30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mengarungi Lautan Indonesia: Menapaki Surga Banda Neira

Ni Komang DevianabyNi Komang Deviana
January 16, 2024
inTualang
Mengarungi Lautan Indonesia: Menapaki Surga Banda Neira

Menikmati keindahan Banda Neira | Foto: Komang Deviana

“yang patah tumbuh
Yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti”

SIAPA yang akrab dengan penggalan lirik satu ini? Tentu saja banyak yang angkat tangan. Ya, lagu yang bergenre indie ini dipopulerkan oleh Band Banda Neira, dan memang akrab di telinga banyak orang.

Sedari SMA saya sangat mencintai lagu-lagi bernuansa indie karena saya suka menjadi anak senja. Banda Neira – Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti, adalah lagu indie pertama yang saya dengarkan ketika masih menginjak bangku SMA.

Saya suka mendengarkan kumpulan lagu Banda Naira sambil duduk di teras rumah, atau mendengarkannya dengan headphone sembari menikmati senja di Pantai Segara Wilis dekat rumah saya.

Sudah lama semenjak band favorit lokal saya itu dinyatakan bubar, saya tidak pernah mendengarkan lagu Banda Neira lagi. Hingga pada tahun 2022, kekuatan sosial media melejitkan kembali sang indie Banda Neira dan membuat lagu tersebut dinikmati lebih banyak orang lagi.

Terlintas pertanyaan di benak saya, “Apa itu Banda Neira? Apakah itu hanya sebatas nama?”

Sudah lama mendengarkan lagunya, namun di tahun 2022 lalu saya baru mengetahui bahwa Banda Neira merupakan salah satu pulau di Kepulauan Banda, yang menjadi pusat administratif di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Bung Sjahrir berkata, “Jangan mati sebelum ke Banda Neira”. Apa maksud ungkapannya itu?

Dari Pulau Bali, sebuah pulau yang tak henti memikat saya dengan perpaduan seni, budaya, dan keindahan alamnya, saya memilih beranjak memulai perjalanan menaklukkan lautan Indonesia, melintasi perairan yang berkilauan dan menantang diri menelusuri keindahan lain.

Ya, Banda Neira adalah tujuan saya. Dari tempat yang memiliki nilai sejarah hingga puncak gunung yang megah, setiap langkah membawa saya menuju petualangan tak terlupakan, menuju Surga Banda Naira.

Selama perjalanan ini, saya menapaki jejak historis yang membentang sepanjang perjalanan, menggali cerita-cerita yang tersembunyi dalam ruang dan waktu, dan merasakan getaran sejarah yang hidup di setiap sudut pulau.

Terpancar dari panorama alam yang menakjubkan, membius hati dengan pesona laut yang tenang dan menyajikan kesejukan yang mempesona, juga harmonisasi dengan masyarakat setempat menjadi puncak pengalaman, di mana budaya dan kearifan lokal menyatu dalam perjumpaan yang mendalam.

Melalui tulisan ini, saya ingin mengingat kembali tentang keajaiban Banda Naira, mengarungi lautan Indonesia menuju surga Indonesia yang tersembunyi. Entah bagaimana bisa bangsa-bangsa asing bisa menemukan Banda Neira yang menjadi salah satu penghasil rempah-rempah terbesar di Indonesia ini, sampai saya takjub dibuatnya.

Suasana penyeberangan di Banda Neira | Foto: Komang Deviana

Saat matahari merunduk di ufuk timur, saya merasakan kehadiran sejarah yang hidup di Banda Neira. Menelusuri bekas-bekas benteng kolonial yang menghiasi pulau, meresapi cerita tentang perdagangan rempah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari jejak waktu.

Di setiap jalan kecil, dinding-dinding bersejarah menceritakan kisah kejayaan masa lalu, menyapa setiap langkah dengan nostalgia yang membangkitkan.

Namun, Banda Neira juga bukan hanya tentang masa lalu, melainkan tentang kehidupan sehari-hari yang terjalin erat dengan kearifan lokal.

Saya merasakan kehangatan sapaan ramah penduduk setempat, terlibat dalam ritual adat, dan menyatu dengan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Tidak lupa, alam Banda Neira memberikan pelukan hangatnya. Dengan setiap hembusan angin, aroma rempah-rempah yang khas memeluk dan membawa saya dalam petualangan ini.

Keindahan bawah laut yang memukau mengundang saya untuk menyelami keajaiban laut Banda, di mana ikan-ikan kecil menari-nari dan kehidupan laut yang melimpah menjadi saksi bisu keagungan alam pulau cantik ini.

Dalam harmonisasi ini, saya merasakan bahwa keindahan alam dan warisan sejarah bisa bersatu, menciptakan kekayaan yang melebur dalam kesatuan yang memukau.

Mengarungi lautan Indonesia menuju Banda Neira, saya tak hanya menemukan surga yang tersembunyi, tapi juga menyadari bahwa setiap langkah kita dalam perjalanan ini adalah sebuah refleksi kebesaran Indonesia yang memiliki pesona tak terhingga.

Pemandangan di Banda Neira | Foto: Komang Deviana

Inilah kisah perjalanan yang mengajarkan saya arti kehidupan, keindahan sejati, dan makna dari menjalin harmoni dengan alam dan manusia. Di pelukan kehangatan matahari senja Banda Neira, saya mengakhiri perjalanan ini dengan rasa syukur dan nostalgia.

Menapaki setiap sudut pulau, saya menyadari bahwa Surga Banda Naira bukan hanya destinasi wisata, melainkan juga sekolah kebijaksanaan yang tak terbatas. Setiap detik di sini adalah guru yang memberikan pelajaran tentang keberagaman, kehidupan yang sederhana namun kaya makna, dan kekayaan budaya yang menjadi mahkota Nusantara.

Melalui jejak historis, keindahan alam, dan harmoni dengan masyarakat setempat, Banda Neira mengajarkan bahwa kita dapat menjadi saksi hidup perjalanan waktu, menyaksikan evolusi sebuah pulau dari panggung sejarahnya hingga pesona alamnya yang abadi.

Dengan hati yang penuh rasa, saya melangkah meninggalkan Banda Neira, membawa pulang tidak hanya kenangan, tetapi juga inspirasi untuk menjaga dan merawat keajaiban alam serta warisan sejarah yang telah diberikan Indonesia. [T]

  • BACA artikel-artikel tentang TUALANG yang lain
Bukit Ser, Tempat Terbaik untuk Menenangkan Diri
Ziarah ke Makam R.M. Djojo Poernomo, Guru Spiritual Laskar Diponegoro dan Pendiri Parikunan Purwa Ayu Mardi Utomo
Air Terjun Putri Nglirip: Surga di Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan
Mulailah Perjalanan Penuh Emosi | Catatan dari Philadelphia [1]
Menemukan Cerita Toleransi di Puncak Gunung Tapak | Catatan Pendakian Sispala SMAN 1 Singaraja
Tags: Banda Neiraperjalananwisata
Previous Post

Mendaki Gunung Tempat Para Dewa Berstana

Next Post

Osing, Santet, dan Lain Sebagainya

Ni Komang Deviana

Ni Komang Deviana

Ni Komang Deviana, S.Par., seorang individu yang melihat pertama kali sinar matahari pada tanggal 8 Desember 1999 di Kabupaten Gianyar Melalui perjalanan pendidikan yang penuh lika-liku, ia menyelesaikan pendidikan terakhir yakni S1 Pariwisata Budaya dan Keagamaan di STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Selain menjadi karyawan swasta, saat ini masih aktif bergerak dalam dunia organisasi kepemudaan dan relawan sosial. Bisa saling terhubung dengannya melalui instagram @nkadeviana

Next Post
Osing, Santet, dan Lain Sebagainya

Osing, Santet, dan Lain Sebagainya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co