13 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Pendidikan & Keutuhan Bangsa

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
May 3, 2019
in Esai
33
SHARES

“Hormatilah dalam pada itu segala adat istiadat yang kuat dan sehat, yang terdapat di daerah-daerah yang tidak mengganggu atau menghambat persatuan negara dan bangsa Indonesia”

Demikianlah salah satu pemikiran hebat seorang pejuang kemerdekaan terkhusus di bidang pendidikan, yaitu pahlawan nasional Ki Hajar Dewantara. Tak perlu kita ragukan lagi, betapa visionernya sosok negarawan rendah hati ini.

Tokoh-tokoh besar yang telah dikaruniai kebijaksanaan oleh alam, sepertinya mampu memandang jauh ke depan, bahkan melampau batas akhir usianya sendiri. Pemikiran ini, sungguh relevan dengn situasi kebangsaan di tanah air saat ini. Juga mungkin di bumi ini, dalam kancah pertarungan geopolitik maupun ideologi.

Pasti masih segar namun kelam, dalam ingatan kita tragedi kemanusiaan di negeri tentram Sleandia Baru maupun negeri yang memang tak usai terkoyak kekacauan, Srilanka. Seorang radikal anti imigran dengan brutal membantai umat yang sedang khusuk beribadah di masjid yang damai di kota Christcurch.

Lihat, betapa indahnya, di sebuah kota di pesisir timur Pulau Selatan di Selandia Baru bernama Christcurch yang “sangat Kristen”, di sana telah berdiri masjid, rumah ibadah umat Islam. Sebelum amarah itu datang yang menyalak lewat moncong senapan otomatis mirip Riffle PUBG, lalu seketika darah dan tangis berserakan. Teroris itu jelas orang cerdas dan terdidik.

Sama dengan pelaku bom bunuh diri di sejumlah gereja dan fasilitas umum, terutama hotel mewah di Srilanka saat perayaan Paskah. Mereka berasal dari keluarga kaya raya dan terdidik. Maka cerdas dan terdidik saja, sejak dahulu, bukanlah jaminan seseorang menjadi baik dan toleran. Ia, harus terdidik dengan baik dan benar, dalam doktrinasi nilai-nilai universal yang humanis, bukan religius yang fanatis dan primordial. Wahid Istitute dalam risetnya pun telah menyimpulkan, di kalangan terdidik di Indonesia, sikap intoleransi kian meningkat.

Bukan hanya Ki Hajar Dewantara, sang proklamator Bung Karno pun pernah mengucapkan isi pikirannya, yang mungkin sebenarnya adalah ketakutan-ketakutan sang pendiri bangsa yang visioner itu.

Simaklah, “Kalau jadi Hindu jangan jadi orang India, kalau jadi orang Islam jangan jadi orang Arab, kalau Kristen jangan jadi orang Yahudi, tetaplah jadi orang nusantara dengan adat-budaya nusantara yang kaya raya ini”.

Sungguhlah begitu sehati kegundahan kedua tokoh besar bangsa yang sulit dicari penggantinya ini. Apa sih kurangnya mereka? Mereka yang telah menuliskan dengan tinta emas kemerdekaan bangsa ini namun tak setarikan nafaspun ingin memiliki negeri ini dalam ambisi pribadinya dalam nuansa primordialisme agama maupun suku. Segala-galanya adalah milik semua anak negeri, semua bangsa, semua suku dan agama dari Sabang hingga Merauke.

Pendidikan yang baik dan tinggi, semestinya kian menguatkan spirit toleransi dan pluralisme insani. Mengapa? Karena, sangat jelas secara ilmiah, kita semua saat ini, telah terlahir dari satu untaian proses evolusi yang sama. Sir Charles Robert Darwin telah mengumpulkan ribuan spesimen untuk menguji teori ini, hingga menjadi fakta-fakta obyektif natural bukannya imaji subyektif yang tendensius.

Kecerdasan, harusnya menjadikan manusia kian humanis, bukannya rasis. Periksalah darah semua manusia (homo sapiens) di dunia, dari semua ras dan agama, juga jenis kelamin atau kasta. Maka hanya akan ada 4 golongan darah ABO dan 2 Rhesus untuk semuanya. Takkan ada golongan darah Mongol, darah Islam, darah darah pangeran, darah wanita, atau darah tukang becak.

Oleh karenanya, darah seorang Hindu akan dapat diberikan kepada seorang Kristen, darah seorang homoseksual untuk seorang janda, darah seorang tentara untuk seorang aktris, atau darah seorang Madura untuk seorang kaukasoid. Maka, bukanlah keliru, jika seorang Hellen Keller mengatakan, hasil tertinggi dari pendidikaan adalah sikap toleransi. [T]


BACA JUGA KOLOM DOKTER YANG INI:

  • Acintya
  • Nyepi: Terapi Kesehatan
  • Pasien, Guru yang Sempurna
  • Dokter dan Sepotong Filsafat
  • Dokter & Dukun, Tujuan Sama, Satu Naik Heli, Satu Naik Boat, Tidaklah Bertabrakan…
  • Hantu itu Bernama Ateisme 
  • Seks: Barang & Gaya Itu-itu Saja, Yang Rumit adalah Persepsinya
  • Ideologi, Demokrasi & Kesehatan Bangsa
  • Musuh Dokter itu Bernama Keseriusan
  • Evolusi Pasca Darwin
  • Belajar dari Tubuh
  • Sudah Jelas, Penyebab Stoke adalah Nasib
  • Dokter, Profesi Paling Lucu
  • Pemilu, Politik & Stres
  • Biaya Kesehatan Harus Dibikin Semahal-mahalnya
  • Diabetes yang Menghentikan Kita, Atau Kita yang Menghentikan Diabetes
  • Bulan, Menelitinya atau Mengaguminya, Keduanya adalah Ibadah
Tags: Hari Pendidikan NasionalkemanusiaanPendidikan
Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Ulasan

Membaca Empat Puisi Air Zulkifli Songyanan

MEMBACA puisi-puisi karya Kang Zul—begitu saya biasa menyebutnya, saya menjadi teringat masa kanan-kanak hingga awal remaja dahulu. Dalam LKS maupun ...

February 2, 2018
Tan Lioe Ie, Raudal Tanjung Banua, dan Wayan Jengki Sunarta (Foto-foto diambil dari facebook)
Esai

Drama Gong Raudal, Jengki, & Yoki #Seri Nostalgia Sastrawan Sanggar Minum Kopi

Hari itu saya tahu ada  anak baru mampir di SMK, dari Padang, negeri yang sering saya  dengar setelah Gus Tf ...

June 2, 2019
Foto: Putik
Opini

Buang Bukumu Ambil “Gadget”-mu

JIKA di atas meja belajar anda terdapat dua buah benda yaitu gadget dan buku, manakah yang akan anda pilih? Saya ...

February 2, 2018
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

MISIONARIS DE VROOM DIBUNUH DI BULELENG | Tragedi Kristenisasi di Bali

I Klana, seorang pemuda asal desa Banjar, Bali Utara, nekad membunuh seorang misionaris Kristen bernama Jacob de Vroom. Peristwa itu ...

January 17, 2021
Dua perupa Nyoman Gede Darmawan (Kuek) dan Nyoman Suarnata secara bersama menggelar pemeran yang bertajuk Fantasi, di Restu Bumi Gallery, Ubud, Gianyar
Khas

Kuek dan Suarnata Berfantasi di Restu Bumi Gallery Ubud

Dua perupa Nyoman Gede Darmawan (Kuek) dan Nyoman Suarnata secara bersama menggelar pemeran yang bertajuk Fantasi, di Restu Bumi Gallery, ...

January 21, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In