10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Waspada! Sosok Sangkuni Menjelang Pesta Demokrasi 2024

I Dewa Gede Darma PermanabyI Dewa Gede Darma Permana
July 17, 2023
inOpini
Waspada! Sosok Sangkuni Menjelang Pesta Demokrasi 2024

Darma Permana | Foto: Dok

“2024 akan tiba! 2024 akan tiba! Hore! Hore! Hore!”

Memelintir sedikit lirik lagu anak-anak milik Tasya Kamila, mungkin menjadi lirik yang pas menggambarkan kondisi negara Indonesia saat ini.

Meskipun baru akan terlaksana di hari cinta kasih (14 Februari) tahun 2024, gejolak Pemilu Serentak sebagai sebuah pesta demokrasi telah tercium sadari dini. Ia mampu mengguncang dunia nyata dengan ciri khas hadirnya bendera penuh warna yang menghiasi beberapa tempat.

Selain itu, dunia maya juga turut terguncang dengan warta politik yang senantiasa menghiasi media masa. Sehingga janganlah kaget, apabila dalam waktu dekat ini anda bisa saja didatangi oleh seseorang dengan wajah memelas untuk kemudian mengatakan: “Mohon doa restu dan dukungannya ya.”

Pemilu serentak menjadi sebuah momentum yang sangat urgen untuk negara demokrasi, seperti Indonesia. Pemilu bisa diibaratkan sebagai waktu perjudian legalnya masyarakat untuk kehidupan. Benar dalam memutuskan, 5 tahun bisa dipenuhi dengan kehidupan makmur dan sejahtera. Namun apabila salah dalam memilih, kehidupan akan diisi dengan kekalutan dan juga kemelaratan.

Untuk itu, hadirnya Pemilu tidak boleh hanya disambut dengan perasaan bahagia sebagai sebuah pesta. Perasaan mawas juga mesti turut menyertai, untuk menghadapi gejolak ancaman dari dinamika pesta demokrasi itu sendiri. Salah satu ancaman tersebut bernama sosok Sangkuni.

Siapa itu Sangkuni? Jika mengacu kepada cerita agung Mahabharata, Sangkuni adalah putra Raja Subala dari Kerajaan Gandhara, dan saudara dari Gandhari yang menjadi ratu di Kerajaan Hastinapura.

Sedari awal, sosok Sangkuni adalah tokoh yang ditakuti karena kelicikan dan keseganannya dalam berpolitik. Jika dirangkum dari cerita Mahabharata (Titib, 2008: 363-364), berikut adalah beberapa aksi licik yang didalangi oleh sosok Sangkuni.

  • Perencanaan Peracunan dan Pembunuhan kepada Bima

Sebagai tokoh dari pihak Pandawa yang paling sering bersitegang dengan Duryodhana, Bima tentu menjadi sosok yang mendapat perhatian serius dari Sangkuni. Bima adalah pribadi yang blak-blakan dan yang paling berani menentang ketidakadilan.

Dengan sikap tersebut, Sangkuni bersama Duryodhana akhirnya merencanakan pelenyapan Bima dengan memberinya makanan beracun, kemudian melemparkannya dari atas bukit. Meskipun pada akhirnya, usaha dari Sangkuni mesti gagal karena Bima mampu untuk selamat.

Jika dikaitkan dengan cerita tersebut, Sangkuni di suasana menjelang kontestasi politik tahun 2024 adalah sosok yang hampir sama. Bedanya ia mungkin tidak lagi melakukan cara kuno dengan meracuni anda melalui makanan, tetapi ia menjadi sosok yang lebih modern dengan meracuni pikiran anda melalui janji-janji palsu, disertai serangan fajar berupa tip bantuan ekonomi. Jadi berhati-hatilah! Anda mungkin bukan sosok seperti Bima yang bisa bertahan dari kondisi tersebut.

  • Dalang dari Tragedi “Laksagriha”

Setelah gagal melenyapkan Bima, Sangkuni tidak kehabisan akal. Ia memprakarsai ide terbaru untuk membakar hidup-hidup Pandawa bersama ibunya Kunti di sebuah hunian bernama “Laksagriha” di wilayah Varanavata.

Hunian tersebut diarsiteki oleh Purocana dan terbuat dari lak, suatu bahan yang sangat mudah terbakar. Sehingga tepat pada malam hari, hunian tersebut dibakar oleh Purocana. Namun sama seperti sebelumnya, Pandawa dan Ibu Kunti bisa selamat berkat petunjuk awal yang diberikan oleh Widura selaku penasihat kerajaan.

Jika dihubungkan dengan cerita tragedi tersebut, Sangkuni di kondisi menjelang pesta demokrasi 2024 mungkin sosok yang ide liciknya hampir sama. Bedanya ia mungkin tidak lagi blak-blakan berencana membakar anda dengan api, tetapi ia bisa saja membakar dengan cara menyulut api emosi yang ada dalam diri anda.

Dengan demikian, amarah anda bisa ia kendalikan untuk menghanguskan sesuatu yang ingin ia lenyapkan, yaitu kompetitor politiknya. Jadi berhati-hatilah! Anda bisa menganggap tulisan ini sebagai Widura yang memberikan anda petunjuk awal untuk meredam api emosi di dalam diri.

  • Inisiator Permainan Dadu

Setelah gagap pada usaha sebelumnya, Sangkuni yang tidak kehabisan akal pada akhirnya menginisiasi terlaksananya permainan dadu antara Duryodhana dengan Yudhistira. Ia mengetahui betul, salah satu kelemahan kakak tertua Pandawa tersebut, yang tidak bisa menolak tawaran persahabatan untuk bermain dadu.

Padahal itu hanyalah siasat, untuk memeras Pandawa sampai akar-akarnya melalui judi berkedok persahabatan. Benar saja, rencananya Sangkuni kali ini cukup berhasil. Ia mampu mengeruk semua harta milik Pandawa, sampai mengirim mereka bersama istrinya Drupadi ke pengasingan.

Jika dihubungkan dengan permainan dadu tersebut, Sangkuni di situasi menjelang pesta demokrasi 2024 mungkin sosok yang akan melakukan inisiasi yang sama. Bedanya ia mungkin tidak lagi blak-blakan mengajak anda untuk bermain dadu, tetapi ia bisa saja menjebak anda dalam permainan money politic dan propagandanya di media sosialyang pada akhirnya membuat anda bertaruh pada calon nahkoda yang salah di pesta demokrasi.

Sehingga, bukan untunglah yang anda terima melainkan buntung karena mesti hidup 5 tahun kedepan bersama seorang nahkoda yang menjadi boneka dari Sangkuni. Jadi berhati-hatilah! Kondisi anda bisa sama menyedihkannya, seperti yang terjadi pada Pandawa dan Drupadi. Dimana kekayaan dikeruk habis, serta diasingkan dari peradaban.

  • Penyebab tercetusnya Perang Bharata

Puncak dari kelicikan Sangkuni dalam kisah Mahabharata adalah sebagai salah satu penyebab tercetusnya perang antar sesama keluarga Bharata atau Bharatayudha. Hal ini terjadi ketika Pandawa dan Drupadi meminta hak mereka kembali di istana, namun tidak diberikan oleh Duryodhana karena hasutan Sangkuni. Pada akhirnya, tercetuslah perang besar yang membuat keluarga Bharata saling bunuh di medan pertempuran Kurusetra.

Jika dihubungkan dengan situasi menjelang pesta demokrasi 2024, Sangkuni adalah sosok yang memiliki ide sama jahatnya. Ia bisa menjadi pelopor rusaknya hubungan anda dengan saudara dengan memanfaatkan perbedaan dalam sudut pandang politik. Ia juga bisa menjadi sosok pengadu domba di media sosial dengan kampanye hitamnya. Dengan demikian, anda dan kerabat bisa saling benci, saling tuding, bahkan saling sikut menjelang pesta demokrasi 2024. Jadi berhati-hatilah! Alarm peringatan perang Bharatayuda bisa saja muncul di keluarga anda jika tidak mawas diri akan sosok Sangkuni ini.

***

Dengan mengacu pada sepak terjang Sangkuni di dalam cerita Mahabharata tersebut, dapat kita sadari bersama betapa bahayanya sosok ini dalam dinamika perpolitikan. Ia menjadi sosok yang ambis, licik, dan melakukan apa saja demi merebut kekuasaan di dalam kontestasi politik.

Sangkuni juga tidak pernah segan melenyapkan pihak yang berseberangan dengannya, tidak peduli itu kawan, saudara, atau kerabat terdekatnya sekalipun. Terlebih ketika dihubungkan dengan situasi saat ini, sosok Sangkuni dengan wajah baru bisa saja kembali hadir menjelang pesta demokrasi Indonesia di tahun 2024.

Jadi Bagaimana? Apakah sepakat bahwa sosok Sangkuni ini mesti kita waspadai? [T]

Sumber Referensi:

Titib, I Made. 2008. Itihāsa Ramāyāna & Mahābhārata (Viracarita): Kajian Kritis Sumber Ajaran Hindu. Surabaya: Paramita.

[][][]

  • BACA artikel berkaitan soal POLITIK lainnya
Kekuatan Politik Baru Itu Bernama Majelis Desa Adat
Mencoba Belajar Jujur Dari Sosok Aldi Taher
Jalan (Mantan) Prajurit Menuju Istana
Pak Erick Semakin Dekat dengan Kursi Cawapres?
Pertemuan Dua Penerus Dinasti Politik, Apa yang Mereka Bicarakan?
Modal Kaesang Menuju Kursi Satu Depok
Artis Nyaleg: Bentuk Nyata Pragmatisme Partai Politik
Kerabat Pejabat Menuju Gelanggang Politik
Ganjar Sah Bakal Calon Presiden : Siapa King Maker-nya? Megawati atau Jokowi?
Tags: kisah pewayanganpemiluPemilu 2024PolitikSangkunitokoh pewayangan
Previous Post

Desa Ban Penghasil Kelapa, Tapi Harga Kelapa Murah

Next Post

Air Terjun Putri Nglirip: Surga di Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan

I Dewa Gede Darma Permana

I Dewa Gede Darma Permana

Penulis, Editor, Penyuluh Agama. Biasa dipanggil Dede Brayen. Lahir dan tinggal di Klungkung.

Next Post
Air Terjun Putri Nglirip: Surga di Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan

Air Terjun Putri Nglirip: Surga di Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co