2 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan

Tuhan, Cinta dan Birahi, di Bawah Kibaran Daster

Deni Dwi Eriyana by Deni Dwi Eriyana
February 22, 2018
in Ulasan
9
SHARES
  • Judul              : Bibir Yang Terikat
  • Penulis            : Ferry Fansuri
  • Penerbit          : AE Publishing
  • Cetakan 1       : Agustus 2017
  • ISBN               : 9786026325877
  • Hal                  : 76 hlm
  • Harga             : 36 ribu

DALAM  kredo-nya Ferry Fansuri mengatakan bahwa pekerjaan penyair bukanlah pekerjaan para pemalas tapi percayalah pekerjaan ini akan terasa sulit untuk yang belum akil baligh dan buta huruf.

Menulis puisi memerlukan energi lebih daripada menulis prosa, itu juga yang diamini Agus Noor dalam proses kreatifnya. Begitulah juga Ferry Fansuri menjabarkan dalam kumpulan puisinya Bibir Yang Terikat, yang di dalamnya terdapat manisfestasi dari pikiran dan perasaannya.

Kegelisahan atas dirinya, Tuhan-nya, cinta sampai birahi. Hal yang terakhir itu begitu menonjol dan mencuat dalam Bibir Yang Terikat. Ini juga yang membuat terangsang seorang F.Aziz Manna.

“Masih dalam kibaran dastermu. Memperlihatkan lekuk tubuhmu. Merayu untuk memasukinya. Menyeruak dengan birahi. Kau dekatkan bibirmu ke telinga ini.

Maukah kau perlihatkan surga dunia sebenarnya?

Bersamaan daster itu jatuh lunglai tertiup angin” (hal 22)

Transkrip-transkrip tabu tersaji bersamaan sajadah digelar, mungkin sekilas membaca kumpulan puisi ini begitu mengumbar diksi-diksi berbau syahwat napsu tapi ada kesan religi serta kegundahan mendalam akan ia dan penciptanya.

“Dalam sujudku, ku mengingatMu. Terkadang hambamu ini lupa akan diriMu. Tapi sungguh dalam lubuk ini ada Kamu. Bergumul napsu kerumunan dunia. Berselimut selubung ilusi. Aku lama tanpaMu” (hal 45)

Mungkin puisi identik dengan bahasa cinta tapi jangan lupa posisi penyair juga sebagai ikon kritik pada jamannya biarpun tampak dikaburkan dengan olah kata. Ferry Fansuri juga mencurahkan kegelisahan peristiwa Mei atau sengketa Gaza, kepedulian yang tersampaikan dalam origami pedih .

“Mei membara di kaki langit. Mengempaskan jiwa-jiwa kerdil. Kota ini terbakar hancur. Hanya debu yang tersisa.

Rudal misil menari di udara. Bagai bintang berekor sembilan. Menyala berpijar menyusut. Gaza porak poranda terbelah” (hal 54)

Gaya penuturan yang sederhana dan mudah dicerna, buku bisa dilahap sekali putaran saja tapi dua kali putaran macam pemilihan kepala daerah. Tema birahi dan cinta masih begitu lekat dalam buku ini, mungkin jadi rohnya. Ada beberapa puisi yang saya sukai, salah satunya ini.

“Dalam lengungan, kau bercerita tentang mimpimu. Kita bertemu dalam labirin itu. Mulut kita bertautan. Dari mulutmu kau ucapkan. Kau merindukanku” (hal 11)

Maka karena itulah mengapa Joko Pinurbo menyarankan pada kita untuk melakukan ibadah puisi. Puisi itu menjabarkan keretakan dan kekosongan jiwa kita yang mungkin hilang tak tahu jalan pulang, tersesat di Gang Dolly yang sekarang ditutup dan tak tahu kapan terbuka kembali.

Melakonlis, pedih, rindu, galau atau gembira yang membuncah itu akan menjadi olahan yang bagus dalam dapur puisi. Ferry Fansuri berusaha tetap waras biarpun sekitarnya banyak rumah sakit jiwa didirikan, menulis puisi itulah salah satunya. Maka pulanglah membawa buah tangan puisi itu untukku. (T)

Tags: kumpulan puisiPuisiresensi
Deni Dwi Eriyana

Deni Dwi Eriyana

Kelahiran Surabaya. Penikmat sastra terutama puisi. Lulusan Universitas Airlangga Surabaya fakultas Ilmu Sosial dan Politik jurusan perpustakaan

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi

Puisi-puisi IGA Darma Putra | Kematian Siapa Hari Ini?

by IGA Darma Putra
February 28, 2021
Esai

Gelap, Cahaya, Rindu

Kali ini, saya ingin menjaga jarak dengan apa yang sudah saya pelajari. Menjaga jarak, artinya memberikan ruang antara pelajar dengan ...

July 9, 2019
Esai

Mimpi Arak Bali yang Jadi Nyata

BEBERAPA bulan lalu, saya sempat menulis tentang arak Bali. Artikel yang saya tulis sambil lalu, sambil meminum beberapa sloki arak Bali. ...

November 10, 2019
Gubernur Bali Wayan Koster
Opini

Pandemi, Gubernur Koster, dan Gaya Komunikasi “Ketidakpastian & Kepastian”

Pandemi covid-19 tidak hanya menguji ketahanan kesehatan dan pangan masyarakat Bali namun juga menguji gaya komunikasi Gubernur Bali Wayan Koster. ...

June 8, 2020
Pawai Ogoh-ogoh di Desa Pemuteran, Gerokgak, Buleleng, Bali,  Rabu 6/3/2019 (Foto: Dok Syarifuddin)
Khas

Di Pemuteran, Sekeha Teruna dan Pemuda Ansor Riang Bersama dalam Pawai Ogoh-ogoh

Pawai ogoh-ogoh saat Hari Pengerupukan, 6 Februari 2019, atau sehari menjelang Hari Nyepi, di Desa Pemuteran, Gerokgak, Buleleng, berbeda dengan ...

March 8, 2019
Lukisan Ni Kadek Heny Sayukti (crop)
Cerpen

Lelaki Teka-teki

  Cerpen: Yusna Safitri Kau lelaki penuh tanda tanya, penuh teka-teki, dan penuh dengan misteri yang ingin segera aku pecahkan. ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jro Alap Wayan Sidiana memanjat pohon kelapa di Desa Les, Buleleng
Khas

Jro Alap, Kemuliaan Tukang Panjat Kelapa di Desa Les

by Nyoman Nadiana
March 2, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi tatkala.co | Vincent Chandra
Esai

Di Nusa Penida, Ada Gadis Menikah dengan Halilintar

by I Ketut Serawan
March 1, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (156) Dongeng (11) Esai (1418) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (196) Opini (478) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In