Kamis pagi, 7 Juli 2022, sekira jam 9.00, di Pantai Penyumbahan, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng, suasananya agak berbeda dengan hari-hari biasa. Di laut dengan gelombang yang cukup landai, sejumlah orang melakukan olahraga stand up paddle.
Stand up paddle (SUP) adalah olahraga air, semacam olahraga mendayung sambil berdiri. Olahraga ini mulai popular dan terus diperkenalkan di Bali.
Kegiatan olahraga di Pantai Penyumbahan itu dilaksanakn Stand Up Paddle Community Indonesia Cabang Bali. Olahraga itu mendapat perhatian dari masyarakat Desa Les, termasuk Perbekel Les Adi Wistara.
Perairan Desa Les diakui memang cocok dikembangkan sebagai tempat olahraga SUP itu, karena alamnya yang indah dan ombak laut yang cukup tenang serta pantainya masih sangat asri. Untuk itu, pemerintah desa Les pun punya keinginan untuk serius mengembangkan olahraga tersebut.
Perbekel Desa Les Adi Wistara mengatakan dirinya memang punya keinginan besar untuk mengembangkan wisata olahraga (sport tourism) di desanya agar keberlangsungan wisata berjalan alami tanpa harus melakukan banyak pembangunan fisik.
“Pengembangkan wisata yang kami lakukan tanpa harus melakukan banyak pembangunan fisik, tapi tetap bisa memberikan dampak positif kepada pelestarian alam dan sosial ekonomi,” kata Adi Wistara di sela-sela acara stand up paddle challenge, Kamis pagi itu,
Ketua Pengda Stand Up Paddle Bali Arie Sapta mengatakan olahraga stand up paddle (SUP) ini sebenarnya bukan olahraga yang baru. Olahraga ini sudah sangat populer di Eropa sebelum berkembang di Indonesia. “Di indoneaia sendiri sudah ada 18 pengda (pengurus daerah) stand up paddle,” katanya.
Foto: Perbekel Les Adi Wistara bersama atlet Stand Up Paddle Community Indonesia Cabang Bali di Pantai Penyumbahan Desa Les, Tejakula, Buleleng
Terkait acara stand up paddle challenge di Desa Les, Arie Sapta mengatakan acara ini bertujuan untuk mengkampanyekan pentingnya menjaga habitat laut, lingkungan di sekitar pantai agar bersih sekaligus lebih memperkenalkan olahraga stand up paddle kepada masyarakat. “Sekaligus kami juga menjalin kolaborasi bersama desa untuk pengembangan wisata olahraga,” katanya.
Di Bali sendiri, kata Arie, ada dua tempat yang dijadikan pusat untuk belajar maupun sport tourism stand up paddle yaitu di Pantai Kelan di Tuban, Badung, dan Pantai Sanur.
“Kelebihan dari stand up paddle ini ialah bisa menggabungkan antara beberapa olahraga air seperti snorklin dan free diving. Olahraga ini tidak hanya bisa di lakukan di laut, tapi bisa juga di danau dan di sungai,” imbuh Arie.
Foto: Perbekel Les Adi Wistara bersama atlet Stand Up Paddle di Pantai Penyumbahan Desa Les, Tejakula, Buleleng
Perjalanan challenge ini dimulai ada tanggal 2 Juli dan akan berkahir 17 juli 2022. Di Desa Les, acara ini memasuki hari ke -6 Perjalanan dimulai dari Pantai Sanur ke timur melewati Pantai Cukcukan, Gianyar, Padangbai, Amed, Tianyar dan tiba di Les. Setelah di Les, perjalanan akan dilanjutkan ke Air Sanih, Lovina, Pemuteran, Melaya dan kembali ke Sanur.
Ada dua peserta yang ikut dalam kegiatan ini, Lukas dan Mike Brumby. Lukas, pemuda dari Sumba adalah atlit sekaligus member dari Stand Up Paddle Bali yang sangat antusias menyelesaikan tahapan demi tahapan challenge ini.
Mike Brumby, warga negara Inggris yang baru setahun bergelut dengan olahraga ini mengatakan pantai sepanjang Desa Les sangat indah dengan terumbu karangnya.[T]