SORE ITU, di Geo Open Space (GOS), Badung, tampak juru parkir dan dua orang pecalang sedang mengatur kendaraan yang mulai berdatangan. Bersamaan dengan itu, satu persatu, tamu undangan juga sudah terlihat memasuki tempat yang telah disediakan.
Di area pelataran GOS, kursi-kursi telah terbungkus rapi dengan kain putih dan menghadap ke panggung kecil sebagai pusat dari perhelatan malam itu. Sementara itu, di sebelah selatan, tampak juga hidangan yang telah tertata rapi, yang siap disantap oleh tamu undangan. Sepertinya, panitia telah menyiapkan satu perhelatan yang sangat penting.
Di sudut yang lain, terlihat juga teman-teman Mulawali Institute sedang mempersiapkan diri untuk mempersembahkan satu pertunjukan The (Famous) Squating Dance: Jung Jung-Te Jung. Panitia yang hilir mudik—dengan berbagai ekspresi, ada yang tampak gelisah, khawatir, gugup, dan tak sedikit yang justru sangat ceria—menjadi pelengkap sore hari itu.
Adalah malam Penganugerahan Film Pendek Terbaik, Minikino Film Week 9 (MFW9), Bali International Short Film Festival. Festival yang diselenggarakan setiap setahun sekali itu, setelah menggelar acara dari 15 – 23 September 2023, bertempat di Geo Open Space, Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, pada Sabtu (23/9/2023) malam resmi ditutup dengan mengumumkan pemenang kompetisi dan peraih penghargaan film pendek terbaik untuk masing-masing kategori.
Rangkaian acara Malam Penganugerahan MFW9 dimulai sejak pukul 18.00 WITA dibuka oleh Fransiska Prihadi selaku Direktur Program MFW9, dengan mengucapkan salam dan mempersilakan Marlina Yulianty Machfud, perwakilan dari Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), untuk memberi sambutan.
“Kemendikbud akan terus mendukung inisiatif dari pelaku industri film di seluruh Indonesia. Dan tentu saja terima kasih untuk Minikino karena telah membuat festival yang menyenangkan ini,” sambut Marlina.
Seusai salam hangat tersebut, Fransiska mengundang komite inti Edo Wulia (Direktur Festival MFW9), I Made Suarbawa (Direktur Traveling Festival MFW9), dan Ursula Tumiwa (Dewan Penasihat MFW9), naik ke atas panggung.
“Festival film selalu merupakan sebuah kolaborasi banyak pihak yang ikut andil membentuk kualitas perhelatan ini. Berkat dukungan dan kerja sama seluruh pihak yang terlibat maka Minikino Film Week tahun ini dapat berjalan baik,” ujar Direktur Festival Edo Wulia, mengawali sambutan dari para komite inti MFW9.
Edo Wulia saat membacakan sambutannya / Foto: Dok. Minikino
Menyambung Edo, dalam sambutannya Ursula Tumiwa mengucapkan terima kepada Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Dana Indonesiana, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Raoul Wallenberg Institute, Rangkai, Panasonic Lumix Indonesia, Grab, dan semua pendukung lainnya yang turut berkontribusi mewujudkan festival ini.
Di samping itu, dukungan juga datang dalam bentuk beragam kolaborasi dengan berbagai lokasi acara, media, festival film internasional, universitas, perusahaan dan juga komunitas lokal di Bali.
Kemudian, I Made Suarbawa mengatakan, sejak delapan tahun ke belakang MFW selalu mengembangkan modul lokakarya yang mengiringi Pop Up Cinema ke desa-desa. Tahun ini anak-anak di desa diajak mengembangkan cerita yang dekat dengan keseharian mereka. “Pengalaman keseharian anak-anak sangat potensial untuk dikembangkan bersama lebih dalam,” ujar Made.
Seusai sambutan dari para komite inti, Fransiska memperkenalkan kolaborator pertunjukan dari Mulawali Institute, sebuah lembaga lintas disiplin seni pertunjukan melalui pendekatan kolaboratif dan pemberdayaan. Malam itu, mereka mempersembahkan pertunjukan The (Famous) Squatting Dance: Jung Jung-Te Jung.
Pertunjukan dan Penganugerahan
Saat pertunjukan berlangsung, para hadirin Malam Penganugerahan MFW9 diajak untuk berjongkok. Mereka yang tidak terbiasa berjongkok, tentu ajakan itu sangat sulit untuk dilakukan. Tapi, sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan.
Nyatanya, nyaris semua orang yang hadir di sana—termasuk para bule—ikut jongkok meski dengan sangat susah payah. Tiba-tiba tawa meledak di barisan sebelah selatan, oh, rupanya ada yang oleng dan tidak bisa menyeimbangkan diri saat para pemain Igel Jongkok mulai meminta hadirin untuk jongkok dengan menggunakan satu kaki dan berjinjit.
The (Famous) Squatting Dance: Jung Jung-Te Jung berangkat dari inspirasi tarian “Igel Jongkok” karya penari I Ketut Marya dalam Arsip Bali tahun 1928, pertunjukan ini mempertanyakan topik konstruksi sosial gestur jongkok pada masa kolonial yang diintervensi oleh tarian yang berbasis jongkok, inovasi individu dari tari Igel Jongkok sebagai konvensi dari tradisi komunal masyarakat, hubungan antara jongkok dalam kehidupan sehari-hari dengan jongkok dalam tarian.
Para tamu undangan berusaha berjongkok dengan susah payah / Foto: Dok. Minikino
Seusai penampilan pertunjukan yang ditulis dan disutradarai oleh Wayan Sumahardika tersebut, Direktur Festival Edo Wulia menyampaikan laporan dari festival yang telah dilaksanakan selama sembilan hari itu
“Total 142 mata acara pada MFW9 International Short Film Festival dan Short Film Market berhasil diadakan. Tercatat 5326 penonton hadir di 13 lokasi yang tersebar di seluruh pulau Bali, dan 252 tamu, dan juga tamu akreditasi industri yang termasuk 160 orang dari Indonesia dan 65 orang yang berasal 20 negara,” katanya, menggunakan bahasa Inggris.
Seusai penampilan dari Mulawali Institute yang memukau itu, Chika mulai mengajak satu persatu dewan juri yang hadir pada malam penghargaan MFW9 secara berurutan untuk membacakan pemenang dari berbagai kategori. Pada malam penganugerahan ini, Minikino juga menghadirkan Juru Bahasa Isyarat untuk tamu Tuli yang hadir.
Ini adalah gongnya. Ada banyak orang berdebar dengan doa dan harapan yang dilambungkan. Pasalnya, ini adalah sesi pembacaan film terbaik yang meraih penghargaan dari berbagai kategori. Dan, waktunya telah tiba, setelah diumumkan, secara berturut-turut, peraih penghargaan International Award—untuk masing-masing kategori—mulai menaiki panggung dan menerima penghargaan dalam MFW9 tahun ini.
Para pemenang tersebut antara lain, MFW9 Best Animation Short diraih oleh Little Smasher (sutradara: Gilles Cuvelier, Perancis, 2022); MFW9 Best Audio Visual Experimental Short diraih oleh The Altar (sutradara dan penulis: Moe Myat May Zarchi, Myanmar, 2023); MFW9 Best Children Short diraih oleh I’m Not Afraid! (Ich habe keine Angst!) (sutradara dan penulis: Marita Mayer, Jerman & Norwegia, 2022).
MFW9 Best Documentary Short diraih oleh Ponto Final (sutradara: Miguel López Beraza, penulis: Miguel López Beraza, Mireia Graell Vivancos, Spanyol & Portugal, 2022); MFW9 Best Fiction Short diraih oleh The Good Father (sutradara dan penulis: Jorge Cañada Escorihuela, Spanyol, 2022); MFW9 Youth Jury Award diraih oleh Fairplay (sutradara: Zoel Aeschbacher, penulis: Zoel Aeschbacher & Gania Latroche, Swiss & Prancis, 2022).
Sedangkan, MFW9 Programmer’s Choice diraih oleh Intro (sutradara: Anne Isensee, Jerman, 2022). Dan penghargaan tertinggi, yakni MFW Best Short Film of the Year 2023 jatuh pada Yellow (sutradara dan penulis: Elham Ehsas, Afganistan & Inggris, 2023).
Sementara itu, hadiah utama penghargaan dari Raoul Wallenberg Institute (RWI) Asia Pacific Award at MFW9 diraih oleh Blue Poetry (2023) garapan Muhammad Heri Fadli—sutradara dan penulis dari Pulau Lombok. Direktur RWI regional Asia, Jason Squire membacakan langsung pemenang kategori ini.
Dan penghargaan honorable mention diraih oleh Acung Memilih Bersuara (sutradara: Amelia Hapsari, Indonesia, 2023) dan The Wedding Ring (sutradara dan penulis: Robin Narciso, Kamboja, 2022).
Ketiga Dewan Juri foto bersama para pemenang salah satu kategori / Foto: Dok. Minikino
Di hadapan para pemenang yang semuanya hadir saat malam penganugerahan, Jason mengatakan “Selamat kepada seluruh film pemenang Penghargaan RWI Asia Pasific Award at MFW9. Kami percaya bahwa film-film ini dapat memberikan kontribusi yang besar dalam mempromosikan keterkaitan antara hak asasi manusia, kesetaraan gender, perubahan iklim, dan lingkungan hidup.”
Tambahan penghargaan untuk film produksi nasional tahun ini datang dari penganugerahan Rangkai Award di MFW9 yang dimenangkan oleh Blue Poetry (sutradara dan penulis: Muhammad Heri Fadli, Indonesia, 2023).
Sastha Sunu, sebagai dewan penasihat Rangkai.id, mengungkapkan bahwa film ini berhasil menyajikan cerita dengan menarik namun satire, sekaligus memberikan perenungan pada masa depan hidup kita bersama.
Sedangkan, menurut I Made Adnyana Ole, sastrawan cum pemred tatkala.co sekaligus salah satu juri dalam festival ini, film Blue Poetry berhasil membahas satu isu dengan tetap menjaga sisi keindonesiaannya, namun juga satire. Sehingga, ia layak menjadi juara. Meskipun, bagi beberapa orang, film tersebut memiliki ending yang—meminjam bahasa anak sekarang—“membagongkan”.
Untuk Begadang Filmmaking Competition 2023 yang terlaksana pada 15-16 Juli 2023 silam, pemenangnya ialah Pisang Robot Satu Kata (sutradara: Fauzan Al Habibie, Produksi Dari Hati, Banten, 2023).
Lalu, ada juga Special Jury Mention untuk kategori ini yang mendapatkan hadiah 1 unit LUMIX G90 Kit untuk film Trashtalk (sutradara dan penulis: Rizqullah Ramadhan Panggabean, Jawa Tengah, 2023).
Dan untuk MFW National Competition 2023 yang merupakan penghargaan tertinggi untuk film pendek produksi Indonesia, dimenangkan oleh Bising (sutradara: Amar Haikal, penulis: Amar Haikal dan Bintang Panglima, Fiksi, 2023) dengan Special Jury Mention untuk film Iya Iya Iya Iya (sutradara: Winner Wijaya, penulis: Winner Wijaya, Rayner Wijaya, Adit MKM, Fiksi, 2023) dan I Saw A Ghost, and It Was Beautiful (sutradara dan penulis: Bobby Fernando, Animasi, 2022).
Setelah acara penyerahan penghargaan rampung, acara kemudian dilanjutkan oleh Direktur MFW9 dengan mengumumkan tanggal pelaksanaan Minikino Film Week 10, Bali International Short Film Festival tahun depan.
Selanjutnya, pemutaran film pemenang Best Short Film Of The Year dan pemenang Begadang Filmmaking Competition sebagai penutup acara malam itu.[T]
Sumber: Rilis
Penulis: Yudi Setiawan
Editor: Jaswanto