31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ngurah Agung Sukertayasa | Kapal Pesiar, Bonsai, dan Media Tanam Organik

Tobing CrysnanjayabyTobing Crysnanjaya
August 12, 2021
inKhas
Ngurah Agung Sukertayasa | Kapal Pesiar, Bonsai, dan Media Tanam Organik

Ngurah Agung Sukertayasa

Ada orang berbuih-buih bicara soal pertanian organik, tapi tak melakukan apa pun untuk membuat orang percaya pada omongannya. Adanya orang yang diam-diam melakukan sesuatu, agar pertanian organik bisa dipercaya sebagai sistem bercocok-tanam yang lebih baik.

Saya, ketika berkunjung ke Desa Panji, menemukan salah satu orang yang tak banyak omong tapi sukses menciptakan iklim bertanam secara organik.

Dia adalah  I Gusti Ngurah Agung Sukertayasa. Sosok anak muda ini dulunya bekerja sebagai waiter di perusahaan kapal pesiar ternama di dunia. Dia bekerja selama hampir 14 tahun. Namun karena kondisi pandemi, dia banting setir menjadi pembuat media organik.

Awalnya Pecinta Bonsai

Pria kelahiran tahun 1983 ini sudah dua tahun terakhir menekuni usaha pembuatan media tanam organik di rumahnya sendiri di Desa Panji, Sukasada, Buleleng. Ide ini muncul begitu saja, dia adalah penggemar bonsai. Saat itu dia selalu membeli media organik untuk tanaman bonsainya.

Lama-lama, timbul niatannya untuk belajar membuat media tanam organik secara mandiri. Gayung bersambut, niatan ini terwujud setelah mendapatkan dorongan dari kakak sepupunya, Gusti Kadek Susila.

Kakak sepupunya ini adalah seorang pendamping petani di perusahaan pupuk nasional, yang sudah lama berkecimpung di dunia pertanian dan sangat memahami permasalahan tanam-menanam di lapangan.

Dengan pengetahuan teknis yang dia dapatkan dari Gusti Kadek Susila, akhirnya membuat Ngurah Agung memberanikan diri untuk bereksperimen di rumahnya. Dia menggunakan dua buah bangunan yang dulunya digunakan sebagai bekas gudang pengeringan tembakau di halaman rumahnya. Perjuangannya tidak sia-sia, akhirnya dia berhasil membuat media organik yang olehnya diberi merk Taman Subur.

Dalam waktu dua minggu, usahanya ini mampu menghasilkan sekitar 5 ton media organik. Untuk pemasarannya sendiri, produk media organik ini sudah merambah kemana-mana, bahkan sampai ke wilayah Bangli.

“Media niki biasanya digunakan untuk tanaman komoditas mulai dari cengkeh, duren hingga tanaman bonsai, tiang dibantu oleh beberapa teman yang juga bergerak sebagai reseller, jadi produk kami sudah tersedia di beberapa wilayah di Bali,” kata Ngurah Agung.

Bahan Baku Tahi Sapi

Kendala yang dihadapi selama ini adalah bahan baku  “Kalau musim hujan sangat sulit untuk mendapatkan kotoran sapi, karena kotorannya basah, itu saja yang menjadi kendala ketika saya harus memproduksi pupuk untuk keperluan musim penghujan,” katanya.

Selama ini kebutuhan untuk pasokan bahan baku memang berasal dari sekitar desanya. Ada juga yang didatangkan dari wilayah luar Buleleng seperti untuk cocopit hingga kotoran kambing.

Masyarakat petani di sekitar Panji yang memiliki ternak sapi tentu saja senang dengan usaha yang dirintis oleh Ngurah Agung. Mereka bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari menjual kotoran sapi yang dihargai sekitar Rp. 10.000 untuk satu kampil.

“Masyarakat di sini sudah pada tahu, jadi ketika mereka memiliki stok kotoran sapi, mereka akan datang ke rumah untuk mengambil kampil, dan setelah terisi mereka langsung membawakannya kemari,” kata Ngurah Agung.

Proses Pembuatan

Proses pembuatan media organik ini melalui tahapan yang lumayan panjang. Bersyukur dalam menjalankan usahanya Ngurah Agung dibantu oleh dua orang pekerja yang berasal dari desa setempat.

Bahan baku yang digunakan terdiri dari kohe kambing (kotoran kambing), kotoran sapi, cocopit, kapur, arang sekam serta activator organik. Semua campuran media, kecuali activator organik dihaluskan dengan mesin pencacah sampai hancur, semua bahan lantas diaduk dan dimasukkan ke dalam tempat fermentasi. Untuk activator organik sendiri mesti dilarutkan dalam campuran air, untuk kemudian digunakan untuk menyiram media yang sudah hancur, untuk kemudian dilanjutkan ke tahapan fermentasi.

Penulis dan Ngurah Agung Sukertayasa

Proses fermentasi dilakukan dalam rentang waktu dua minggu, dan proses pengadukan mesti lakukan dengan rutin karena fermentasi ini menggunakan teknik aerob atau memerlukan bantuan udara untuk membantu proses fermentasi dan pelapukannya.

Untuk membedakan media yang sudah jadi dengan yang masih fermentasi gampang sekali, masukan tangan, kalau media masih panas itu artinya media masih mengalami proses dekomposisi. Sementara jika sudah dingin , itu artinya media sudah siap digunakan.

Karena penasaran, saya masuk ke ruangan fermentasi, dan memang di dalam terasa suhu agak panas. Sementara untuk mengecek media yang sudah jadi, saya memasukan tangan ke media yang sudah jadi, dan memang terasa sangat lembut dan juga sejuk.

“Untuk satu kampil yang terisi 10 kilogram media organik ini, saya menjual dengan harga Rp. 15.000, jika mau ngambil dalam partai banyak, tentu akan diberikan harga khusus,” kata Ngurah menambahkan.

Tanpa berpikir lama, saya memutuskan untuk memesan sekitar 10 kampil media organik, rencana media organik ini akan saya gunakan untuk campuran media tanam projek percontohan Lumbung Pangan Keluarga dengan menanam tanaman komoditas jahe merah di kebun belakang rumah saya.

Suka Berkebun Juga

Tidak hanya melihat tempat pembuatan media organik, saya juga penasaran dengan isi pekarangan rumahnya, lalu kami putuskan untuk keliling sejenak. Di sana saya melihat areal kebun vanili, tepatnya di sebelah barat rumah Ngurah Agung, dia menceritakan kalau vanili ini hanya sekadar untuk memanfaatkan pekarangan yang tersisa saja. Ngurah lantas mengajak saya melihat areal taman bonsai.

Di depan halaman rumahnya saya juga melihat beberapa koleksi tanaman alpukat yang dia tanam di pot. Ngurah Agung tampaknya memang hobi berkebun, lengkap sekali koleksinya.

Belum puas menunjukkan koleksi tanamannya, Ngurah Agung mengajak saya ke belakang untuk melihat peternakan ayam kampung, dan memang ayam kampung itu dilepas liarkan dalam petakan lahan yang di sekitarnya juga ditanam tanaman pisang lokal.

“Lumayan juga beternak ayam kampung, telornya bisa saya jual di warung tetangga untuk tambahan kebutuhan keluarga,” gumam Ngurah Agung.

Melihat apa yang dilakukan Gusti Ngurah Agung Sukertayasa, saya teringat dari program kemandirian pangan dari pekarangan yang selama ini menjadi impian semua orang, bagaimana masyarakat mesti berperan aktif dalam mengusahakan urusan pangan secara mandiri.

Dan itu bisa dimulai dari pekarangan rumah tangga masing-masing, kalau kami di Koperasi Pangan Bali Utara menyebutnya dengan program Lumbung Pangan Keluarga.

Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Ngurah Agung ini benar-benar sangat menampar, dia tidak hanya telaten dalam urusan hospitality services di dunia pariwisata, tapi dalam dua tahun dia bisa membuat hasil karya yang sudah bisa memberikan sumbangsih bagi masyarakat. Pandemi ini membawa berkah bagi mereka yang selalu melihat hal positif dari sebuah peristiwa. [T]

___

Baca artikel lain dari jurnalis warga TOBING CRYSNANJAYA

Percayalah, Berkebun di Halaman Rumah Bisa Sebabkan Listrik Gratis

Percayalah, Berkebun di Halaman Rumah Bisa Sebabkan Listrik Gratis

Bermainlah ke Mandul di Panji | Ada Jahe Merah Hangat dan Mariani yang Petani

Bermainlah ke Mandul di Panji | Ada Jahe Merah Hangat dan Mariani yang Petani

Cerita Nasi Jinggo Ayam Kampung dari Kopabara untuk Warga Isoman di Buleleng


Cerita Nasi Jinggo Ayam Kampung dari Kopabara untuk Warga Isoman di Buleleng

Tok, Tok, Tok…! Sudang Lepet Made Suarti pun Pipih dan Gurih

Tok, Tok, Tok…! Sudang Lepet Made Suarti pun Pipih dan Gurih

Kopi Susu + Telur Ayam Arab Setengah Matang | Legenda Ngopi di Kota Tua Singaraja

Kopi Susu + Telur Ayam Arab Setengah Matang | Legenda Ngopi di Kota Tua Singaraja

Tags: Koperasi Pangan Bali Utaralingkunganorganikpupuk organiktanaman organiktanaman pangan
Previous Post

Muasal Gelar Pedanda

Next Post

Dilematika Bali Kontemporer Dalam Matra Ideologi Tri Hita Karana

Tobing Crysnanjaya

Tobing Crysnanjaya

Pegawai, petani, bapak rumah tangga. Kini sedang mengikuti kelas Creative Writing di Mahima Institute Indonesia

Next Post
Dilematika Bali Kontemporer Dalam Matra Ideologi Tri Hita Karana

Dilematika Bali Kontemporer Dalam Matra Ideologi Tri Hita Karana

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co