26 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan

Rasanya Kebodohan dan Longsor Nalar Kian Menular – Jadi Ingat Film Idiocrazy

Juli Sastrawan by Juli Sastrawan
February 2, 2018
in Ulasan
11
SHARES

SAAT melihat postingan salah satu kawan di instagram yang menyatakan “Idiocrazy” adalah film yang paling dia sukai, saya memutuskan untuk membuat ulasan ini. Memang film ini sudah lama, 2006 tepatnya. Tapi melihat pesan yang dibawakan, saya berpikiran bahwa film ini menarik untuk diingat kembali.

Apalagi, belakangan, pada zaman Kaliyuga ini, kebodohan makin diumbar oleh sejumlah orang dan mulai menular dengan cepat. Bahkan belakangan bukan saja terjadi bencana tanah longsor akibat hujan deras berhari-hari, melainkan juga terjadi bencana nalar yang longsor akibat diterjang provokasi, kampanye hitam dan hoax.

Itu mengingatkan pada film Idiocrazy. Biasanya film bergenre sains fiksi selalu hadir dengan pakemnya yang menggambarkan bahwa di masa depan dunia ini akan dipenuhi dengan robot, alien, mobil terbang dan kecanggihan teknologi yang tak terbantahkan. Tapi tidak dengan “Idiocrazy”, mereka sangat antimainstream, mematahkan imajinasi sineas film-film sains fiksi top hanya dengan ramalan kebodohan.

Ya, hanya kebodohan yang ditawarkan film ini. Film yang berdurasi kurang dari sembilan puluh menit ini menyuguhkan gambaran bagaimana masa depan planet ini. Terlebih orang-orangnya.

Dalam film, tahun 2505 digambarkan sebagai tahun paling sembraut bagi planet ini. Orang-orang semua bodoh, tak memiliki IQ tinggi, dan hanya uang dan sex-lah yang ada dalam pikirannya. “Ah.. I like money”, begitu katanya. Hampir mirip dengan koruptor ala Indonesia, hanya saja koruptor lebih sistematis dan terorganisir, heu heu heu.

Film ini bermula dari Joe dan Rita yang menjadi “kelinci” percobaan pembekuan manusia. Percobaan ini dilakukan lantaran jumlah populasi manusia pada saat itu sudah semakin membanyak. Sial nasib Joe dan Rita, kepala proyeknya ditangkap karena terlibat dalam bisnis prostitusi. Ruangan yang digunakan untuk proyek dibongkar paksa. Bertahun-tahun berlalu hingga mereka terbangun di tahun 2505.

Saat keluar dari pembekuan mereka sudah dikelilingi sampah plastik. Perilaku manusia yang hedon beli, beli, beli dan belanja sampai mati mereka temui. Besarnya kekuatan kapitalisme saat itu juga sangat terlihat jelas, di mana air masa itu digantikan dengan minuman yang mengandung elektrolit bernama “Brawndo”.

Joe sangat kebingungan waktu itu dan dia memustuskan untuk mencari pertolongan di rumah sakit. Di rumah sakit sudah sangat banyak yang berubah, dokter hanya melakukan cek terhadap pasiennya dengan menggunakan selang.

Orang-orang melihat Joe sangat aneh karena hanya dia yang menggunakan tata bahasa yang bagus. Penggunaan grammar yang bagus sangat dipandang lucu bin aneh saat itu dan orang-orang yang membaca buku hanya orang-orang homo. Membaca tidak dilakukan orang-orang selain kaum penyuka sesama jenis. Hanya sex dan TV yang menyiarkan hal-hal bodoh menjadi hiburan yang dipertontonkan.

Orang-orang menjadi sangat malas dan memiliki selera humor yang sangat rendah. Bayangkan saja menonton film di bioskop selama 90 menit yang hanya mempertontonkan adegan pantat. Film “ASS” itu menerima 8 penghargaan, dan orang-orang saat itu sangat menikmatinya. Bahkan sampai tertawa terpingkal-pingkal. Sangat aneh.

Di masa yang kacau itu, Joe ditangkap oleh polisi karena tidak memiliki barcode. Layaknya produk dagang, manusia saat itu memiliki barcode di tubuhnya. Polisi sangat mudah mengecek posisi seseorang, hanya dengan melihat barcodenya. Saat pembuatan barcode tersebut dia diharuskan untuk tes IQ. Joe adalah manusia terpintar dan memiliki IQ paling tinggi. Hingga dia dipanggil oleh Presiden waktu itu di mana ia merupakan pemain smackdown sekaligus aktris film bokep.

Film ini sangat kreatif karena dikemas begitu apik dengan leluconnya yang tidak ngawur. Kita bisa lihat hari ini dimana kepedulian orang satu dengan yang lainnya sudah mulai berkurang. Yang pandai hanya mementingkan dirinya sendiri, merasa paling baik dari yang lain dan kerap memilih jalan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Tepat sekali yang digambarkan film tersebut karena sikap-sikap sebagaimana disebutkan di atas sangat jelas tergambar.

Lalu apakah penelitian UNESCO tentang tingkat literasi anak Indonesia rendah, kemenangan Trump sebagai presiden Amerika, dan tingkah polah aneh para politisi di dunia ini sebagai pertanda bahwa ramalan Ideocrazy akan terjadi?

Terlepas dari itu, film ini menurutnya saya merupakan salah satu film komedi satir yang bagus. Tanpa banyak tendensi pesan moral yang disampaikan. (T)

Tags: filmleluconPendidikanresensi
Juli Sastrawan

Juli Sastrawan

Pengajar, penggiat literasi, sastrawan kw 5, pustakawan di komunitas Literasi Anak Bangsa

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Seorang teman memegang cangkir kopi jenis Macchiato yang tak dipahaminya
Khas

Obrolan Konyol di Kedai Kopi: Macchiato = Kopi Jro Gede?

Ini cerita saya ketika pulang dari ibu kota ke kampung halaman. Rasa rindu ingin bertemu teman-teman karena selama dua pekan ...

February 21, 2020
Khas

Diskursus Kecil Ala ILC – Merawat Akal Sehat di Tahun Politik

Politik. Politik. Politik—dengan maraknya politik yang memanas pada pilpres tahun ini, menimbulkan efek gerah bagi kalangan mahasiswa. Sehingga mereka merasa ...

March 19, 2019
Ilustrasi: dari beberapa sumber di google
Opini

Guru Honorer dengan Segala Keistimewaannya

TEMANKU, guru honorer yang juga sama dengan diriku pernah mengeluh padaku. Saat itu, aku baru saja menjadi guru honorer juga. ...

February 2, 2018
Tribute to Koes Plus di Festival Tepi Sawah 2019
Khas

Koes Plus Tak Pernah Mati

Koes Plus tak pernah pudar, apalagi mati. Lalu-lagunya selalu berkumandang menembus zaman demi zaman, dan setiap lagunya bergema semua orang ...

July 9, 2019
Ilustrasi foto: Mursal Buyung
Opini

Dari (Praktik) Upacara Menuju (Nilai) Teologis dan Diakhiri Penghayatan Diri

Belum lama saya menggeluti studi tentang peradaban masyarakat di pegunungan Bali, utamanya adalah kawasan Cintamani Mmal (perbukitan Kintamani), dimana Batur, ...

July 10, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Sayang Kukiss/Diah Cintya
Esai

7 Jurus Memperbaiki Diri untuk Melangkah pada Rencana Panjang | tatkalamuda

by Sayang Kukiss
January 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1360) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In