10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Rawa-Rawa Magha Masa

IGA Darma PutrabyIGA Darma Putra
February 2, 2018
inEsai

Foto: Putu Hendra Wirawan

33
SHARES

TIDAK ada hujan ketika tulisan ini mulai saya ketik. Maka tidak ada nama yang dapat ditulis pada bulir-bulirnya. Itu cita-cita yang lama saya pendam diam-diam, dan kini tidak menjadi rahasia lagi. Mungkin masih rahasia, hanya saja sudah umum. Ternyata ada rahasia yang diketahui oleh umum.

Rahasia umum macam apa lagi yang diketahui bersama oleh semua orang, tapi dengan bersama pula semua orang pura-pura tidak punya? Jangan dijawab sekarang. Nanti, akan ada saatnya jawaban itu diperlukan. Bukan untuk orang lain, tapi untuk kita yang sengaja menyimpan rahasia.

Bukan rahasia matahari di Lembongan sedang terik, kulit serasa ditusuk ribuan jarum. Saya biarkan matahari membuat kulit bertambah hitam. Apa guna menghalangi? Bukankah segalanya akan dimakan waktu? Matahari adalah penanda waktu. Waktu ada untuk mengatakan kematian itu ada. Semua yang hidup akan mati. Tapi matilah dengan cara yang benar. Bagaimana caranya? Entahlah. Hiduplah dengan cara yang benar. Bagaimana caranya? Mungkin dengan makan, minum dan berbahagia. Bagaimana menjadi bahagia?

Kebahagian datang ketika dengan sepeda motor sewaan, saya telusuri jalan Jungutbatu Nusa Lembongan menuju satu tempat: Rawa. Saya ingin mengenal rawa sebab sejak lama saya diajarkan, ada beberapa tumbuhan yang tumbuh di lumpur. Salah satunya teratai. Teratai selalu saja istimewa, sebab bunganya digambarkan sebagai tempat duduk para dewa dan dewi, maka disebut Padmasana. Sampai sekarang pun saya selalu takjub jika membayangkannya. Pada sekuntum bunga, para dewa sedang duduk dan tersenyum.

Tentu saya tidak berharap menemukan teratai di rawa-rawa Jungutbatu, apalagi bertemu dewi atau bidadari yang turun dari kahyangan lewat pelangi, saya hanya ingin melihat tumbuhan bakau. Seorang bapak-bapak mengantar saya memasuki rawa. Namanya Bapak Sindhu.

Saya tidak tahu, bagaimana namanya dieja, mungkin dengan ‘dh’ atau ‘d’ saja. Keduanya akan dibaca berbeda oleh sekelompok orang, dan dibaca sama saja oleh sekelompok lainnya. Jika kedua kelompok itu bertemu, mungkin akan ada perdebatan. Saya memutuskan mengeja namanya dengan ‘dh’ saja, sebab saya suka tekanan ketika mengucapkannya.

Entah dengan ‘dh’ atau tidak, Bapak Sindhu tetap memainkan tongkatnya. Menghantarkan saya memasuki belantara rawa ketidaktahuan. Itu berarti, Bapak Sindhu akan saya jejali dengan pertanyaan-pertanyaan, yang mungkin tidak penting baginya. Tapi tiap orang tentu punya kepentingan sendiri. Kepentingan saya bertanya, untuk mengetahui.

Dengan sabar Pak Sindhu menjawab segala pertanyaan yang saya ajukan. Saya sungguh seperti anak kecil yang baru melihat dunia rawa. Satu kali, saya melihat akar-akar putih yang meruncing ke atas. Saya tercengang. Itu pohon Prapat, begitu keterangan Pak Sindhu. Akar putih yang entah kenapa saya bayangkan seperti lidah api.

Akar itu seperti rindu pada langit. Di atasnya, ada juga akar-akar hitam yang meruncing ke bawah. Itu akar pohon Cangkah, Pak Sindhu menjelaskan. Akar hitam yang tidak juga saya ketahui kenapa, saya bayangkan seperti tetesan air. Akar yang rindu pada bumi. Atau mungkin saja, akar putih dan hitam itu saling merindukan satu sama lain. Akar api dan air yang saling rindu bertemu untuk menjadi kukus [asap].

Saat itu Pak Sindhu seperti dewa bagi saya. Memberikan penerang ketika saya digelapkan pertanyaan-pertanyaan. Dewa yang berdiri di atas perahu, bukan teratai atau padma, bersenjata tongkat bambu. Mengapa dewa? Karena Dewa konon berarti cahaya. Apalah yang menerangi jika bukan cahaya.

Sampai pada sebuah kelokan, dengan nada kecewa ia berkata bahwa perjalanan tidak bisa dilanjutkan, karena air sedang surut. Tapi ia juga menyarankan, untuk datang lagi nanti. Saat air laut pasang, dan berjanji mengantar saya berpetualang. Kami berbalik arah.

Bapak Sindhu, mengingatkan saya kepada nama Indhu. Indhu berarti bulan. Kata Indhu mengingatkan saya kepada permaisuri raja pada masa Bali Kuna yang ditulis dalam beberapa prasasti, ialah Indhuja. Kata Indhuja juga sama artinya dengan Sasangkaja. Keduanya sama-sama berarti puteri bulan. Raja Bali Kuna yang beristri dua puteri bulan itu, bernama Arkaja, yang berarti putra matahari. Satu matahari mempunyai dua istri rembulan. Rembulan terang bernama Purnama, sedangkan ketika ia sama sekali redup bernama Tilem. Bulan yang satu itu, bernama dua, dan keduanya berhubungan dengan air.

Air pasang jika bulan sedang Purnama, dan surut jika Tilem. Tubuh manusia, juga berhubungan dengan Purnama-Tilem. Sebab ada darah cair yang mengalir. Tubuh juga mengalami pasang surut. Mengingat purnama, pikiran yang liar ini, mengarah pada purnama Waisaka [April-Mei]. Waisaka atau Kadasa adalah nama salah satu bulan, tepatnya bulan kesepuluh. Nama Waisaka, mungkin berhubungan dengan Waisak? Saya tidak tahu. Tentu ada penjelasan untuk pertanyaan itu. Tapi belum saya temukan.

Ketika bulan akan mati, di Bali orang-orang menjaga kesadaran dengan tidak tidur. Tepatnya sehari sebelum Tilem Kapitu atau Magha Masa [Januari-Februari]. Menjaga agar tetap terjaga itu tidak mudah. Tidur seperti godaan yang menjajikan kebahagiaan. Ketika saya mengingat kata Bulan, saat itu pula saya melihat kalender. Ini bulan Januari 2018, dan saat tulisan ini selesai saya ketik, masih tidak ada hujan.

Melihat Januari, saya mengingat ulang tahun seseorang. Selamat ulang tahun kepadanya, yang entah telah dimana. Terimakasih kepada Pak Sindhu dan perahunya. Perahu Bulan yang menghantarkan saya ke dalam rawa-rawa pada Magha Masa.(T)

BACA JUGA:

  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Keranjang Ular
  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Jalan Seribu Tanda Tanya
  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Laut yang Tak Selamanya Asin
  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Hujan Tubuh dan Macan dalam Pikiran
  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Kemarau yang Kehujanan
  • Sekar Sumawur: Dialog Kosong Tentang Tunjung Tutur Danau Tamblingan
  • Sekar SumawurL Dialog Kosong Tentang Batu-batu Ponjok Batu
Tags: alamkalenderNusa Lembonganrenungan
Previous Post

Apakah Jurnalisme itu Diajarkan? – Film “The Pirates of Somalia” Menjawabnya…

Next Post

Dialektika Nakal

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

Next Post

Dialektika Nakal

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co