10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Perspektif Logika Wittgenstein dan Mindfulness pada Film Ngeri Ngeri Sedap

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
July 6, 2023
inUlas Film
Perspektif Logika Wittgenstein dan Mindfulness pada Film Ngeri Ngeri Sedap

Poster film NNS | Foto: Dok. @ngeringerisedapmovie

NGERI NGERI SEDAP (NNS) yang diproduksi Imajinari berkolaborasi dengan Visionari Film Fund tahun 2022 dan disutradarai Bene Dion Rajagukguk adalah sebuah film Indonesia yang menggugah. Dia adalah karya yang humanis, jujur, mindful, dan provokatif secara bersamaan.

Dalam 64 hari penayangan film ini berhasil mengumpulkan hampir 3 juta penonton. Amazing! Respons penontonpun positif. Kehadiran NNS bagaikan titik terang bangkitnya film Indonesia setidaknya dalam konteks film yang mengusung budaya lokal kental.

Film ini tak hanya menawarkan kebaruan perspektif, namun juga menawarkan optimisme pada kualitas film Indonesia masa depan. Sebagai karya yang humanis kita dapat melihat bahwa isu yang ditawarkan dalam film ini adalah isu manusia dalam konteks yang paling esensial dan eksistensial.

The essence of being menjadi sebuah premis dalam film ini, soal siapa diri kita sebagai manusia. Isu esensial bisa dilihat dari sejauh mana manusia melihat dirinya sebagai subjek dari kehidupannya dan kebahagiaannya sendiri.

Sedangkan isu eksistensial dapat dilihat dari premis kedua dalam film ini, the existence of being yang ditunjukkan dengan pencarian identitas masing-masing karakter untuk meraih tujuan mereka sendiri dengan mandiri. Isu essence dan existence ini adalah isu sentral yang dihadapi semua manusia. Makna menjadi manusia dan tujuan menjadi manusia.

Beberapa adegan dalam film NNS / Foto: Dok. @ngeringerisedapmovie

Dalam bingkai dua premis itu, penulis naskah sekaligus sutradara Bene Dion Rajagukguk dengan cerdas dan cemerlang menyajikan karya ini sebagai sebuah art piece yang mengharukan, menyentuh, dan menggugah.

Yang disentuh Bene adalah relevansi film ini dengan keseharian kita yang sangat kompleks. Persoalan keluarga khususnya menjadi isu sentral yang menggerakkan alur cerita. Siapapun yang memiliki keluarga dengan konteks masing-masing akan terhubung dengan film ini. Ia membangun sesuatu yang dekat dengan audiens, yang mampu menyihir, yang mampu menyindir, sekaligus memaksa berpikir.

Film adalah sebuah bahasa gambar yang mewakili realitas. Realitas mengalami redefinisi dalam film karena dia menjadi realitas baru yang telah melalui serangkaian proses produksi.  Bagaimana Bene Dion sebagai penulis naskah sekaligus sutradara menerjemahkan bahasa verbal menjadi bahasa visual? Bagaimana perspektif filsafat melihat bahasa visual?

Dalam pengantarnya untuk buku “Tractatus Logico Philosophicus” karya Wittgenstein (1922) Bertrand Russel mengatakan bahwa ada beberapa persoalan bahasa di mana kata-kata tidak dapat begitu saja mewakili fakta atau realita.

Menurut Russel, Wittgenstein ingin mengajukan sebuah tesis fundamental bahwa harus ada kesamaan antara struktur bahasa dan struktur fakta. Filosofi bekerja jika realita dapat diamati. Karena objeknya adalah klarifikasi logika.

Menurut Wittgenstein gambar adalah representasi realitas atau struktur fakta, karena hanya dengan demikian ia dapat diamati dengan logika. Dalil ketiga dalam tractatus adalah “a logical picture of fact is the thought”. Dalam konteks film, bahan bakar dalam film adalah pikiran sutradara yang diterjemahkan dalam gambar yang logis. Sedangkan dalil keempat adalah “a thought is a proposition with a sense”. Bahwa pikiran disusun dari sebuah gagasan dengan logika.

Jadi alur pikir sutradara Bene Dion dapat diamati dengan jelas lewat bahasa visualnya. Dalam konteks film NNS, logika gambar ini sangat kuat. Bahkan sangat mindful dan meaningful. Kita disuguhi fakta visual Danau Toba yang indah dan menawan, juga alam yang mendukungnya, langit yang cantik, bukit yang permai, dan seterusnya.

Ia memanjakan logika dan rasa dalam diri kita. Lalu bahasa mengalir hadir, tidak hanya melalui visual namun melalui bahasa dialog dengan aksen Batak yang kental, dengan budaya yang filosofis, dan juga membangun kebaruan. Setting rumah keluarga yang sederhana, akrab, dan hangat juga menjadi sebuah realitas visual yang kuat.

Di sinilah kekuatan lain hadir. Mindfulness. Mindfulness adalah sebuah gagasan yang dimunculkan oleh Ellen J Langer, seorang pakar psikologi yang menawarkan konsep ketenangan dan kedamaian sebagai benih evolusi budaya. Menurut Langer (1989) mindfulness dapat dicermati dari empat indikator mindfulness yaitu mencermati kebaruan, menemukan konteks, menjadi fleksibel, dan membuat sebuah kategori baru.

Dalam indikator kebaruan, film NNS memberikan kebaruan yaitu mengangkat isu humanisme dengan narrative yang baru, di mana sebuah budaya patriarkis dikritisi dengan cerdas dan menggunakan pendekatan yang baru yaitu pendekatan kultural Batak. Dalam film ini kita akan menyadari bahwa secara mindful film ini menyajikan kondisi budaya Batak dengan dominasi laki-laki yang kuat seperti tergambar dalam karakter Pak Domu yang keras kepala.

Ia selalu mendominasi keputusan keluarga, khususnya mengendalikan kehendak istrinya dan anak-anaknya. Yang konyol, dia memiliki ide pura-pura bercerai dengan istrinya agar anak-anaknya yang jauh merantau mau pulang dan mendamaikan.

Nahasnya, kebohongan tercipta hanya untuk menciptakan kebohongan baru, dan perlahan kondisi makin runyam. Kendali Pak Domu makin kuat dan makin tak masuk akal sehingga Mak Domu merasa lelah dan iapun membongkar semua kebohongan Pak Domu.

Beberapa adegan dalam film NNS / Foto: Dok. @ngeringerisedapmovie

Kebaruan lain dalam film ini kemudian terletak pada bagaimana kendali itu perlahan memudar dan goyah seiring dengan perlawanan Mak Domu (istri Pak Domu) yang mengatakan cukup lelah dengan semua tekanan yang terjadi dan memilih menentukan sikap untuk berpisah dari Pak Domu dan kembali ke rumah ibunya.

Perlawanan Mak Domu adalah pendobrakan terhadap dominasi patriarki sebagai kebaruan dalam konteks budaya patriarki. Hal ini diikuti oleh  kepergian semua anaknya yang merasa telah dibohongi dan dikendalikan dengan tak masuk akal. Keharuan hadir ketika adegan Pak Domu kesepian dan merenungi rumahnya seorang diri, makan sendiri di meja makan, dan tampak bersedih.

Indikator kedua dalam mindfulness adalah berakar pada konteks. Konteks yang terjadi dalam film ini adalah sebuah konteks budaya di mana budaya Batak digambarkan dengan kuat dan indah, di mana ada dominasi patriarki dan dengan natural dikritisi oleh film ini melalui karakter Mak Domu dan anak-anaknya yang mendobrak dominasi Pak Domu dan memberinya pelajaran.

Karakter Pak Domu yang egois dan keras kepala menjadi memudar dan sadar pada dirinya bahwa ia masih membutuhkan keluarga. Bahwa essence of being-nya adalah menjadi seorang ayah. Dan the existence of being-nya adalah menjadi ayah yang baik dan mampu diterima anak-anaknya.

Indikator ketiga dalam mindfulness adalah fleksibilitas. Fleksibilitas dalam film ini digambarkan dengan karakter Pak Domu yang akhirnya mau menerima perubahan dan mau mengakui kesalahannya.

Ia mengakui bahwa ia terlalu mendominasi dan mengakui kesalahannya. Ia meminta maaf dengan tulus kepada anak-anaknya dan Mak Domu, memahami kondisi yang menyebabkan anak-anaknya dan istrinya memberontak kepadanya. Fleksibilitas ini adalah sebuah ciri mindfulness yaitu dapat berubah menyesuaikan dengan kondisi.

Indikator keempat dalam mindfulness adalah creating new category atau membuat kategori baru di mana film ini menyajikan sebuah realitas baru di mana isu humanisme tentang essence of being dan the existence of being dapat disajikan dengan kesegaran budaya Batak yang kental namun dibungkus dengan kritik yang membangun. Sebuah narrative baru lahir di mana dominasi patriarki dapat dikritisi dengan perspektif baru dan bahwa perubahan dapat terjadi jika diusahakan bersama-sama.

Adegan happy ending menutup film ini, di mana Pak Domu sekeluarga makan bersama dan bahagia. Simbol adegan ini adalah lahirnya harapan baru, kebahagiaan baru, dan kesempatan baru.[T]

Daftar pustaka:

  • Langer, E. J. (1989). Mindfulness. Merloyd Lawer. http://www.perseusbooksgroup.com
  • Wittgenstein, L. (1922). Tractatus logico philosophicus. Harcourt, Brace and Company, Inc.
Kritik Film 3 Idiots Terhadap Sistem Perguruan Tinggi, Masih Relevan!
Lima Film Program Purwa Carita Campuhan: Karya yang Lengkap, Klise, Ketengan, dan Terkesan Main-main
Aurora, Jeritan Hati si Anak Tengah | Catatan Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Konsep dan Kepercayaan Orang Bali Dalam Film Avatar; The Way Of Water
Ballad of a White Cow : Keheningan yang Tak Menawarkan Banyak Hal
White Building : Potret Keruntuhan
“Kadillak dhe Manaferra”, Potret Perlawanan Albania 1975 | Catatan Menonton Minikino Film Week 8
Tags: bioskopfilmFilm Indonesiafilm layar lebarfilsafatUlasan Film
Previous Post

Sugeng Santoso: Guru Muda Berprestasi yang Mengajar Sampai Jauh

Next Post

Pemburu yang Jatuh Cinta Pada Rusa Buruannya | Dari Pentas Kesenian Tradisional Hainan di PKB

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
Pemburu yang Jatuh Cinta Pada Rusa Buruannya | Dari Pentas Kesenian Tradisional Hainan di PKB

Pemburu yang Jatuh Cinta Pada Rusa Buruannya | Dari Pentas Kesenian Tradisional Hainan di PKB

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co