30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Rawa-Rawa Magha Masa

IGA Darma PutrabyIGA Darma Putra
February 2, 2018
inEsai

Foto: Putu Hendra Wirawan

33
SHARES

TIDAK ada hujan ketika tulisan ini mulai saya ketik. Maka tidak ada nama yang dapat ditulis pada bulir-bulirnya. Itu cita-cita yang lama saya pendam diam-diam, dan kini tidak menjadi rahasia lagi. Mungkin masih rahasia, hanya saja sudah umum. Ternyata ada rahasia yang diketahui oleh umum.

Rahasia umum macam apa lagi yang diketahui bersama oleh semua orang, tapi dengan bersama pula semua orang pura-pura tidak punya? Jangan dijawab sekarang. Nanti, akan ada saatnya jawaban itu diperlukan. Bukan untuk orang lain, tapi untuk kita yang sengaja menyimpan rahasia.

Bukan rahasia matahari di Lembongan sedang terik, kulit serasa ditusuk ribuan jarum. Saya biarkan matahari membuat kulit bertambah hitam. Apa guna menghalangi? Bukankah segalanya akan dimakan waktu? Matahari adalah penanda waktu. Waktu ada untuk mengatakan kematian itu ada. Semua yang hidup akan mati. Tapi matilah dengan cara yang benar. Bagaimana caranya? Entahlah. Hiduplah dengan cara yang benar. Bagaimana caranya? Mungkin dengan makan, minum dan berbahagia. Bagaimana menjadi bahagia?

Kebahagian datang ketika dengan sepeda motor sewaan, saya telusuri jalan Jungutbatu Nusa Lembongan menuju satu tempat: Rawa. Saya ingin mengenal rawa sebab sejak lama saya diajarkan, ada beberapa tumbuhan yang tumbuh di lumpur. Salah satunya teratai. Teratai selalu saja istimewa, sebab bunganya digambarkan sebagai tempat duduk para dewa dan dewi, maka disebut Padmasana. Sampai sekarang pun saya selalu takjub jika membayangkannya. Pada sekuntum bunga, para dewa sedang duduk dan tersenyum.

Tentu saya tidak berharap menemukan teratai di rawa-rawa Jungutbatu, apalagi bertemu dewi atau bidadari yang turun dari kahyangan lewat pelangi, saya hanya ingin melihat tumbuhan bakau. Seorang bapak-bapak mengantar saya memasuki rawa. Namanya Bapak Sindhu.

Saya tidak tahu, bagaimana namanya dieja, mungkin dengan ‘dh’ atau ‘d’ saja. Keduanya akan dibaca berbeda oleh sekelompok orang, dan dibaca sama saja oleh sekelompok lainnya. Jika kedua kelompok itu bertemu, mungkin akan ada perdebatan. Saya memutuskan mengeja namanya dengan ‘dh’ saja, sebab saya suka tekanan ketika mengucapkannya.

Entah dengan ‘dh’ atau tidak, Bapak Sindhu tetap memainkan tongkatnya. Menghantarkan saya memasuki belantara rawa ketidaktahuan. Itu berarti, Bapak Sindhu akan saya jejali dengan pertanyaan-pertanyaan, yang mungkin tidak penting baginya. Tapi tiap orang tentu punya kepentingan sendiri. Kepentingan saya bertanya, untuk mengetahui.

Dengan sabar Pak Sindhu menjawab segala pertanyaan yang saya ajukan. Saya sungguh seperti anak kecil yang baru melihat dunia rawa. Satu kali, saya melihat akar-akar putih yang meruncing ke atas. Saya tercengang. Itu pohon Prapat, begitu keterangan Pak Sindhu. Akar putih yang entah kenapa saya bayangkan seperti lidah api.

Akar itu seperti rindu pada langit. Di atasnya, ada juga akar-akar hitam yang meruncing ke bawah. Itu akar pohon Cangkah, Pak Sindhu menjelaskan. Akar hitam yang tidak juga saya ketahui kenapa, saya bayangkan seperti tetesan air. Akar yang rindu pada bumi. Atau mungkin saja, akar putih dan hitam itu saling merindukan satu sama lain. Akar api dan air yang saling rindu bertemu untuk menjadi kukus [asap].

Saat itu Pak Sindhu seperti dewa bagi saya. Memberikan penerang ketika saya digelapkan pertanyaan-pertanyaan. Dewa yang berdiri di atas perahu, bukan teratai atau padma, bersenjata tongkat bambu. Mengapa dewa? Karena Dewa konon berarti cahaya. Apalah yang menerangi jika bukan cahaya.

Sampai pada sebuah kelokan, dengan nada kecewa ia berkata bahwa perjalanan tidak bisa dilanjutkan, karena air sedang surut. Tapi ia juga menyarankan, untuk datang lagi nanti. Saat air laut pasang, dan berjanji mengantar saya berpetualang. Kami berbalik arah.

Bapak Sindhu, mengingatkan saya kepada nama Indhu. Indhu berarti bulan. Kata Indhu mengingatkan saya kepada permaisuri raja pada masa Bali Kuna yang ditulis dalam beberapa prasasti, ialah Indhuja. Kata Indhuja juga sama artinya dengan Sasangkaja. Keduanya sama-sama berarti puteri bulan. Raja Bali Kuna yang beristri dua puteri bulan itu, bernama Arkaja, yang berarti putra matahari. Satu matahari mempunyai dua istri rembulan. Rembulan terang bernama Purnama, sedangkan ketika ia sama sekali redup bernama Tilem. Bulan yang satu itu, bernama dua, dan keduanya berhubungan dengan air.

Air pasang jika bulan sedang Purnama, dan surut jika Tilem. Tubuh manusia, juga berhubungan dengan Purnama-Tilem. Sebab ada darah cair yang mengalir. Tubuh juga mengalami pasang surut. Mengingat purnama, pikiran yang liar ini, mengarah pada purnama Waisaka [April-Mei]. Waisaka atau Kadasa adalah nama salah satu bulan, tepatnya bulan kesepuluh. Nama Waisaka, mungkin berhubungan dengan Waisak? Saya tidak tahu. Tentu ada penjelasan untuk pertanyaan itu. Tapi belum saya temukan.

Ketika bulan akan mati, di Bali orang-orang menjaga kesadaran dengan tidak tidur. Tepatnya sehari sebelum Tilem Kapitu atau Magha Masa [Januari-Februari]. Menjaga agar tetap terjaga itu tidak mudah. Tidur seperti godaan yang menjajikan kebahagiaan. Ketika saya mengingat kata Bulan, saat itu pula saya melihat kalender. Ini bulan Januari 2018, dan saat tulisan ini selesai saya ketik, masih tidak ada hujan.

Melihat Januari, saya mengingat ulang tahun seseorang. Selamat ulang tahun kepadanya, yang entah telah dimana. Terimakasih kepada Pak Sindhu dan perahunya. Perahu Bulan yang menghantarkan saya ke dalam rawa-rawa pada Magha Masa.(T)

BACA JUGA:

  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Keranjang Ular
  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Jalan Seribu Tanda Tanya
  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Laut yang Tak Selamanya Asin
  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Hujan Tubuh dan Macan dalam Pikiran
  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Kemarau yang Kehujanan
  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Tunjung Tutur Danau Tamblingan
  • Sekar SumawurL Dialog Kosong Tentang Batu-batu Ponjok Batu
Tags: alamkalenderNusa Lembonganrenungan
Previous Post

Apakah Jurnalisme itu Diajarkan? – Film “The Pirates of Somalia” Menjawabnya…

Next Post

Dialektika Nakal

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

Next Post

Dialektika Nakal

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more

“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

by Dede Putra Wiguna
May 30, 2025
0
“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

SETELAH melaksanakan persembahyangan di sebuah pura, mata saya tertuju pada sebuah papan akrilik berukuran 15x15cm, berdiri tenang di samping kotak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co