11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Timbis Paragliding di Atas Ngampan

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
September 21, 2024
inKhas
Timbis Paragliding di Atas Ngampan 

I Ketut Manda master tandem Timbis Paragliding sekaligus istruktur bersertifikat Nasional ( Foto : I Ketut Manda)

TIMBIS Paragliding (Paralayang Timbis)di atas ngampan adalah sport tourism yang ditawarkan Desa Adat Kutuh di Gumi Delod Ceking, Kuta Selatan. Atraksi wisata terbang layang ini menawarkan tantangan petualangan untuk uji nyali. Olahraga terbang layang ini  mulai diperkenalkan pada akhir  1980-an oleh Bernad Fode dari Prancis. Ia meninggal (2011) setelah mendaki di Gunung dan dikremasi di Bali.

Terbang layang sebagai atraksi sport tourism makin berkembang sejak awal 1990-an hanya dengan bermodalkan payung  parasut mengandalkan  bantuan Sang Bayu dari laut. Perkembangan Timbis Paragliding makin pesat setelah adanya Event National Paragliding  (1996, 1998,1999) yang dipusatkan di Pantai Timbis.

Pantai Timbis makin mendunia sejak digelarnya Asean Beach Game (ABG, 2008) dan Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC, 2014). Di Pantai Timbis juga pecah Rekor Muri dengan penampilan penerbang terbanyak dalam sejarah Paralayang Nasional dengan formasi 88 dan 99 penerbang pada 2008 dan 2009.

Mencermati data sejarah itu, Timbis Paragliding yang dirintis I Ketut Manda adalah awal mulainya pariwisata di Desa Adat Kutuh. Nama Timbis adalah nama klasiran dalam peta wilayah Desa Kutuh, sedangkan nama Pantai Pandawa tidak ada dalam nama klasiran peta wilayah Desa Kutuh.

Nama Pantai Pandawa adalah hasil rekayasa  untuk mempromosikan kawasan sejak 2012. Sejak itu, Pantai Pandawa makin dikenal dan pengunjung makin membludak. Sementara itu, Pantai Timbis yang sudah dikenal sejak leluhur Desa Kutuh ada, telah dikenal lebih dahulu di mancanegara melalui atraksi sport tourism, paragliding.

Kala Timbis Paragliding dirintis, akses  menuju pantai adalah jalan setapak, sangat alami. Hal yang sangat disukai para tamu. Pantainya masih perawan dan menawan. Penuh sensasi. Sebagian anak-anak pantai yang membantu orang tua membudidayakan rumput laut kala itu mulai ikut bekerja sebagai porter membantu melipat payung parasut di tempat landasan pacu di Daratan Timbis dan  kadang-kadang di tepi pantai, bergantung pada angin. Menggendong payung dari Pantai ke atas tebing dengan bayaran tidak lebih dari Rp 1.000,00 pada 1990-an dan kini 2024 sudah mencapai Rp 30.000,00.

Terbang di atas Ngampan bermusik ombak berbuih putih ibarat alunan genta yang meneduhkan hati penerbang dan penumpang menjelajahi tebing-tebing perkasa dari udara sepanjang Gunung Payung hingga mendekati Uluwatu. Hal ini mengingatkan saya dengan orang tua,  yang  dulu menjadi bandega, berjukung  secara  tradisional memancing ikan dari jalur Loloan Sawang Melang Pasih Kutuh menuju laut dekat Pura Uluwatu, yang disebut ngulur. Kata ngulur dekat dengan ngeluhur. Tetua Kutuh  tempo doeloe menyebut Pura Uluwatu sebagai Pura Luhur.  Bendega Kutuh yang ngulur  artinya memancing ikan sampai dekat Pura Uluwatu. Begitulah perjuangan bandega Kutuh, mayasa lacur di tengah laut yang mahaluas, penuh risiko. Hasilnya pun dipersembahkan kembali ke Luhur  sebagai ucapan terima kasih.

Jika kini anaknya terbang ngindang ”melayang” di udara menjelajah dari Gunung Payung hingga mendekati Uluwatu, sesungguhnya adalah  proses napak tilas melalui jalur udara dengan penuh risiko seraya berdoa berharap Sang Bayu dari Laut berpihak pada penerbang dan penumpang agar angin baik-baik saja. Ibarat bermain layang-layang, penerbang mengundang angin melalui siulan sebagai mantra.

Betapa indahnya memanggil angin di atas tebing yang disebut ngampan yang berwibawa itu.  Untuk sampai pada tahap itu, penerbang lokal seperti I Ketut Manda perlu berlatih dengan tekun penuh kesabaran dan kesadaran berguru pada Bernard Fode. Ibarat meditasi, seorang murid menjadi pembelajar dengan tekad kuat untuk menguasai materi pelajaran agar berhasil naik kelas bisa terbang, mengudara dengan keseimbangan dan kesetimbangan.

Oleh karena itu, I Ketut Manda dari Desa Adat Kutuh berutang budi pada Bernard Fode, yang berhasil mengembangkan olah raga Paralayang  berpusat di Pantai Timbis. I Ketut Manda lalu memperkenalkan nama Timbis Paragliding dengan membuka website (1999) atas bantuan seorang bule dari Australia, Ata Kivilkim di alamat www.flybali.info atau www.timbis.com.

Melalui web ini, Timbis Paragliding makin dikenal dunia, bahkan Timbis menjadi idolanya para para penerbang kelas dunia dengan mengatakan “Amazing” sebagaimana dikatakan Max Ammann (Swiss) dan Deringer (AS) seperti dituturkan I Ketut Manda dalam sebuah wawancara dengan penulis.

Timbis Paragliding | Foto: I Ketut Manda

Bernard Fode berhasil menjadikan I Ketut Manda sebagai pembelajar yang tekun dan sungguh-sungguh menjaga integritas dalam berparalayang. I Ketut Manda sejak 1995 memulai kariernya menjadi porter lalu belajar terbang. Mulai dari terbang untuk kesenangan, lalu beralih ke master tandem, lantas menjadi guru (instruktur bersertifikat Nasional)  yang berhak melatih tetamu domestik dan mancanegara untuk belajar terbang layang. Salah satu dari murid I Ketut Manda dari Malaysia bernama Mohammad Adam Bin Mohd Yusoh sekarang sudah menjadi pilot Qatar Airways.

Begitulah proses berguru bergulir. Dari murid menjadi guru. Dari guru menjadi murid. Dari guru menjadi penumpang. Dari penumpang jadi pilot. Semua guru semua murid. Siapa yang diuntungkan?

Pertama, I Ketut Manda sebagai pembelajar yang berhasil mengembangkan  Paragliding sebagai sport tourism dan  menjadi idola bagi sejumlah anak muda Desa Kutuh. Mereka pun dapat keuntungan secara finansial dan orang tua mereka berdagang menjual makanan dan minuman di tempat operasional Timbis Paragliding, dengan dua landasan pacu : di Timbis dan di Gunung Payung.

Kedua, Desa Adat Kutuh juga mendapat keuntungan secara finansial terutama sejak Timbis Paragliding dikelola oleh Desa Adat melalui Baga Utsaha Manunggal Desa Adat (BUMDA) Kutuh sejak 2015. Keuntungan dari Unit Usaha Timbis Paragliding pada tahun 2023 mencapai Rp 600 juta  lebih. Angka yang fantastis bila melihat musim terbang yang tidak lebih dari 6 bulan pada musim kemarau (Maret – Oktober) setiap tahun dengan mengandalkan kekuatan Sang Bayu yang berhembus dari laut.

Bahkan saat Pandemi Covid-19, hanya unit Timbis Paragliding yang secara signifikan berkontribusi bagi BUMDA. Sebagai catatan, BUMDA Kutuh memunyai beberapa unit usaha : Unit Pantai Pandawa, Unit Pantai Gunung Payung, Unit Timbis Paragliding, Unit Barang Jasa, dan Unit LPD.

Timbis Paragliding | Foto: I Ketut Manda

Ketiga, Citra Desa Adat Kutuh makin terangkat dan dikenal orang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia. Timbis Paragliding telah berkontribusi pula menerbangkan tim penilai lomba desa tingkat nasional dan menjadikan Desa Kutuh sebagai Desa Juara Tingkat Nasional (2009, 2011) berkolaborasi dengan petani rumput laut yang kini ditinggal petani.

Dampak dari keberhasilan sebagai juara nasional, banyak kunjungan yang diterima desa dari berbagai wilayah di Indonesia dari level Pemerintah Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, bahkan Provinsi dan Kementerian. Semua itu berstatus tamu (wisatawan) yang membelanjakan sebagian  koceknya di Desa Kutuh.

Pemerintah Desa Dinas dan Adat pasti disibukkan. Namun, sebagai titisan anak yang berguru di Batu Karang Delod Ceking, mesti memaknai sebagai berkah pantang untuk menyerah. Kuat kokoh sebagai mana batu karang yang diterjang ombak. Tegar berdiri. Begitulah seharusnya. Petarung yang gigih melawan panas terik matahari tanpa takut kulit hitam, yang penting hati selembut salju, seperti judul lagu  Jamal Mirdad.

Oh, ya pembaca yang budiman. Bila ingin merasakan sensasi berparalayang di atas Ngampan Delod Ceking bisa reservasi lebih dulu, ke ketuttimbis@hotmail.com atau ke WA 08123916918. Kalau angin lagi berpihak bisa terbang bersama master tendem dengan harga domestik Rp 850.000/00 per 15 menit, sedangkan untuk tamu mancanegara dibandrol harga Rp 1.200.000,00 per 15 menit. Harga sudah termasuk  asuransi. Mari mencoba terbang! [T]

BACA artikel lain dari penulis NYOMAN TINGKAT

Di Puncak Tegeh Kepah
Rumput Laut Delod Ceking, Nasibmu Kini
Di Puncak Tegeh Buhu
Desa Adat Kutuh Sebagai Desa Pemancar
Di Puncak Tegeh Kaman
Bak Inpres dan Cubang Air di Gumi Delod Ceking
Tags: desa adat kutuhGumi Delod CekingPantai PandawaPariwisatapariwisata baliTimbis Paragliding
Previous Post

Semaraknya Ogoh-Ogoh Mini dan Kreativitas Tanpa Batas pada Tirta Gangga Festival

Next Post

Soal Wisata Desa, Bali Bisa Belajar dari Banyuwangi

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Soal Wisata Desa, Bali Bisa Belajar dari Banyuwangi

Soal Wisata Desa, Bali Bisa Belajar dari Banyuwangi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co