30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Fragmentari Bianglala Denbukit, Tentang Keberagaman dan Kebanggaan yang Dibalut Sejarah Kota Singaraja

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
March 27, 2024
inUlas Pentas
Fragmentari Bianglala Denbukit, Tentang Keberagaman dan Kebanggaan yang Dibalut Sejarah Kota Singaraja

Frgamentari Bianglala Denbukit pada HUT Kota Singaraja | Foto: Dok. Disbud Buleleng

HUTAN lebat, sejuk dan lestari. Di tengah hutan itu, Ki Barak bergerak bersama pengikutnya, bergerak  menuju Denbukit. Ia bertemu Panji Landung dan menyampaikan semacam ramalan bahwa kelak Ki Barak akan menjadi raja di wilayah Denbukit.

Begitulah pementasan Fragmentari Bianglala Denbukit dibuka. Lalu cerita bergerak, pesan-pesan bergerak, dan kemeriahan pun menguar pada panggung terbuka di Lapangan Bhuana Patra Singaraja, Selasa malam, 26 Maret 2024.

Fragmentari yang digarap kru dari Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Buleleng itu adalah kesenian pembuka dari acara “Malam Semarak Buleleng Berbangga” serangkaian perayaan HUT ke-420 Kota Singaraja. Acara itu sendiri dibuka Pj. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana.

Di tengah panggung yang gemerlap dengan lampu warna-warni, dengan tata artistik penuh cahaya terang itu, fragmentari semacam Bianglala Denbukit ini sekilas tampak seperti pelengkap panggung semata. Lihat saja, panggung itu sepertinya didesain dengan prioritas utama pada pementasan musik, sehingga kesenian tradisional semacam Fragmentari Bianglala Denbukit seakan-akan berada pada ruang yang keliru.

Apalagi, layar di latar panggung menyala terang dengan gambar warna-warni bianglala, sepertinya membuat tubuh-tubuh penari dikulum oleh cahaya warna. Padahal, dalam kesenian tradisional, cahaya seharusnya memberi “roh” pada tubuh penari agar penari bisa memancarkan sinar taksunya di atas panggung.

Namun, tak apa. Penari-penari dalam fragmentari itu sepertinya punya kekuatan untuk menunjukkan taksunya. Mereka, para penari yang sebagian besar sudah matang itu, tetap tampak menonjol di antara properti panggung yang terlalu “megah”.    

Fragmentari itu dimulai dengan tarian hutan yang indah dengan iringan tabuh manis sekaligus energik. Lalu masuklah tokoh utama, pendiri Kerajaan Buleleng, Ki Barak — yang kemudian dikenal sebagai Anglurah Panji Sakti.

Ki Barak menunggangi Singa Ambara Raja dalam Fragmentari Bianglala Denbukit | Foto: Dok. Disbud Buleleng

Cerita kemudian bergerak. Tari-tarian yang ditata Dekgeh dan iringan tabuh yang ditata Ketut Pany Ryandhi itu lantas mengalir dari awal hingga akhir, mengantarkan cerita tentang keberagaman Buleleng yang memikat.

Fragmentari itu memang bercerita tentang keberagaman budaya Buleleng di masa kini dengan balutan kisah sejarah berdirinya Kota Singaraja dengan tokoh raja besar Ki Barak Panji Sakti. Ide garapan datang dari I Ketut Mulyadi, seorang seniman tari kebanggan Buleleng yang biasa dipanggil dengan nama Ucik.

Sementara dalang dipercayakan pada Wayan Sujana dan Putu Suarsana. Selain kru dari Dinas Kebudayaan Buleleng, pemain fragmentari yang berjumlah 50 orang itu juga dibon dari STAHN Mpu Kuturan, Undiksha Singaraja dan penari dari Dekgeh Dance Art Community.

Adegan demi adegan dalam fragmentari itu mengalir dengan lancar, dengan pembabakan yang diatur dengan baik.

Ki Barak bertemu Panji Landung di tengah hutan di atas bukit. Ki Barak mendengar ucapan Panji Landung, bahwa kelak dia akan memerintah dan jadi penguasa di wilayah Denbukit. Untuk itulah, Ki Barak berkeinginan untuk mengetahui seperti apakah daerah yang akan menjadi daerah kekuasaannya kelak. Dengan bantuan Singa Ambara Raja, Ki Barak menyisir wilayah Denbukit mulai dari ujung barat sampai ujung timur.

Nah, pada babak-babak inilah masuk kemudian, seperti sekuel-sekuel dalam film, beberapa atraksi seni yang menunjukkan tentang betapa beragamnya seni-budaya Buleleng. Bukan hanya kesenian tradisional Bali, melainkan juga kesenian khas Muslim dan Tionghoa. Di situ muncul pesan bianglala, pelangi, warna-warni, yang meski disampaikan secara agak berlebihan oleh sang dalang, namun pesan itu setidaknya memberi renungan pada kita tentang apa-apa saja yang patut jadi kebanggaan warga di Bali Utara.  

Tampil sebagai sekuel garapan seni di tengah fargmen itu antara lain gebug ende, wayang wong tejakula, adrah pegayaman, barongsai, atraksi lumba lumba lovina, dan sapi grumbungan.

Meski cerita dalam garapan ini tergolong carangan, semacam modifikasi cerita lama yang digabungkan dengan kondisi kontekstual saat ini, namun cerita ini tidak kehilangan alur untuk sampai pada pesan penting yang ingin disampaikan. Hal-hal baru yang masuk dalam garapan cerita, semisal gebug ende dan adrah, memang terasa menyimpang dari logika sejarah, namun garapan ini sepertinya bukan bertumpu pada sosialisasi sejarah, melainkan fokus pada pesan.

Gebug ende, kita tahu, bukanlah atraksi seni asli dari Buleleng. Atraksi itu dibawa oleh orang-orang dari Desa Seraya, Karangasem, yang migrasi ke wilayah Gerokgak, Buleleng bagian barat. Peristiwa migrasi itu tentu saja peristiwa baru dan jauh dari setting sejarah perjalanan Ki Barak Panji Sakti dari Klungkung ke Buleleng atau Denbukit.

Adrah, misalnya, adalah kesenian khas Muslim dari Desa Pegayaman. Kata sejarah, warga Muslim itu dibawa oleh Panji Sakti dari Jawa pada saat Panji Sakti sudah menjadi raja. Jadi, logikanya seperti tak masuk akal jika Ki Barak sudah melihat kesenian adrah pada saat ia baru saja memasuki Denbukit.

Semarak keberagaman seni budaya yang ditampilkan dalam Fragmentari Bianglala Denbukit | Foto: Dok. Disbud Buleleng

Namun, sekali lagi, fragmentari Bianglala Denbukit ini sejak awal memang tidak bicara soal sejarah, meski sejarah itu sendiri sebenarnya juga masih bisa diperdebatkan. Fragmentari ini bicara soal pesan, dan pada saat itulah penggarap harus lihai melakukan melakukan modifikasi terhadap cerita-cerita yang sudah dikenal masyarakat sekaligus memasukkan unsur-unsur kekininian agar cerita menjadi segar. Dan fragmentari Bianglala Denbukit, bisa disebut sebagai fragmen yang secara utuh bicara soal keberagaman dan kebanggaan, dan bukan bicara soal romantisme sejarah.    

“Bianglala atau pelangi memiliki warna yang berbeda, di mana tiap warna memiliki karakteristik yang berbeda pula,” kata Mulyadi tentang ide garapannya.

Seperti halnya Denbukit atau Buleleng, kata Mulyadi, memiliki tradisi adat dan budaya yang berbeda di setiap bagian wilayahnya, yang dianalogikan sebagai warna warna dari bianglala. “Itulah inti dari fragmentari itu,” kata Mulyadi yang tamatan ISI Denpasar itu.

Pesan ini memang klise. Tapi seperti itu memang tugas kesenian. Ia menyampaikan pesan yang sama dengan cara yang beragam dan berbeda-beda. Kata-kata yang tepat sepertinya bukan “klise”, melainkan “konsisten”.

“Pesan yang ingin disampaikan dalam garapan ini adalah, kita sebagai warga Buleleng sudah sepatutnya mengetahui budaya lokal genius yang beragam dari berbagai etnis. Dan kita bisa hidup rukun berdampingan dengan etnis yang berbeda,” kata Mulyadi. [T]

“Membaca Sanghyang”: Tentang Ritual, Arsip, Posisi Perempuan, dan Pertanian
Tutur Candra Bherawa (2): Ketika Seniman dan Penikmatnya Terhubung Melalui Makna dan Falsafah
Tradisi Akar Dari Modernisasi Berkesenian | Catatan dari Atlas Beach Fest
Tags: bulelengfragmentariHUT Kota Singarajakesenian balisejarah
Previous Post

Suka-Duka-Lara-Pati, Mengenal 4 Serangkai Bekal Abadi

Next Post

Wajah Desa (Muslim) Pegayaman Saat Bulan Ramadan (1)

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Wajah Desa (Muslim) Pegayaman Saat Bulan Ramadan (1)

Wajah Desa (Muslim) Pegayaman Saat Bulan Ramadan (1)

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co