25 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini

Melulu Diskusi Soal Fashion, Pacar dan Uang – Mahasiswa Jangan Melacurkan Idealisme

Indra Andrianto by Indra Andrianto
February 2, 2018
in Opini
58
SHARES

MAHASISWA kaum intelektual dari akademisi yang unggul terdidik kristis yang mempunyai segudang ilmu pengetahuan untuk selalu menjadi garda terdepan dalam sebuah peradaban baru.

Ada sebuah cerita saat membaca sebuah komik meme di media elektronik yang menuliskan “Mahasiswa takut sama dosen, dosen takut sama rektor, rektor takut sama menteri, menteri takut sama presiden, tapi presiden takut sama mahasiswa”. Betapa mulianya menjadi mahasiswa yang disegani presiden meskipun mahasiswa takut pada nilai D yang akan dosen berikan.

Ini adalah pernyataan unik yang sebenarnya bisa dikatakan benar karena kalau kita mengingat kembali memoriar yang terjadi saat reformasi besar-besaran berlangsung tahun 1998 yang dimotori kalangan mahasiswa se-Indonesia berhasil meruntuhkan rezim Soeharto dan menghancurkan Golkar sehingga presiden yang menjabat selama 32 tahun dan dianggap melakukan KKN dan mengungkung kebebasan demokrasi dalam konteks HAM itu akhirnya lengser.

Setelah berhasil melancarkan reformasi memang ada sejumlah mahasiswa yang dulu ikut berjuang kemudian larut dalam gelimang kekuasaan. Tujuannya tentu tak melulu negatif, mungkin ingin memperbaiki keadaan bangsa dari dalam pemerintahan. Namun kadang “lupa diri” bisa jadi penyakit menular atau penyakit yang ditularkan.

Dalam tanggapan yang dilontarkan Agus Hilman seorang penulis aktif yang sempat menyinggung tentang mahasiswa pasca reformasi mengatakan bahwa “Mahasiswa kritis sering menjadi bisu setelah dihadapkan dengan gemilang harta dan kekuasaan, kelantangan perlawanan mereka di jalanan terhadap pemerintah termakan arus kekuasaan, mau tidak mau idealisme dilacurkan pada seonggok materi”

Pendapat ini saya benarkan, karena pasca reformasi mahasiswa kita hanya sebatas kontrak politik hitam di atas putih, tidak ada kontrol setelah reformasi itu berlangsung. Bahkan aktivis-aktivis yang lantang melakukan perawanan terhadap rezim Soeharto dan Golkar, saat itu malah melebur ke dalam Partai Golkar dengan menjadi caleg. Ini sebuah fenomenal.

Dalam opini ini, tentu mahasiswa yang masuk dalam kekuasaan dan ikut dalam arus politik praktis itu tidak sepenuhnya berada pada jalan yang salah. Kita harus berpikir pada ranah positif, bisa saja tujuan aktivis-aktivis pada masa itu melebur ke Partai Golkar yang dulu dianggap punya banyak kesalahan, semata untuk memperbaiki citra partai itu sendiri dan menjalankan sesuai ketentuan dan undang-undang dalam sistem yang sehat berdemokrasi.

Lalu bagaimana dengan paradigma mahasiswa dewasa ini? Paradigma berbeda mahasiswa sebagai kaum kritis terdidik unggul dari llingkungan akademisi secara ideal diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bersama yaitu sebagai Agent Of Change, Moral Force, Agent of Control social Change dan sebagainya, namun yang terjadi hanya sebagian saja mahasiswa mampu berperan ke dalam tiga tugas pokok tersebut.

Kita ambil realita di dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam ranah lingkar diskusi sebagian mahasiswa jarang kita jumpai melakukan diskusi di luar kampus apalagi yang tidak berhimpun dalam organisasi kemahasiswaan, dan juga saat di tempat nongkrong di angkringan jarang terdengar untuk membahas soal materi apa yang sudah dosen sampaikan di kampus atau membicarakan kontrol terhadap pemerintahan dan negara. Tetapi tema yang diangkat dalam percakapan itu seputaran style, fashion, perempuan/pria dan uang.

Ini merupakan sebuah kemunduran intelektual maka jangan salahkan jika sebagian mahasiwa bersikap dan berprilaku keluar dari nilai-nilai Pancasila atau ada juga yang disebut sebagai mahasiswa apatis, yang hanya sebatas kuliah dan berdiam diri di kos tanpa kegiatan yang bermanfaat.

Dalam sejarah, mahasiswa memainkan peran penting dalam menopang kemajuan bangsa, beberapa tokoh muncul menjadi pendobrak kemajuan saat mereka menjadi mahasiswa semisal Hatta, Sjahrir dan Bj Habibie. Dari tahun 1908 hingga Kemerdekaan 1945 dari Malari 14 januari 1947 hingga Reformasi 1998 kolaborasi mahasiswa yang intelektual menjadi kekuatan yang mampu membuat sebuah perubahan ke arah yang baik untuk kepentingan masyarakat pembela masyarakat. Ini merupakan kaca besar sebagai refleksi diri agar untuk selalu berbenah memperbaiki tupoksi mahasiswa yang diharapkan bangsa ini. (T)

Tags: demokrasiidealismemahasiswaOrde Baru
Indra Andrianto

Indra Andrianto

Lahir pada tanggal 14 Maret 1995 kelahiran Bondowoso-Jatim. Saat ini menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Undiksha-Bali. Kabid Perguruan Tinggi dan Kepemudaan HMI Cabang Singaraja.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Si Hendry dan pemiliknya
Khas

Lubak Ini Bak Artis, Ribuan Wisatawan Asing Mendekat dan Foto Bareng

Lubak atau Luwak yang satu ini memang beda, namanya “Hendry” konon nama keren tersebut diberikan oleh salah satu wisatawan asal ...

March 18, 2020
Ulasan

Cinta Suci “Di Bawah Letusan Gunung Agung” – Membaca Novel Djelantik Santha

  GUNUNG AGUNG sebagai hulu dan pusat orientasi spiritual orang Bali banyak dituangkan dalam teks-teks tradisional. Kisah keutamaan Gunung Agung ...

February 2, 2018
Diskusi "Ilusi Pangan" di Rumah Intaran, Desa Bengkala, Kubutambahan, Buleleng
Khas

Rumah Intaran, Inspirasi Kearifan Lokal dari Desa Bengkala

Hari itu, Jumat 17 Mei 2019. Waktu sudah menunjukkan jam 15.30 Wita, langkah saya tertuju pada mesin absen sidik jari ...

May 20, 2019
Karikatur: Made Bleloss. Sumber: Akun Facebook Putu Erick Rico
Esai

5 Hal Unik Pagerwesi di Buleleng – Dari Pegorsi, Rent Car, hingga Makan di Kuburan

  PERAYAAN Hari Pagerwesi di Buleleng lebih meriah dari daerah-daerah lain di Bali. Banyak yang menyebut Pagerwesi adalah Galungan-nya orang ...

February 2, 2018
Desa Tri Eka Buana, kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem-Bali
Khas

Catatan KKN Undiknas University: Memadukan Wisata, Budaya dan Arak, di Desa Tri Eka Buana, Karangasem

Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, punya potensi yang melimpah di bidang budaya dan pariwisata. Di bidang pariwisata, ...

January 26, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Umberto Eco
Esai

Baca Lontar Bersama Umberto Eco

by Sugi Lanus
February 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1411) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In