Kadillak dhe Manaferra atau Cadillac and the Blackberry adalah salah satu film pendek yang diputar dalam acara Minikino Film Week (MFW) 8 , Bali International Short Film Festival.
MFM 8 itu berlangsung 2-10 September 2022 di sejumlah venue di Denpasar, Singaraja dan Tabanan, termasuk venue Komunitas Mahima di Singaraja. Dan film pendek Cadillac and the Blackberry ini merupakan bagian dari program UNKNOWN KNOWN yang diputar di Komunitas Mahima, Minggu 4 September 2022.
Entah kenapa, saya tertarik dengan film ini — mungkin karena berlatar sejarah Albania 1975.
Film pendek yang ditulis oleh Bujar Alimani dan disutradari Suela Bako ini berkisah tentang perlawanan seorang teknisi minyak — yang diperankan Lulzim Zeqja — terhadap rezim otoriter Albania pada 1975.
Suasana menonton film dalam acara Minikino Film Week 8 di Komunitas Mahima, Singaraja, Bali, 4-9-2022
Dikisahkan, seorang teknisi minyak mendapatkan hadiah mobil mewah dari ayahnya — mobil itu dikirim dari Amerika — dan seorang penghusaha minyak (diperankan oleh Myzafer Zilfa) tempatnya bekerja, meminta mobil mewah itu, “untuk disumbangkan kepada pimpinan,” katanya.
“Ini adalah kisah perlawanan seorang teknisi minyak terhadap kekuasaan dan manipulasi. Orang-orang yang berkuasa mencoba membujuknya untuk menyumbangkan mobil mewah itu kepada pimpinan,” kata Alimani.
Albania. Sebuah negara di Eropa Timur yang tak kunjung lepas dari pendudukan, perlawanan, dan ketidakadilan. Pada tahun 1946, negara ini bernama Repubik Rakyat Albania dan berganti menjadi Republik Rakyat Sosialis Albania pada tahun 1976 sampai 1991. Republika Popullore Socialiste e Shqiperise. Negara komunis yang dideklarasikan oleh Enver Hoxha, pemimpin Partai Pekerja Albania.
Cadillac and the Blackberry berlatar cerita kisaran tahun 1970-an, saat Hoxha menjadikan Albania sebagai negara komunis. Sekadar informasi: pada 1912 Albania lepas dari kekuasaan Turki Ustmani dan sempat menjadi bagian singkat dari Kerajaan Serbia sebelum beralih menjadi republik (1924-1928) dan kerajaan (1928-1939) sebelum dikuasai Italia pada Perang Dunia II. Lepas dari Italia, Albania menjadi negara komunis.
Di masa Hoxha, setelah rezim fasis Italia gulung tikar, kehidupan rakyat Albania tidak banyak berubah. Hoxha menjelma menjadi diktator baru. Ia membuat paham Hoxhaist, yang didasarkan namanya sendiri.
Paham ini banyak mengontrol kehidupan di berbagai bidang, termasuk penerbitan buku. Sang Pemimpin Hoxha memaksa rakyat bekerja melakukan pembangunan dengan mengirimnya ke kamp-kamp. Bila melawan akan disiksa. Melaui Sigurimi, badan intelijen yang menjadi kaki tangannya, ia berubah menjadi monster bagi rakyat Albania.
Ia tak jauh berbeda dengan Francisco Teodolu Franco kelahiran Galicia itu. Franco dan Hoxha sama-sama menekuni profesi langka sebagai diktator. Bedanya, Franco di Spanyol, sedangkan Hoxha di Albania. Segala urusan digenggamnya di satu tangan belaka, seakan cuma dia yang punya tangan di seluruh negeri, betis dan lengannya kokoh, tentu sangat efektif untuk memelintir leher oposan, dan tidak canggung memutar mesin kekuasaan baik siang maupun malam, bertahun-tahun.
Melalui kisah pendek perlawanan teknisi minyak yang menolak memberikan mobil mewah hadiah dari ayahnya kepada pimpinan dalam Cadillac and the Blackberry, Bujar Alimani dan Suela Bako, saya kira hendak menyampaikan perjuangan rakyat Albania terhadap kekuatan rezim otoriter pada saat itu sekaligus menyampaikan kekejaman rezim melalui dialog antara teknisi minyak (Lulzim Zeqja) dengan pengusaha minyak (Myzafer Zilfa) di ujung cerita.
Kurang lebih — saya lupa tepatnya — pengusaha minyak mengatakan begini: “Kalau kau menolak untuk memberikan mobilmu pada pimpinan, berarti kau telah melakukan perlawanan. Dan bagaimana dengan anakmu? Tenang, kami tidak akan menelantarkan anak yatim.”
Dikisahkan teknisi minyak memiliki seorang anak laki-laki yang diperankan oleh Daren Karameta.
Film pendek yang terinspirasi dari kisah nyata ini menurut saya cukup bagus. Bukan saja tentang eksotisnya pemandangan yang disajikan, tapi juga selipan-selipan humor yang tak murahan. Lulzim berakting dengan sangat baik. Begitu pula Zilfa, ia berhasil memerankan tokoh pengusaha tambun yang menyebalkan. Tetapi maaf, saya tidak dapat berkomentar atas tokoh anak laki-laki yang diperankan Daren Karameta.
Cadillac and the Blackberry terpilih dalam festival film pendek edisi ke-25 di Brussel, Belgia. Film ini merupakan produksi 90 Cinrmatography dan SEE Cinema Network.
Sebagai film dengan durasi yang pendek (saya lupa tepatnya), Cadillac and the Balckberry tetap berhasil menyampaikan pesannya. Untuk mengetahui bahwa rezim Albania 1975 itu kejam, tanpa adegan kekerasan fisik pun, pemirsa tetap dapat menilai bahwa rezil Albania 1975 itu kejam melalui dialog bernaga intimidasi dari penguasa.
Menurut awam saya ini suatu yang mengesankan. Saya menikmati film ini dan teringat dengan sejarah bangsa sendiri pada kurun waktu yang sama. [T]