4 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Tribute to Koes Plus di Festival Tepi Sawah 2019

Tribute to Koes Plus di Festival Tepi Sawah 2019

Koes Plus Tak Pernah Mati

tatkala by tatkala
July 9, 2019
in Khas
7
SHARES

Koes Plus tak pernah pudar, apalagi mati. Lalu-lagunya selalu berkumandang menembus zaman demi zaman, dan setiap lagunya bergema semua orang seperti tersedot untuk turut bersenandung, bahkan turut berteriak lebih lantang dari penyanyi di atas panggung. Lagu-lagu Koes Plus memang merambat dari generasi ke generasi.

Itu tampak pula dalam Festival Tepi Sawah, Sabtu, 6 Juli 2019 malam, di Omah Apik, Pejeng Gianyar. Malam itu, semua rangkaian festival di hari pertama ditutup dengan kegembiraan mengenang Koes Plus. Kegairahan meraih Koes Plus hingga ke masa lalu. Tribute to Koes Plus. Semua penonton, termasuk tamu asing, beranjak dari tempat duduk, larut dalam irama lagu-lagu Koes Plus, yang sahaja, ngalir, dan menyedot perasaan.

Di atas panggung, Endah Laras, Bonita, dan sejumlah penyanyi mengalirkan lagu-lagu Koes Plus dengan berbagai kegembiraan.   Sesi Tribut to Koes Plus itu seakan menyambung berbagai kegembiraan untuk mada-nada Nusantara dalam Festival Tepi Sawah di hari pertama itu, sejak dibuka hingga malam mulai larut.


BACA JUGA:

  • Festival Tepi Sawah Dibuka Aneka Workshop Bertema Budaya Indonesia

Malam di hari pertama itu memang meriah dengan jamming dari berbagai artis lokal. Di senja hari, acara dibuka dengan sambutan oleh Nita Aartsen, satu dari 3 founder Festival Tepi Sawah 2019. Dalam sambutannya, dia menjelaskan dengan bahasa inggris konsep peformance di alam terbuka dengan melibatkan artis lokal.

“This is a big thing, kita menggerakkan banyak komunitas lokal dengan nilai-nilai edukasi, lingkungan dan kebudayaan,” katanya dengan senyum merekah. Pembukaan ini diadakan di stage Uma jam 18.30.


Endah Saras menyedot perhatian di Festival Tepi Sawah 2019

Pembukaan pun dilanjutkan dengan kolaborasi antara Nita, Endah Laras, Woro, dan Gamelan Yuganada. Woro, sinden cilik kelahiran Semarang ini membuka dengan bernarasi dengan bahasa jawa mengenai Indonesia dengan keberagamannya yang dipunya.

“Dengan keberagaman itulah, di era modern ini kita bisa menjadi lebih kuat, tentram dan saling menyayangi satu sama lain,” jelasnya.

Penampilan pun dilanjutkan dengan nyanyian merdu dari Endah Laras yang membawakan lagu Di Bawah Sinar Purnama. Nyanyian tersebut diiringi oleh dentingan piano Nita Aartsen dan suara violin dari Celticroom Bali. Sebagai penutup sesi tersebut, Gamelan Yuganada menampilkan gamelan dan tari kecak khas Bali.

Saat ditanya tentang persiapan, Woro mengaku sudah datang ke Bali sejak dua hari yang lalu (4-07) dan menjalani latihan.

“Dapat latihan dua kali, check stage and sound, lalu perform hari ini,” katanya.

Pemilihan lagu baik untuk opening maupun sesi jamming disesuaikan dengan tema acara.

“Kalau opening memang kesepakatan Tante Nita dan Mama Endah, kalau jamming kan disesuaikan dengan temanya yaitu Dolanan Jawa,” jelasnya.


Jegog Suar Agung, Jembrana

Selama sesi jamming di stage Kubu, beberapa lagi yang dibawakan adalah Ilir-Ilir dan tembang dolanan dari Banyuwangi.

Tak hanya opening dan sesi Dolanan Jawa, malam di Festival Tepi Sawah juga dimeriahkan oleh penampilan Jegog Suar Agung. Jegog yang memberi suasana berbeda, namun tak tersisih dari perhatian pengunjung. Jegog mendapat perhatian penuh, seperti hentakan di tengah aliran berbagai nada yang dimainkan oleh berbagai artis Nusantara. [T] [*]

Tags: Festival Tepi SawahKoes Plusmusik
tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi diolah dari gambar Google
Cerpen

Bagaimana Surat Pertama Ditulis | Cerpen Rudyard Kipling

by Juli Sastrawan
March 3, 2021
Foto-foto diambil dari id.wikipedia.org
Esai

Pembina Pramuka Belum Tentu Berjiwa Pramuka

Peristiwa memilukan yang dialami oleh siswa SMP N 1 Turi, Sleman, DIY, menjadi pukulan telak bagi Gerakan Pramuka. 10 orang ...

March 1, 2020
Ulasan

Ekspresi Tasawuf dalam Sastra Sufistik – Ulasan Buku Danarto: “Ikan-Ikan dari Laut Merah”

MENGENAL seorang Danarto pasti dihubungkan dengan sastra sufistik, cerita-cerita yang disuguhkan bertema religius sebagai ciri khasnya. Ini juga terlihat pada ...

February 2, 2018
Foto koleksi penulis
Opini

Terbebas dari Pedidikan yang Menindas

ALBERT Einstein pernah berkata bahwa setiap anak itu genius. Jika semua anak diibaratkan ikan air laut yang harus hidup di ...

February 2, 2018
Esai

Ada yang Tercecer dari Sebuah Kecepatan

Catatan awal tahun ini adalah catatan kedua saya bersama Teater Kalangan, itu berarti ini adalah tahun kedua saya berproses bersama ...

January 20, 2020
Foto: Ole
Peristiwa

“Buleleng Festival”: Belajar Pencitraan dari “Lawar Getih”

BELAJARLAH pencitraan dari kuliner khas Buleleng, terutama dari lawar getih. Karena pencitraan itu adalah pertunjukan tentang “rasa dan kesan” yang ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Mom Called Killer
Kilas

Mom Called Killer Melompat dengan “The Crow and The Serpent Crown”

by tatkala
March 4, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

Saṃpradāya Kuno Sampaikah ke Nusantara?*

by Sugi Lanus
March 4, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (157) Dongeng (11) Esai (1422) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (197) Opini (480) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In