31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Percayalah, Semua Doa Itu Baik: Catatan Kecil Film “Berdoa, Mulai”

Pande Putu Jana WijnyanabyPande Putu Jana Wijnyana
May 30, 2024
inUlas Film
Percayalah, Semua Doa Itu Baik: Catatan Kecil Film “Berdoa, Mulai”

Adegan flm "Berdoa, Mulai" | Foto: Pande

HANYUT. Petang menuju malam dengan cuaca yang cerah, barangkali menonton sebuah film merupakan pilihan yang tepat—meskipun sebagian orang mungkin lebih memilih sekadar duduk di tepi pantai sembari menikmati matahari terbenam.

Di akun Instagram sebuah media jurnalisme warga di Singaraja, tatkala.co, saya melihat poster yang berisi informasi pemutaran dan diskusi tiga film pendek. Ketiga film yang akan ditayangkan itu, dilihat dari judulnya, masing-masing memiliki daya tarik tersendiri untuk ditonton.

Salah satu film pendek yang diputar malam itu berjudul Berdoa, Mulai (2022). Film pendek yang bercerita tentang realitas yang terjadi di masyarakat dan diakhiri dengan plot twist menggelitik itu, adalah buah karya dari filmmaker muda asal Cirebon, Jawa Barat, bernama Tanzilal Azizie.

Berdoa, Mulai diputar dan didiskusikan bersama dua film pendek lainnya, Bersama Membangun Negeri (2022) karya Deo Mahameru dan Membicarakan Kejujuran Diana (2021) karya Angkasa Ramadan, di Rumah Belajar Komunitas Mahima serangkaian Tatkala May May May 2024 yang digelar tatkala.co, Kamis (23/5/2024) malam.

Menikmati jalannya pemutaran film dalam acara Tatkala May May May 2024 | Foto: Pande

Pada cover film Berdoa, Mulai, digambarkan seorang perempuan yang sedang duduk di meja makan sembari menyatukan kedua telapak tangannya di hadapan sepiring makanan. Setahu saya, itu adalah sikap berdoa menurut keyakinan umat Kristiani.

Dari cover dan judul film tersebut, sebenarnya sudah bisa ditebak bahwa pesan agama lah yang akan menjadi poin utama dalam film ini. Namun, siapa sangka, ada saja adegan-adegan yang tidak bisa saya tebak. Justru, seringkali saya dibuat tertawa oleh setiap adegan di film itu.

Pada dasarnya, keseluruhan cerita film Berdoa, Mulai berbicara tentang kehidupan Ruth, seorang siswi beragama Kristen yang menempuh Pendidikan Menengah Atas di salah satu sekolah yang mayoritas beragama Islam.

Apakah tidak ada sekolah lain di daerah tersebut? Setidaknya itu yang menjadi pertanyaan saya, sehingga Ruth memutuskan untuk bersekolah di tempat tersebut.

Sayangnya, di film itu tidak dijelaskan secara pasti apa alasan Ruth memilih bersekolah di tempat itu. Mungkin saja, hanya itu satu-satunya sekolah Menengah Atas yang ada di daerahnya, pikir saya.

Beberapa kali ajaran agama Islam coba ditekankan dalam film tersebut. Seperti adegan Ruth yang harus ikut berdoa dan mendengarkan ceramah tentang agama Islam pada saat upacara bendera.

Dilanjutkan dengan pelajaran pendidikan sejarah yang menjelaskan tentang sila pertama Pancasila, bahwa sesungguhnya sila pertama Pancasila awalnya berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya yang kemudian diubah menjadi Ketuhanan yang Maha Esa, dan tentang penjelasan neraka jahanam dalam perspektif agama Islam.

Rusdi saat mengutarakan pendapatnya atas ketiga film yang diputar di acara Tatkala May May May 2024 | Foto: Pande

Beberapa siswi yang berhijab menjadi pelengkap untuk menguatkan film ini, apalagi ada adegan dua pemuda yang sedang salawatan saling berebut microphone menambah sedikit gelak tawa penonton pada malam itu.

Dari semua hal kejadian, pada dasarnya sudah berhasil menggambarkan bagaimana perasaan Ruth yang berada di tengah lingkungan dengan keyakinan yang berbeda dengannya. Tentu saja, ia harus bisa menyesuaikan diri dalam setiap keadaan di lingkungan sekolahnya itu.  

Hal seperti itu pada dasarnya merupakan sesuatu yang lumrah terjadi di Indonesia. Apalagi di kota-kota besar. Siswa dengan keyakinan yang berbeda-beda, tentu bukan lagi sebuah fenomena baru di sebuah lingkungan sekolah.

“Jalan ceritanya sudah menjadi rahasia umum, apalagi dibumbui humor-humor kecil yang sukses menggelitik,” kata Rusdi, salah satu peserta pemutaran film dan diskusi yang hadir pada malam itu.

Mengenai hal itu, saya sependapat dengan Rusdi. Sekali lagi, memang benar konsep dan ide cerita film ini merupakan suatu hal yang biasa—bahkan sudah menjadi rahasia umum. Meskipun begitu, lewat adegan-adegan lucu yang tak terduga membuat film ini berhasil mematok posisi nyaman para penonton untuk tetap menyaksikannya sampai akhir cerita.

Satu adegan percakapan yang saya ingat adalah percakapan Ruth dan Abdul di sebuah kantin sekolah milik Bu Nendra. “Daging babi itu rasanya gimana sih Ruth?” begitu Abdul memulai percakapannya.

Dan Ruth menjawa jika dia tidak doyan dengan daging babi. Namun, Abdul menekankan jika Ruth adalah orang Kristen dan biasanya orang Kristen memakan daging babi. Begitu poin dari percakapan mereka.

Uniknya, ketika Abdul mengatakan jika daging babi haram hukumnya dalam ajaran agama Islam, Ruth mengcounter pernyataan itu dengan sebuah pertanyaan, “Lalu kamu mabuk minum-minuman keras itu tidak haram?” tandas Ruth yang membuat Abdul terdiam seketika.

Ya, daging babi, bagaikan aktor antagonis yang harus menjadi perdebatan dalam setiap percakapan agama. Sehingga, pertanyaan Ruth kepada Abdul tersebut bagai tameng sederhana yang tidak akan bisa dijelaskan lagi, tentang apakah minuman keras tidak sama haramnya dengan memakan daging babi?

“Harusnya Ruth tidak ikut dalam pelajaran agama yang berbeda dengannya, justru adegan itu keluar dari realitas kehidupan yang sebenarnya,” tambah Rusdi dalam diskusi itu.

Sekali lagi, saya setuju dengan pendapat itu. Seingat saya, dulu, ketika ada teman yang berbeda agama dengan saya, ia diperbolehkan untuk tidak mengikuti pelajaran tersebut. Dan hal itulah yang seharusnya terjadi. Tapi, di film itu Ruth justru terlihat betah mengikuti pelajaran agama yang berbeda dengannya.

Film ini sukses membuat saya ingin mengulasnya lebih jauh karena ending filmnya yang menarik dan mengelitik. Apalagi membandingkan dengan realitas masyarakat saat ini.

Seperti pada adegan keluarga Ruth yang akan menikmati santapan makan malam bersama. Ketika itu, Ruth disuruh memimpin doa oleh ayahnya. Awalnya tidak ada yang salah pada adegan itu. Justru Ruth terlihat lancar mengucapkan doa makan menurut keyakinannya.

Namun, hal yang tak terduga dan—sekali lagi—berhasil membuat penonton tertawa ketika Ruth akan menyantap makanannya itu, ia mengucapkan, “Bismillahirahmanirrahim”. Sontak, hal itu membuat keluarga Ruth menjadi kaget dan terbengong-bengongdengan tindakan Ruth tersebut.

Sebagai ending, adegan tersebut berhasil membuat penonton kaget dan tertawa. Meski, menurut Rusdi, hal itu adalah hal yang biasa dalam masyarakat saat ini, namun bagi saya inilah hal unik yang bisa dijadikan sebuah ide untuk membuat tulisan kali ini. Tentu saja saya mencoba menghubungkan apa yang terjadi pada Ruth dengan kehidupan keluarga saya.

Suasana menonton ketiga film dalam acara Tatkala May May May 2024 | Foto: Pande

Parta, sepupu kecil saya. Umurnya baru menginjak usia 5 tahun. Namun, dengan kelucuan anak usia 5 tahunan, apa yang terjadi pada Ruth tampaknya terjadi juga pada Parta.

Bayangkan saja, betapa lucunya ketika Parta begitu hafal mengucapkan doa makan menurut agama Islam, meskipun dengan ucapan yang masih terbata-bata.

“Siapa yang mengajari ia doa seperti itu?” tanya saya ketika baru pertama kali mendengarnya mengucapkan doa makan menurut agama Islam. Pada saat itu, saya benar-benar kaget dibuatnya. Saking kagetnya, saya justru mencoba menghentikan ucapan doa yang keluar dari mulut mungilnya.

Namun sayang, tindakan saya itu justru membuat air mata Parta pecah. Mungkin tindakan saya salah. Sepertinya saya terlalu bersemangat dan membuat Parta sedikit terkejut. Jujur saja, saat itu saya benar-benar tidak sengaja. Kalimat yang membuat Parta menangis itu terlontar secara spontan.

“Di Upin-Ipin,” jawab ibu Parta sembari tertawa kecil, ketika saya tanya darimana Parta mempelajari bacaan doa agama Islam itu.

Parta memang lebih fasih mengucapkan hal-hal unik yang ia dapat dari kartun yang berasal Negeri Jiran itu. Bahkan ia lebih sering menggunakan beberapa kosa kata Melayu dalam percakapan sehari-hari. Dan tentu saja, hal itu menjadi bahan candaan keluarga besar ketika Parta mencoba berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut.

Jika bernostalgia sedikit, kartun Upin & Ipin merupakan tontonan langganan sejak saya masih seumuran Parta saat ini. Sialnya, hingga kini, di umur saya yang mulai menginjak kepala dua, ternyata kartun dua anak kembar botak itu masih menjadi tontotan kesukaan saya.

“Eits, jangan menyalahkan. Tidak ada yang berbeda, semua sama—sama-sama mengajarkan hal baik,” ccap bapak menimpali jawaban Ibu Parta saat itu.

Saya ingat, ketika masih kecil dulu, bapak pernah berpesan untuk selalu menekankan jika setiap doa, apa pun itu, entah dari agama kita sendiri atau dari agama lain, tidak ada yang mengajarkan keburukan atau menjerumuskan seseorang. Karena bapak percaya semua doa yang diucapkan itu untuk kebaikan kita bersama. Sehingga, tidak ada yang perlu disalahkan.

Diskusi via Zoom dengan filmmaker dan sutradara film dalam acara Tatkala May May May 2024 | Foto: Pande

Meskipun doa itu dikatakan baik, tapi sebaiknya tidak mengucapkan doa dari agama lain untuk kegiatan sehari-sehari. Kita memiliki keyakinan. Keyakinan yang telah hadir sedari lahir sudah semestinya kita jaga. Apalagi setiap agama sudah memiliki doa, entah dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi, tapi semua itu sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Serial kartun Upin & Ipin secara tidak sengaja memberikan penekanan-penekanan dan memasukan elemen-elemen agama ke dalam audiovisualnya. Sehingga, secara perlahan akan menjadi titik di mana penonton akan lebih mudah mengingat dan memahami.

Untuk hal ini, peranan kedua orang tua sangat penting—untuk terus mengawasi agar tontonan anak masih tetap dalam tahap aman. Mengingat, anak kecil masih senang-senangnya bergerilya dengan imajinasinya.

Ruth, ataupun Parta, menjadi salah satu contoh nyata dari bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Sehingga, saya berharap, nantinya, sebuah doa tidak lagi diucapkan asal sembarangan, seperti yang terjadi pada Ruth dan Parta.

Dan belajar untuk tidak asal berucap, juga merupakan antisipasi serta memberikan efek pembatasan bagi diri kita sendiri. Perlu digaris bawahi, bahwa doa dari agama lain tidak selamanya selaras dengan apa yang kita lakukan. Apalagi kita tidak memahami secara pasti arti dan pelaksanaan doa tersebut bagaimana. Alangkah baiknya, menggunakan doa sesuai dengan keyakinan agama kita masing-masing.

Film Berdoa, Mulai bagi saya menjadi karya film yang layak untuk ditonton. Selain karena telah berhasil dikemas dalam sebuah cerita yang sederhana dan penuh makna, film ini juga menggambarkan bagaimana realitas yang sering kali dihadapi orang-orang yang hidup dalam lingkungan dengan keyakinan yang berbeda.

Secara tidak langsung, film ini mengajarkan bagaimana arti sebuah toleransi, dan memahami bahwa di balik perbedaan, ada nilai kecil dan makna besar yang bisa menyatukan kita.[T]

Film “Bersama Membangun Negeri”, Komedi Satir Untuk Para Calon Legislatif
Mrs. Chatterjee vs Norway: Melodrama Seorang Ibu India dan Penipu-Penipu Norwegia
Terpejam untuk Melihat (2024): Suara-Suara dari Tepi
In the Forest One Thing Can Look Like Another (2023): Yang Tampak dan yang Tak Tampak
Tags: film pendekTatkala May May May 2024Ulas Film
Previous Post

Dua Ranperda Dibahas di DPRD Buleleng, Fraksi-Fraksi Sepakat

Next Post

Pendidikan Kritis dan Karakter Masyarakat yang Kolot: Ulasan Film “Membicarakan Kejujuran Diana”

Pande Putu Jana Wijnyana

Pande Putu Jana Wijnyana

Mahasiswa STAH Mpu Kuturan Singaraja

Next Post
Pendidikan Kritis dan Karakter Masyarakat yang Kolot: Ulasan Film “Membicarakan Kejujuran Diana”

Pendidikan Kritis dan Karakter Masyarakat yang Kolot: Ulasan Film “Membicarakan Kejujuran Diana”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co