31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Waspada! Sosok Sangkuni Menjelang Pesta Demokrasi 2024

I Dewa Gede Darma PermanabyI Dewa Gede Darma Permana
July 17, 2023
inOpini
Waspada! Sosok Sangkuni Menjelang Pesta Demokrasi 2024

Darma Permana | Foto: Dok

“2024 akan tiba! 2024 akan tiba! Hore! Hore! Hore!”

Memelintir sedikit lirik lagu anak-anak milik Tasya Kamila, mungkin menjadi lirik yang pas menggambarkan kondisi negara Indonesia saat ini.

Meskipun baru akan terlaksana di hari cinta kasih (14 Februari) tahun 2024, gejolak Pemilu Serentak sebagai sebuah pesta demokrasi telah tercium sadari dini. Ia mampu mengguncang dunia nyata dengan ciri khas hadirnya bendera penuh warna yang menghiasi beberapa tempat.

Selain itu, dunia maya juga turut terguncang dengan warta politik yang senantiasa menghiasi media masa. Sehingga janganlah kaget, apabila dalam waktu dekat ini anda bisa saja didatangi oleh seseorang dengan wajah memelas untuk kemudian mengatakan: “Mohon doa restu dan dukungannya ya.”

Pemilu serentak menjadi sebuah momentum yang sangat urgen untuk negara demokrasi, seperti Indonesia. Pemilu bisa diibaratkan sebagai waktu perjudian legalnya masyarakat untuk kehidupan. Benar dalam memutuskan, 5 tahun bisa dipenuhi dengan kehidupan makmur dan sejahtera. Namun apabila salah dalam memilih, kehidupan akan diisi dengan kekalutan dan juga kemelaratan.

Untuk itu, hadirnya Pemilu tidak boleh hanya disambut dengan perasaan bahagia sebagai sebuah pesta. Perasaan mawas juga mesti turut menyertai, untuk menghadapi gejolak ancaman dari dinamika pesta demokrasi itu sendiri. Salah satu ancaman tersebut bernama sosok Sangkuni.

Siapa itu Sangkuni? Jika mengacu kepada cerita agung Mahabharata, Sangkuni adalah putra Raja Subala dari Kerajaan Gandhara, dan saudara dari Gandhari yang menjadi ratu di Kerajaan Hastinapura.

Sedari awal, sosok Sangkuni adalah tokoh yang ditakuti karena kelicikan dan keseganannya dalam berpolitik. Jika dirangkum dari cerita Mahabharata (Titib, 2008: 363-364), berikut adalah beberapa aksi licik yang didalangi oleh sosok Sangkuni.

  • Perencanaan Peracunan dan Pembunuhan kepada Bima

Sebagai tokoh dari pihak Pandawa yang paling sering bersitegang dengan Duryodhana, Bima tentu menjadi sosok yang mendapat perhatian serius dari Sangkuni. Bima adalah pribadi yang blak-blakan dan yang paling berani menentang ketidakadilan.

Dengan sikap tersebut, Sangkuni bersama Duryodhana akhirnya merencanakan pelenyapan Bima dengan memberinya makanan beracun, kemudian melemparkannya dari atas bukit. Meskipun pada akhirnya, usaha dari Sangkuni mesti gagal karena Bima mampu untuk selamat.

Jika dikaitkan dengan cerita tersebut, Sangkuni di suasana menjelang kontestasi politik tahun 2024 adalah sosok yang hampir sama. Bedanya ia mungkin tidak lagi melakukan cara kuno dengan meracuni anda melalui makanan, tetapi ia menjadi sosok yang lebih modern dengan meracuni pikiran anda melalui janji-janji palsu, disertai serangan fajar berupa tip bantuan ekonomi. Jadi berhati-hatilah! Anda mungkin bukan sosok seperti Bima yang bisa bertahan dari kondisi tersebut.

  • Dalang dari Tragedi “Laksagriha”

Setelah gagal melenyapkan Bima, Sangkuni tidak kehabisan akal. Ia memprakarsai ide terbaru untuk membakar hidup-hidup Pandawa bersama ibunya Kunti di sebuah hunian bernama “Laksagriha” di wilayah Varanavata.

Hunian tersebut diarsiteki oleh Purocana dan terbuat dari lak, suatu bahan yang sangat mudah terbakar. Sehingga tepat pada malam hari, hunian tersebut dibakar oleh Purocana. Namun sama seperti sebelumnya, Pandawa dan Ibu Kunti bisa selamat berkat petunjuk awal yang diberikan oleh Widura selaku penasihat kerajaan.

Jika dihubungkan dengan cerita tragedi tersebut, Sangkuni di kondisi menjelang pesta demokrasi 2024 mungkin sosok yang ide liciknya hampir sama. Bedanya ia mungkin tidak lagi blak-blakan berencana membakar anda dengan api, tetapi ia bisa saja membakar dengan cara menyulut api emosi yang ada dalam diri anda.

Dengan demikian, amarah anda bisa ia kendalikan untuk menghanguskan sesuatu yang ingin ia lenyapkan, yaitu kompetitor politiknya. Jadi berhati-hatilah! Anda bisa menganggap tulisan ini sebagai Widura yang memberikan anda petunjuk awal untuk meredam api emosi di dalam diri.

  • Inisiator Permainan Dadu

Setelah gagap pada usaha sebelumnya, Sangkuni yang tidak kehabisan akal pada akhirnya menginisiasi terlaksananya permainan dadu antara Duryodhana dengan Yudhistira. Ia mengetahui betul, salah satu kelemahan kakak tertua Pandawa tersebut, yang tidak bisa menolak tawaran persahabatan untuk bermain dadu.

Padahal itu hanyalah siasat, untuk memeras Pandawa sampai akar-akarnya melalui judi berkedok persahabatan. Benar saja, rencananya Sangkuni kali ini cukup berhasil. Ia mampu mengeruk semua harta milik Pandawa, sampai mengirim mereka bersama istrinya Drupadi ke pengasingan.

Jika dihubungkan dengan permainan dadu tersebut, Sangkuni di situasi menjelang pesta demokrasi 2024 mungkin sosok yang akan melakukan inisiasi yang sama. Bedanya ia mungkin tidak lagi blak-blakan mengajak anda untuk bermain dadu, tetapi ia bisa saja menjebak anda dalam permainan money politic dan propagandanya di media sosialyang pada akhirnya membuat anda bertaruh pada calon nahkoda yang salah di pesta demokrasi.

Sehingga, bukan untunglah yang anda terima melainkan buntung karena mesti hidup 5 tahun kedepan bersama seorang nahkoda yang menjadi boneka dari Sangkuni. Jadi berhati-hatilah! Kondisi anda bisa sama menyedihkannya, seperti yang terjadi pada Pandawa dan Drupadi. Dimana kekayaan dikeruk habis, serta diasingkan dari peradaban.

  • Penyebab tercetusnya Perang Bharata

Puncak dari kelicikan Sangkuni dalam kisah Mahabharata adalah sebagai salah satu penyebab tercetusnya perang antar sesama keluarga Bharata atau Bharatayudha. Hal ini terjadi ketika Pandawa dan Drupadi meminta hak mereka kembali di istana, namun tidak diberikan oleh Duryodhana karena hasutan Sangkuni. Pada akhirnya, tercetuslah perang besar yang membuat keluarga Bharata saling bunuh di medan pertempuran Kurusetra.

Jika dihubungkan dengan situasi menjelang pesta demokrasi 2024, Sangkuni adalah sosok yang memiliki ide sama jahatnya. Ia bisa menjadi pelopor rusaknya hubungan anda dengan saudara dengan memanfaatkan perbedaan dalam sudut pandang politik. Ia juga bisa menjadi sosok pengadu domba di media sosial dengan kampanye hitamnya. Dengan demikian, anda dan kerabat bisa saling benci, saling tuding, bahkan saling sikut menjelang pesta demokrasi 2024. Jadi berhati-hatilah! Alarm peringatan perang Bharatayuda bisa saja muncul di keluarga anda jika tidak mawas diri akan sosok Sangkuni ini.

***

Dengan mengacu pada sepak terjang Sangkuni di dalam cerita Mahabharata tersebut, dapat kita sadari bersama betapa bahayanya sosok ini dalam dinamika perpolitikan. Ia menjadi sosok yang ambis, licik, dan melakukan apa saja demi merebut kekuasaan di dalam kontestasi politik.

Sangkuni juga tidak pernah segan melenyapkan pihak yang berseberangan dengannya, tidak peduli itu kawan, saudara, atau kerabat terdekatnya sekalipun. Terlebih ketika dihubungkan dengan situasi saat ini, sosok Sangkuni dengan wajah baru bisa saja kembali hadir menjelang pesta demokrasi Indonesia di tahun 2024.

Jadi Bagaimana? Apakah sepakat bahwa sosok Sangkuni ini mesti kita waspadai? [T]

Sumber Referensi:

Titib, I Made. 2008. Itihāsa Ramāyāna & Mahābhārata (Viracarita): Kajian Kritis Sumber Ajaran Hindu. Surabaya: Paramita.

[][][]

  • BACA artikel berkaitan soal POLITIK lainnya
Kekuatan Politik Baru Itu Bernama Majelis Desa Adat
Mencoba Belajar Jujur Dari Sosok Aldi Taher
Jalan (Mantan) Prajurit Menuju Istana
Pak Erick Semakin Dekat dengan Kursi Cawapres?
Pertemuan Dua Penerus Dinasti Politik, Apa yang Mereka Bicarakan?
Modal Kaesang Menuju Kursi Satu Depok
Artis Nyaleg: Bentuk Nyata Pragmatisme Partai Politik
Kerabat Pejabat Menuju Gelanggang Politik
Ganjar Sah Bakal Calon Presiden : Siapa King Maker-nya? Megawati atau Jokowi?
Tags: kisah pewayanganpemiluPemilu 2024PolitikSangkunitokoh pewayangan
Previous Post

Desa Ban Penghasil Kelapa, Tapi Harga Kelapa Murah

Next Post

Air Terjun Putri Nglirip: Surga di Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan

I Dewa Gede Darma Permana

I Dewa Gede Darma Permana

Penulis, Editor, Penyuluh Agama. Biasa dipanggil Dede Brayen. Lahir dan tinggal di Klungkung.

Next Post
Air Terjun Putri Nglirip: Surga di Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan

Air Terjun Putri Nglirip: Surga di Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co