mesopotamia dan di dataran tinggi di Turki bagian tenggara, Suriah barat laut, Irak utara, Iran barat laut, dan barat daya Armenia. Kini mereka membentuk komunitas sendiri, disatukan melalui ras, budaya, bahasa—walaupun mereka tak punya dialek standar sebagaimana di Indonesia, misalnya—agama dan kepercayaan mereka—walaupun berbeda-beda dan mayoritas adalah Muslim Sunni.

Pada awal Abad ke-20, orang Kurdi sebenarnya sudah mulai mempertimbangkan untuk membentuk negara sendiri—mereka menyebutnya sebagai “Kurdistan”. Sesudah Perang Dunia I dan kalahnya Turki Usmani dalam perang tersebut, melalui Perjanjian Sevres, negara itu dipertimbangkan untuk dibentuk.

Namun, tiga tahun kemudian, melalui Perjanjian Lausanne yang menetapkan perbatasan Turki modern, rencana itu dibatalkan, dan menyebabkan orang Kurdi menjadi kelompok minoritas di negara-negara yang baru dibentuk. Selama 80 tahun terakhir, upaya untuk membentuk negara Kurdi merdeka selalu dipatahkan dengan brutal.

Di mana-mana orang-orang Kurdi selalu ditindas, didiskriminasi. Selama periode dominasinya di wilayah The Fertile Crescentutara dan wilayah yang berdekatan dengan Pegunungan Zagros dan Taurus, wilayah Kekaisaran Ottoman Turki, pengungsian Suku Kurdi telah terjadi. Mereka dianggap pemberontak dan untuk itu mereka diusir.

Pada awal abad ke-20, minoritas Kristen di Kekaisaran Ottoman mengalami genosida (terutama selama Perang Dunia I dan Perang Kemerdekaan Turki), dan banyak orang dari Suku Kurdi yang menentang Turki juga diungsikan pada saat yang sama.

Etnik Kurdi mendapat perlakuan kasar di tangan otoritas Turki selama bergenerasi. Nama dan pakaian etnik Kurdi dilarang, penggunaan bahasa Kurdi dibatasi. Bahkan keberadaan etnik Kurdi ditolak, dan mereka dipanggil dengan sebutan “orang Turki Pegunungan”.

Tak hanya di Turki, di Irak, penindasan Kurdi untuk otonomi dan kemerdekaan telah berubah menjadi konflik bersenjata sejak pemberontakan Mahmud Barzanji pada 1919. Pengungsian orang Kurdi semakin parah selama konflik Irak-Kurdi dan program Arabisasi dari rezim Ba’ath yang bertujuan untuk membersihkan Kurdistan-Irak dari mayoritas Kurdi. Puluhan ribu orang Kurdi mengungsi dan melarikan diri dari zona perang setelah Perang Kurdi-Irak I dan II pada tahun 1960-an dan 1970-an.

Perang Iran-Irak tahun 1980-an, Perang Teluk I di awal tahun 1990-an, dan pemberontakan berikutnya, secara keseluruhan membuat beberapa juta pengungsi, terutama orang Kurdi, sebagian besar mendapat perlindungan dari Iran, sementara yang lain tersebar dan menjadi diaspora Kurdi di Eropa dan Amerika. Iran sendiri menyediakan suaka bagi 1.400.000 pengungsi dari Irak, yang sebagian besar berasal dari Suku Kurdi—yang terusir akibat Perang Teluk Persia (1990–91) dan pemberontakan lainnya.

Di Suriah, orang Kurdi merupakan 7%-10% dari keseluruhan populasi negara tersebut. Mereka tinggal di Damaskus dan Aleppo serta tiga wilayah yang berdekatan: Kobane, Afrin dan Qamishli. Di negara ini, mereka, sebagai warga negara, telah lama ditekan dan tak diberi hak-hak sipil. Sekitar 300.000 orang tak diakui kewarganegaraannya sejak tahun 1960-an, dan tanah orang Kurdi dirampas dan diberikan kepada orang Arab dalam upaya untuk “meng-Arab-kan” wilayah-wilayah Kurdi—seperti yang terjadi di Irak pada akhir 1970-an.

Kini, di Turki, Irak, Suriah, orang-orang Kurdi masih didiskriminasi. Dan Suitcase, dengan segala kesederhanaanya, mencoba menggambarkan dan menyampaikannya kepada kita semua bahwa, bukan hanya di Palestina atau di Afghanistan, tapi di belahan dunia lain juga masih terdapat praktik penindasan dan penjajahan yang bertentangan dengan hak asasi manusia—“bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.[T]

Tertawa Bersama Phone Call Man Woman
Europe by Bidon (2022): Nasib Baik Tak Ada yang Tahu
Utopia di Padang Beton dalam Fantasy Is a Concrete Jungle
In the Shadow of the Cypress (2023) dan Post-Traumatic Stress Disorder
Black Rain in My Eyes (2023): “Kebohongan” Seorang Penyair kepada Putrinya yang Buta
Tags: MinikinoMinikino Film Week
Previous Post

Warga dan TNI-Polri Gotong-Royong Membangun Jembatan untuk Arya dan Teman-temannya

Next Post

Pasih Kangin Desa Adat Kedonganan: Dulu “Leke-leke”, Kini Jadi Incaran

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Pasih Kangin Desa Adat Kedonganan: Dulu “Leke-leke”, Kini Jadi Incaran 

Pasih Kangin Desa Adat Kedonganan: Dulu “Leke-leke”, Kini Jadi Incaran

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co