9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mengarungi Lautan Indonesia: Menapaki Surga Banda Neira

Ni Komang DevianabyNi Komang Deviana
January 16, 2024
inTualang
Mengarungi Lautan Indonesia: Menapaki Surga Banda Neira

Menikmati keindahan Banda Neira | Foto: Komang Deviana

“yang patah tumbuh
Yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti”

SIAPA yang akrab dengan penggalan lirik satu ini? Tentu saja banyak yang angkat tangan. Ya, lagu yang bergenre indie ini dipopulerkan oleh Band Banda Neira, dan memang akrab di telinga banyak orang.

Sedari SMA saya sangat mencintai lagu-lagi bernuansa indie karena saya suka menjadi anak senja. Banda Neira – Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti, adalah lagu indie pertama yang saya dengarkan ketika masih menginjak bangku SMA.

Saya suka mendengarkan kumpulan lagu Banda Naira sambil duduk di teras rumah, atau mendengarkannya dengan headphone sembari menikmati senja di Pantai Segara Wilis dekat rumah saya.

Sudah lama semenjak band favorit lokal saya itu dinyatakan bubar, saya tidak pernah mendengarkan lagu Banda Neira lagi. Hingga pada tahun 2022, kekuatan sosial media melejitkan kembali sang indie Banda Neira dan membuat lagu tersebut dinikmati lebih banyak orang lagi.

Terlintas pertanyaan di benak saya, “Apa itu Banda Neira? Apakah itu hanya sebatas nama?”

Sudah lama mendengarkan lagunya, namun di tahun 2022 lalu saya baru mengetahui bahwa Banda Neira merupakan salah satu pulau di Kepulauan Banda, yang menjadi pusat administratif di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Bung Sjahrir berkata, “Jangan mati sebelum ke Banda Neira”. Apa maksud ungkapannya itu?

Dari Pulau Bali, sebuah pulau yang tak henti memikat saya dengan perpaduan seni, budaya, dan keindahan alamnya, saya memilih beranjak memulai perjalanan menaklukkan lautan Indonesia, melintasi perairan yang berkilauan dan menantang diri menelusuri keindahan lain.

Ya, Banda Neira adalah tujuan saya. Dari tempat yang memiliki nilai sejarah hingga puncak gunung yang megah, setiap langkah membawa saya menuju petualangan tak terlupakan, menuju Surga Banda Naira.

Selama perjalanan ini, saya menapaki jejak historis yang membentang sepanjang perjalanan, menggali cerita-cerita yang tersembunyi dalam ruang dan waktu, dan merasakan getaran sejarah yang hidup di setiap sudut pulau.

Terpancar dari panorama alam yang menakjubkan, membius hati dengan pesona laut yang tenang dan menyajikan kesejukan yang mempesona, juga harmonisasi dengan masyarakat setempat menjadi puncak pengalaman, di mana budaya dan kearifan lokal menyatu dalam perjumpaan yang mendalam.

Melalui tulisan ini, saya ingin mengingat kembali tentang keajaiban Banda Naira, mengarungi lautan Indonesia menuju surga Indonesia yang tersembunyi. Entah bagaimana bisa bangsa-bangsa asing bisa menemukan Banda Neira yang menjadi salah satu penghasil rempah-rempah terbesar di Indonesia ini, sampai saya takjub dibuatnya.

Suasana penyeberangan di Banda Neira | Foto: Komang Deviana

Saat matahari merunduk di ufuk timur, saya merasakan kehadiran sejarah yang hidup di Banda Neira. Menelusuri bekas-bekas benteng kolonial yang menghiasi pulau, meresapi cerita tentang perdagangan rempah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari jejak waktu.

Di setiap jalan kecil, dinding-dinding bersejarah menceritakan kisah kejayaan masa lalu, menyapa setiap langkah dengan nostalgia yang membangkitkan.

Namun, Banda Neira juga bukan hanya tentang masa lalu, melainkan tentang kehidupan sehari-hari yang terjalin erat dengan kearifan lokal.

Saya merasakan kehangatan sapaan ramah penduduk setempat, terlibat dalam ritual adat, dan menyatu dengan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Tidak lupa, alam Banda Neira memberikan pelukan hangatnya. Dengan setiap hembusan angin, aroma rempah-rempah yang khas memeluk dan membawa saya dalam petualangan ini.

Keindahan bawah laut yang memukau mengundang saya untuk menyelami keajaiban laut Banda, di mana ikan-ikan kecil menari-nari dan kehidupan laut yang melimpah menjadi saksi bisu keagungan alam pulau cantik ini.

Dalam harmonisasi ini, saya merasakan bahwa keindahan alam dan warisan sejarah bisa bersatu, menciptakan kekayaan yang melebur dalam kesatuan yang memukau.

Mengarungi lautan Indonesia menuju Banda Neira, saya tak hanya menemukan surga yang tersembunyi, tapi juga menyadari bahwa setiap langkah kita dalam perjalanan ini adalah sebuah refleksi kebesaran Indonesia yang memiliki pesona tak terhingga.

Pemandangan di Banda Neira | Foto: Komang Deviana

Inilah kisah perjalanan yang mengajarkan saya arti kehidupan, keindahan sejati, dan makna dari menjalin harmoni dengan alam dan manusia. Di pelukan kehangatan matahari senja Banda Neira, saya mengakhiri perjalanan ini dengan rasa syukur dan nostalgia.

Menapaki setiap sudut pulau, saya menyadari bahwa Surga Banda Naira bukan hanya destinasi wisata, melainkan juga sekolah kebijaksanaan yang tak terbatas. Setiap detik di sini adalah guru yang memberikan pelajaran tentang keberagaman, kehidupan yang sederhana namun kaya makna, dan kekayaan budaya yang menjadi mahkota Nusantara.

Melalui jejak historis, keindahan alam, dan harmoni dengan masyarakat setempat, Banda Neira mengajarkan bahwa kita dapat menjadi saksi hidup perjalanan waktu, menyaksikan evolusi sebuah pulau dari panggung sejarahnya hingga pesona alamnya yang abadi.

Dengan hati yang penuh rasa, saya melangkah meninggalkan Banda Neira, membawa pulang tidak hanya kenangan, tetapi juga inspirasi untuk menjaga dan merawat keajaiban alam serta warisan sejarah yang telah diberikan Indonesia. [T]

  • BACA artikel-artikel tentang TUALANG yang lain
Bukit Ser, Tempat Terbaik untuk Menenangkan Diri
Ziarah ke Makam R.M. Djojo Poernomo, Guru Spiritual Laskar Diponegoro dan Pendiri Parikunan Purwa Ayu Mardi Utomo
Air Terjun Putri Nglirip: Surga di Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan
Mulailah Perjalanan Penuh Emosi | Catatan dari Philadelphia [1]
Menemukan Cerita Toleransi di Puncak Gunung Tapak | Catatan Pendakian Sispala SMAN 1 Singaraja
Tags: Banda Neiraperjalananwisata
Previous Post

Mendaki Gunung Tempat Para Dewa Berstana

Next Post

Osing, Santet, dan Lain Sebagainya

Ni Komang Deviana

Ni Komang Deviana

Ni Komang Deviana, S.Par., seorang individu yang melihat pertama kali sinar matahari pada tanggal 8 Desember 1999 di Kabupaten Gianyar Melalui perjalanan pendidikan yang penuh lika-liku, ia menyelesaikan pendidikan terakhir yakni S1 Pariwisata Budaya dan Keagamaan di STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Selain menjadi karyawan swasta, saat ini masih aktif bergerak dalam dunia organisasi kepemudaan dan relawan sosial. Bisa saling terhubung dengannya melalui instagram @nkadeviana

Next Post
Osing, Santet, dan Lain Sebagainya

Osing, Santet, dan Lain Sebagainya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co