19 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Perjalanan
Pemandangan di Subak Ganggangan, Penebel, Tabanan, Bali

Pemandangan di Subak Ganggangan, Penebel, Tabanan, Bali

Ketahanan Pangan ala Petani di Alam Subak Ganggangan yang Damai

Bakti Wiyasa by Bakti Wiyasa
April 18, 2020
in Perjalanan
201
SHARES

Tak sengaja, meski kerap terjadi, saya bertemu pengetahuan lokal yang penuh kebijakan. Ini terjadi, mulanya, saya hanya hendak menyatakan akan suka kedamaian suasana alam, saat melihat asiknya seorang petani, di Subak Ganggangan, Penebel, Tabanan, Bali..

Petani itu, menurut saya, memang punya kecerdasan managemen lokal dalam ketahanan pangan dan keuangan. Sebagai petani penggarap, ia kini berhasil memiliki ketahanan pangan dengan stok padi sepanjang tahun dan ternak sapi dan kerbau  yang cukup banyak.

Sapi dan kerbaunya semua telah dilatih membajak sawah. Juga sapinya bisa terus beranak pinak kedepannya. Salah satu kalimat menarik dari petani itu, “Hingga kini saya belum pernah membeli beras meskipun saya sudah prediksi akan pacekilik 1.5 tahun karena musim kemarau beberapa waktu lalu!”.

Lalu ia menjelaskan hidupnya yang sederhana, cukup, dan tenang.

Sapi milik sang petani di Subak Ganggangan, Penebel, Tabanan

Meskipun ia petani penggarap, namun hasil panen yang ia simpan di lumbung, dijual seperlunya saja untuk stok uang belanja. Jika hasil panen dari sawah yang digarap 1.5 hekatar itu sebagai petani pengarap dapat hasil panen setengahnya, yaitu 75 are , jika dijual semua, maka bisa habis setelah jadi uang.

“Sebab  pipise nak bisa kecog-kecog nike laut saget telas!” katanya. Artinya, uang bisa loncat sendiri, tak terasa, tiba-tiba sudah habis.  

“Yening kari padi tileh nike kan dados selip dadosan tiang baas. Yening ajeng dogen sareng keluarga buin  atiban  ten telas nike ngantos nepuk panen buin ping pendo nike!“

Terjemahan bebasnya, kalau padi disisakan, tinggal olah saja jadi beras. Kalau dimakan sekeluarga tak akan habis selama setahun, sampai bertemu panen lagi berikutnya.

Ia memang petani yang jenaka. Ketenangan membuat rasa humorya tumbuh dan stres hilang entah ke mana.

“Semeng, atinjakan samput, tiang sampun bangun, sawatara jam 6 semeng sampun ke carik ngarit 3 keranjang  ngantos jam 9 pagi sampun puput. Jam 9.30 sampun ngopi jumah, dan bisa garap yang lainnya!”

Terjemahan bebasnya: pagi, sekali terjangan selimat, saya sudah bangun, sekitar jam 6 sudah ke sawah menyabit rumput 3 keranjang, sampai jam 9 semuanya sudah selesai. Jam 9.30 sudah ngopi di rumah dan bisa garap kerjaan lain.

Sang petani dari Subak Ganggangan, Penebel, Tabanan

Ia melanjutkan, jam 3 ia balik ke sawah menyabit rumput 2 keranjang. Satu hari memerlukan 5 keranjang rumput untuk 5 ekor sapi dan kerbaunya. Rumput tiada pernah kurang, rumput ini laba bagi dia.

Selain itu, sapi dan kerbau semua bisa dan terlatih mebajak bisa sampai membajak seluas 4.5 hektar .”Seluas itu saya membajak sawah dikawasan ini istilahnya buruh bajak sawah hasilnya per are saya nikmati tinggal dijumlahkan dengan luasnya. Hasil buruh bajak sawah berupa uang cash kami simpan,,” katanya.

Rejeki berupa uang kini bisa disimpan, juga yang berupa padi. Selebihnya ia bisa tiduran di sebelah kandang sambil melihat Gunung Batukaru, Gunung Batur dan Gunung Agung. “Kadang jika rindu kedamain di sini jam 2 menjelang pagi saya kesini disawah ini memang terasa damai…,” katanya.

Penulis di kubu Pak Tani

Beliau tersenyum damai. Dan sangat mencintai pertanian dan peternakannya  Harganya jangan ditanya seharga motor yang modis keluaran terbaru seekornya. [T]

Tags: pertanianpetanisubaktabanan
Bakti Wiyasa

Bakti Wiyasa

Perupa, lulusan ISI Yogyakarta. Asal Tabanan, kini tinggal di Denpasar

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Esai

Sidang MK: Sengketa Pikiran, Panggung Pikiran Tentang Bagaimana Pengetahuan Dipentaskan

-- Hikmah Keberadaan “Jokowi & Prabowo” Dalam Peradaban Bangsa Bukan semata tentang pasal dan dalil hukum yang mengemuka dalam “arena”, ...

June 24, 2019
Esai

Kumpulan Esai Serba-serbi KKN: Cinlok, Uji Kesetiaan dan Pembuktian Kaum Jomlo

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah proses akademik, namun di dalamnya ada sesuatu yang selalu seperti mendominasi, ialah Romantika. Bukan hanya ...

February 2, 2018
Esai

Janggut Spiritual

Satu foto yang saya temukan di media sosial, memancing saya untuk menulis artikel ini. Jangankan buat penulis-penulis kawakan yang sudah ...

December 8, 2019
Google
Esai

Manusia di Antara Binatang dan Tanaman

Dalam konteks mikrokosmos, ada tiga kelompok mukhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Pencipta yaitu: manusia,  hewan/binatang,  dan tumbuhan/tanaman. Dari ketiga ...

February 22, 2019
Ulasan

“Laku Sisi Segara”, Sanur dan Tejakula dalam Interpretasi Perupa – Catatan Kuratorial

  Catatan Kuratorial: I Wayan Sriyoga Parta dan I Made Susanta Dwitanaya Pameran Seni Rupa “Laku Sisi Sagara” Perupa Dewa ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi diambil dari Youtube/Satua Bali Channel
Esai

“Satua Bali”, Cerminan Kehidupan

by IG Mardi Yasa
January 18, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1350) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In