30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Leluhur | Cerpen Mas Ruscitadewi

Mas RuscitadewibyMas Ruscitadewi
October 7, 2023
inCerpen
Leluhur | Cerpen Mas Ruscitadewi

Ilustrasi tatkala.co

KAMI menyebutnya leluhur, sesuatu yang ada dan menempel pada diri, pada raga dan mungkin juga jiwa. Yang kadang muncul menjadi bisikan lembut di dada, belaian sayang yang membayang. Atau memantul dan berbicara lewat bibir yang tersenyum di dalam cermin. Ya,, kami, aku dan dia menyebutnya leluhur, sesuatu yang dekat, sangat dekat, tetapi kadang tak terjangkau bahkan oleh kecerdasan pikiran.

Aku dan dia, memandang, memahami dan  menanggapi leluhur secara berbeda, bahkan nyaris bertolak belakang. Aku,  seperti namaku, Pertiwi, Bumi yang mematri semua yang di dalam, statis, diam tak kemana-mana, memahami, dan memandang leluhur sebagai manusia-manusia nyata dengan segala aturan tradisi tetek bengeknya yang membelengu, dan mengganggu.

Dia, namanya Dian, Agni,, seperti api terlempar dan menggelepar di luar lingkaran, menggapai-gapai kedalaman, mencari akar untuk bahan bakar, memandang dan memahami leluhur sebagai spirit yang selalu membantu dan menguatkan.

Maka, jadilah kami dua sosok berbeda yang bertolak belakang, tetapi disatukan dalam konteks “leluhur”.

Hentah siapa yang benar dan siapa yang salah menjadi tak penting lagi. Yang menarik adalah sesuatu yang kami  sepakati yang kami sebut leluhur yang wajib dan mesti dihormati.

Bagi Dian rasa hormat dan kewajiban itu ditunjukkan dengan mengikuti semua semua arahan leluhur, karena selalu benar, dan memang merupakan kebenaran itu sendiri.

“Aku dibuang, dipisahkan dari ayah, ibu, saudara-saudara dan lingkunganku. Nenek yang mengajak, menjaga, memelihara dan mendidikku. Nenek menjadi perantara kasih sayang leluhur-leluhurku. Bahkan saat nenek sudah meninggalpun, kasih sayangnya yang hadir dalam batinku, menyelamatkanku dari tiga kematian. Aku dihidupkan dari nafas kasih nenek dan leluhurku. Maka kujalani hidupku untuknya, untuk leluhurku!” Mata Dian berkaca-kaca, ada kenangan indah masa silam yang melintas-lintas dalam geraknya yang tanpa batas.

Aku terpana, merasa berbeda dan sangat berbeda.

Aku menghormati leluhur, karena kuanggap lebih tua. Ibu mengajariku untuk menghormati yang lebih tua, dan menyayangi yang lebih muda dan menghargai sesama.

Jadi rasa hormatku pada leluhur, lebih pada rasa hormatku pada nasehat ibu, yang kuyakini benar dan kebenaran itu sendiri.

Pada ibu, rasa hormatku tak kutunjukkan dengan mengikuti semua perkataannya, untuk yang kuanggap krusial aku sering membantah ibu, justru karena rasa hormatku padanya.

Ketika ibu sakit, beliau melarangku memijat kakinya, karena menganggap aku anaknya memiliki derajat yang lebih tinggi darinya.

“Lebih tinggi dari mana, sudah jelas aku lahir dari rahimnya, jangankan memijat kaki, kepalakupun akan aku serahkan dengan senang hati agar bisa berada di bawah telapak kakinya!” Pendapatku itu tidak saja melawan permintaannya, tapi juga membuat keluarga lain tidak suka.

Membuat orang yang lebih tua tidak suka, marah bahkan benci, bukan berarti aku tak menghormati, tetapi rasa hormatku diletakkan pada keyakinan yang  kuanggap benar.

“Kamu tahu kenapa sampai sekarang kamu belum mendapatkan pasangan, itu karena aku pasang tembok yang sangat tinggi untuk mengurungmu.., ” kata sebuah suara di dalam dadaku. Ya, aku tahu itu suara bagian dari diriku, dalam darah, DNA leluhurku.

Aku terkekeh, bersilat lidah dengan yang ada di dalam diriku.

“Ya, tidak apa-apa, berarti pasanganku nanti adalah orang hebat, peloncat tinggi yang bisa meloncati tembok tinggi yang kalian buat.”

“Sejak dari dalam kandungan, dari kecil kau kujaga, selalu kujaga, agar kau bisa melahirkan keturunan, yang mewarisi keagungan dan keluhuran leluhur kita!” Suara itu tegas dan jelas, sedikit marah.

Aku terkekeh.

“Ya, silahkan saja, kalau mau lahir dari aku silahkan saja, mau suamiku siapa kek ya lahir, lahir sajalah, mau orang asing atau siapa saja.”

Suara di dadaku kurasakan makin marah. Kemudian dia memberikan gambaran suami yang dijodohkan untukku. Seorang lelaki muda dan tampan, masih saudara yang juga teman SMA ku. Tentu saja aku makin terkekeh, yang membuatnya makin marah.

“Oke, oke, gini aja, aku hanya akan menikah dengan orang yang kucintai dan mencintai aku. Jadi kalau kau ingin aku menikah dengannya, tolong buat aku mencintainya dan dia mencintai aku, ” kataku akhirnya.

Suara di dadaku makin marah, mengumpat-umpat dan mengancam-mengancam, mengatakan apa saja yang sudah dilakukan untukku selama ini, yang dianggapnya percuma karena aku tak mau mengikuti perintahnya.

Setelah itu sungguh kurasakan sangat tidak nyaman. Seminggu aku merasakan jiwaku tak berada di dalam ragaku, hidupku serasa kosong. Tapi saat seperti itu, pikiran-pikiran nakalku tentang kematian berlompatan. Kalau seandainya aku mati, aku ingin teman-temanku sedikit tahu tentang cerita kematianku. Maka ku telpon teman-teman dekatku, kunikmati berbagai jawaban yang mereka berikan.

“Aduh, jangan seperti itu, jangan melawan leluhur, minta maaflah, ” kata seorang teman yang dikenal sangat ahli dalam adat dan budaya Bali.

“Wah Kingkong lu lawan,” kata teman satunya yang terkenal santai.

“Wah gitu ya, hati-hati,” kata teman sedikit cuek

Berbagai jawaban teman-teman mampu sedikit meredakan debar di dadaku,sekaligus memberiku  pemahaman yang lebih dalam tentang teman-temanku.

Ketika kemudian adikku meninggal, aku masih berusaha melupakan perdebatan dengan yang kuanggap leluhur itu, dan berkeyakinan bahwa persoalan hidup dan mati ada dalam kemahakuasaan Tuhan, juga jodoh dan cinta.

Jalanku menghormati leluhur adalah jalan pembangkangan dan pemberontakan terhadap apa yang kunilai keliru. Kupahami kini, leluhur atau, siapapun, atau apapun itu yang hadir sebagai penghalang, penghambat, pengganggu bahkan pengancam, hadir semata untuk menguji keyakinan kita, pada Tuhan, pada kebenaran yang satu, yang sebenar-benarnya.

Leluhur menjadi salah satu jalan menuju hakekat. Hentah jalan darat, laut maupun udara.

Di udara bagi Dian, diri adalah ketelanjangan yang memerlukan baju-baju duaniawi dari leluhur untuk perlindungan dan rasa aman.

Sampai bisa menemukan baju-baju keyakinan pada Tuhan untuk menjadi benar-benar telanjang dan menyatu dengan semesta. Menjadi semesta.

Di Bali, tubuh kita seperti pohon pisang, yang hatinya diselubungi berlapis-lapis pelepah, yang menjadi pelindung inti. Lapis-lapis yang menjadi batang pohon pisang itu seperti lapis-lapis keluarga, leluhur, lingkungan, adat dan tradisi yang menutupi kesejatian yang kita cari. Hanya dengan melepas kelopak pisang satu-satu, melewati perih luka dan koyakan, akan mendapatkan inti. [T]

  • BACA cerpen lain
Berbekal Nasi Kuning ke Kahyangan | Cerita Hari Kuningan Gde Aryantha Soethama
Fête De La Musique | Cerpen Santos Philipus
Undangan Pernikahan | Cerpen AA Ayu Rahatri Ningrat
Tags: Cerpen
Previous Post

Puisi-puisi Reza Ramadhan | Amelia

Next Post

Jon Fosse, Nobel Sastra, dan Karya Minimalismenya

Mas Ruscitadewi

Mas Ruscitadewi

Sastrawan, dramawan, pecinta anak-anak. Penggagas berbagai acara seni-budaya di Denpasar termasuk Bali Mandara Nawanatya yang digelar pada setiap akhir pecan selama setahun.

Next Post
Jon Fosse, Nobel Sastra, dan Karya Minimalismenya

Jon Fosse, Nobel Sastra, dan Karya Minimalismenya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co