1 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan

Apakah Jurnalisme itu Diajarkan? – Film “The Pirates of Somalia” Menjawabnya…

I Nyoman Winata by I Nyoman Winata
February 2, 2018
in Ulasan
4
SHARES
  • Judul Film: The Pirates of Somalia (2017)
  • Genre: Drama
  • Sutradara: Bryan Buckley
  • Aktor: Al Pacino, Barkhad Abdi, Edward Gelbinovich, Evan Peters, Melanie Griffith, Philip Ettinger, Russell Posner

“Fuck Harvard”, demikian kata-kata yang dilontarkan berulang kali oleh kawan-kawan Jay Bahadur, penulis buku “The Pirates of Somalia” ketika menyambutnya di Rumah orang tuanya di Kanada sepulang dari Somalia. Bahkan tidak hanya kata-kata, di kaos yang mereka kenakan juga tertulis besar-besar ; “Fuck Harvard”.

Itulah sepenggal adegan bagian terakhir film “The Pirates of Somalia” yang menceritakan kisah nyata Jay Bahadur, seorang pemuda berkebangsaan Kanada yang sangat ingin menjadi jurnalis dan meyakini bahwa cita-citanya itu hanya akan tercapai jika ia bisa kuliah di jurusan jurnalistik di Universitas Harvard.

Namun ketika bertemu secara tak sengaja dengan Seymour Tolbin, pensiunan jurnalis senior, Jay disadarkan bahwa pendidikan jurnalis di Harvard University takkan bisa menjadikannya jurnalis hebat. Tolbin dengan tegas mengatakan, jurnalisme itu tidaklah diajarkan tetapi dilahirkan.. “Jika kamu ingin menjadi jurnalis hebat datanglah ketempat yang menantang” kata Tolbinn.  Al Pacino yang memerankan Tolbin dengan suskes memainkan ekspresi meyakinan dan berteriak lantang “Fuck Harvard”.

Tolbin berhasil memprovokasi Jay yang akhirnya pergi ke Somalia dan bertekad membuat liputan jurnalistik yang akan dijadikannya buku.Tidak satupun jurnalis dari negara barat yang berani mendatangi Somalia karena dikenal sebagai negara  yang sangat miskin, dominan muslim dan penuh pertikaian bersenjata. Selain itu Somalia sangat dikenal karena keberadaan Bajak Laut yang dalam pandangan negara-negara barat seolah-olah dibiarkan saja oleh pemerintahan Somalia.

Kenekatan Jay Bahadur yang kurang lebih 6 bulan lamanya berada di Somalia berbuah hasil, dimana buku tentang bajak laut yang disusunnya kemudian mendapat perhatian dunia. Meski kehebatannya ini juga sebenarnya sedikit berbau keberuntungan karena ketika di masa-masa ia merasa putus asa karena bukunya tidak diterima oleh penerbit dan sedang kehabisan uang, terjadi peristiwa pembajakan Kapal Laut asal Amerika oleh Pembajak Somalia.

Perhatian dunia tercurah ke Somalia, karena pembebasan pembajakan  oleh tentara Ameriksa tersebut mengakibatkan 3 orang pembajak tewas dan para pembajak bersumpah akan membunuh siapapun warga amerika yang mereka temui. Jay Bahadur yang sedang berada di Somalia pun dianggap sangat terancam dan namanya banyak disebut-sebut di dalam pemberitaan media. Maklum Jay mungkin satu-satunya orang barat yang ada di Somalia ketika itu. Meski berulang kali ia mengatakan kalau ia bukan orang Amerika tetapi orang Kanada. Tapi mana mungkin pembajak Somalia bisa membedakan mana orang Amerika mana orang Kanada.

Buku Jay Bahadur menjadi salah satu buku terlaris. Banyak pihak yang memerlukan informasi mengenai Bajak Laut Somalia yang kini dianggap menjadi ancaman serius di perairan Afrika. Selain itu, karya Jay Bahadur juga dianggap membuka mata dunia tentang Somalia dalam perspektif yang berbeda.

Jay Bahadur menjelma menjadi jurnalis yang luar biasa dan tentunya tanpa harus kuliah di jurusan Jurnalistik Universitas Harvard

Saya sangat terkesan dengan film yang dirilis di Amerika 8 Desember 2017 ini karena menjawab salah satu pertanyaan tentang apakah jurnalisme itu ilmu yang dapat diajarkan di lembaga-lembaga penddidikan? Pertanyaan ini sering muncul dipikiran saya, karena dalam pengalaman saya bergelut di dunia media massa, saya sering mendengar cerita bahwa tidaklah mudah untuk menemukan jurnalis yang benar-benar handal. Bahkan perusahaan-perusaaan media massa sering mengeluhkan betapa sulitnya mencari seorang untuk bidang pekerjaan sebagai jurnalis.

Masalah kesulitan mendapatkan jurnalis handal ini tentu menjadi sedikit tidak wajar mengingat di perguruan tinggi yang ada di Indonesia, sudah sangat banyak yang membuka jurusan Ilmu Komunikasi. Terlebih lagi peminat di jurusan ilmu komunikasi ini termasuk sangat diminati mahasiswa. Seharusnya perusahan media tidak akan kesulitan mencari jurnalis jika saja lulusan dari jurusan Ilmu Komunikasi tersebut memang diajarkan menjadi jurnalis handal.

Ungkapan “Fuck Harvard” dalam film “The Pirates of Somalia” jika di-konteks-kan dengan kemampuan jurnalis, maka jelas yang dimaksudkan bahwa untuk menjadi seorang jurnalis, bukan pendidikan yang menjadi faktor utama. Kecerdasan seorang jurnalis haruslah dibarengi dengan keberanian. Bahkan keberanian menjadi faktor penentu jika seseorang ingin menjadi jurnalis hebat. Ini tidak lepas kalau fakta-fakta yang akan diungkap oleh jurnalis hebat adalah sesuatu yang sedang dilindungi oleh kekuasaan dengan ancaman kekerasan bahkan pembunuhan. Atau kalau tidak, fakta-fakta tersebut berada di wilayah-wilayah yang berbahaya.

Selain itu, jurnalis hebat tentulah harus memiliki naluri yang kuat untuk menentukan realitas manakah yang memang layak untuk diangkat menjadi berita atau tulisan. Informasi apakah yang sebenarnya sangat dibuutuhkan oleh publik dan informasi itu akan memberi dampak bagi kepentingan yang luas. Naluri ini tidak bisa diajarkan di bangku kuliah melainkan diasah melalui pergulatan idealisme di dalam pikiran dan kehidupan sehari-hari. Ini biasanya didapatkan dari proses panjang kehidupan, melalui membaca, berdiskusi, bergelut langsung dengan realitas. Selain itu seseorang yang dapat menjadi jurnalis handal memiliki watak kritis, gelisah saat melihat realitas yang tidak sesuai harapan.

Maka, mungkin benar kata Seymour Tolbin, bahwa jurnalisme itu tidaklah dapat diajarkan. Ia tumbuh dalam diri yang selalu gelisah terutama jika melihat ketidakadilan. (T)

Semarang 3 Desember 2017

Tulisan ini dimuat pertamakali di Jurnal Winata

Tags: filmjurnalismePendidikan
I Nyoman Winata

I Nyoman Winata

I Nyoman Winata lahir tahun 1975 dan besar di sekitar Terminal Ubung, Denpasar. S1-nya diselesaikan di Fakultas Ekonomi Unud. Magister Ilmu Komunikasi diselesaikan di Universitas Diponegoro dengan predikat cumlaude. Kini menjadi wartawan sekaligus mengelola TV di Semarang, Jawa Tengah. Tulisannya tersebar di sejumlah media, termasuk di http://winatalyka.blogspot.com/

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi

Puisi-puisi IGA Darma Putra | Kematian Siapa Hari Ini?

by IGA Darma Putra
February 28, 2021
Kunungan industri mahasiswa FE Unipas di Desa Tenganan Pegringsingan
Khas

Tenganan Pegringsingan dan Dunia yang Terikat Adat – Dari Kunjungan Industri FE Unipas Singaraja

Berbincang tentang desa bali aga, di Bali memang banyak desa yang disebut sebagai kawasan Bali Aga.  Di Kabupaten Buleleng ada ...

July 10, 2019
Istimewa
Opini

Curangologi: Filsafat Curang Seri 1 – Gambar Umbul

  SUNGGUH, saya sendiri tidak tahu. Mengapa tiba-tiba ingin memikir lebih dalam soal curang. Yang jelas tak ada kaitan dengan ...

February 2, 2018
Foto: Mursal Buyung (crop)
Opini

Menjadi Gadungan di Dunia Maya

  Koran Kompas edisi 13 November 2016 memuat tulisan Bre Redana yang menyebut Media digital menciptakan delusi: kaburnya batas antara ...

February 2, 2018
Made Adnyana Ole, Oka Rusmini dan Gde Aryantha Soethama dalam acara talkshow di Denpasar Book Fair 2019
Kilas

Talkshow Denpasar Book Fair: Membaca Kunci yang Utama

Mentari telah lelah menampakkan sinarnya. Suasana di luar ruangan kini benar-benar gelap, hanya beberapa lampu yang membantu menjadi penerangan pada ...

August 13, 2019
Ulasan

Buku Puisi Kambali Zutas, “Laila Kau Biarkan Aku Majnun”: Syair-syair Penggugah Jiwa

tatkala

May 6, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Ilustrasi tatkala.co | Nuriarta
Khas

Nostalgia | Jalan-jalan Bawa Gelatik Pernah Ngetrend di Singaraja Tahun 1950-an

by tatkala
February 28, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Agus Phebi || Gambar: Nana Partha
Esai

Makepung, Penguasa dan Semangat Kegembiraan

by I Putu Agus Phebi Rosadi
February 27, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (156) Dongeng (11) Esai (1415) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (341) Kiat (19) Kilas (196) Opini (478) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In