ADA momen ketika hidup di kota terasa terlalu berat. Kebisingan klakson kendaraan, kemacetan tanpa ujung, dan layar gadget yang tak henti-hentinya memanggil perhatian, seolah menghisap energi kita perlahan. Pada saat-saat seperti ini, saya menemukan Bali Farm House sebuah oasis yang menawarkan jeda dari kesibukan kota yang tak kenal lelah.
Berlokasi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali Farm House adalah destinasi wisata yang baru dibuka pada akhir Februari 2024. Tempat ini menjadi pilihan sempurna untuk mereka yang ingin sejenak mengasingkan diri dari gemuruh kota. Bayangkan sebuah lokasi dengan pemandangan alam yang segar, udara bersih pegunungan, dan suasana pedesaan yang memancarkan ketenangan. Bagi saya, itu seperti menemukan kembali harmoni yang hilang dalam hidup.
Bali Farm House | Foto: Indira Putri
Bali Farm House memadukan pesona gaya Tuscany Italia dengan kearifan lokal Bali. Ada kebun binatang mini yang penuh keajaiban kecil seperti kambing, ayam silkie, ayam brahma, burung merak, hingga alpaka yang menjadi maskot tempat ini. Alpaka, hewan khas pegunungan Andes yang biasanya hanya ada di Peru, kini bisa ditemui di sini. Rasanya seperti melangkah ke dunia lain, di mana manusia dan hewan hidup berdampingan dalam harmoni.
Namun, yang paling berkesan bagi saya bukan hanya keberagaman satwanya, tetapi pengalaman memberi makan hewan (feeding animal). Dengan biaya Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, saya bisa berinteraksi langsung dengan mereka. Ada perasaan menyenangkan saat melihat mata kecil mereka berbinar saat diberi makanan. Aktivitas ini, meski sederhana, mengingatkan saya pada kebahagiaan yang tak memerlukan kemewahan.
Selain itu, Bali Farm House menawarkan pengalaman piknik yang istimewa. Duduk di atas rerumputan hijau, ditemani keledai yang santai di sisi saya, saya merasa benar-benar terhubung dengan alam. Suasana damai ini memberikan pelajaran berharga betapa pentingnya melambat sejenak dan menikmati keindahan sederhana.
Bali Farm House | Foto: Indira Putri
Tempat ini bukan hanya untuk menyegarkan diri, tetapi juga sempurna untuk keluarga. Area bermain anak, restoran dengan menu lezat, toko suvenir, dan fasilitas lainnya memastikan semua anggota keluarga memiliki pengalaman tak terlupakan. Dengan tiket masuk Rp 125 ribu untuk dewasa dan Rp 100 ribu untuk anak-anak, termasuk potongan voucher makan senilai Rp 25 ribu dan potongan voucher ice cream gelato senilai 10 ribu, Bali Farm House terasa sangat ramah di kantong.
Tak heran, meski baru beberapa bulan beroperasi, tingkat kunjungannya sangat tinggi mencapai 700-1200 orang per hari saat akhir pekan. Ini menjadi bukti bahwa banyak orang mendambakan pelarian sejenak dari rutinitas kota.
Bagi saya, Bali Farm House adalah simbol dari harmoni sederhana yang sering kita lupakan. Tempat ini mengingatkan kita untuk kembali ke akar, untuk menghargai momen-momen kecil, dan untuk menemukan kedamaian di tengah hiruk-pikuk kehidupan.
Bali Farm House | Foto: Indira Putri
Jadi, jika Anda mencari tempat untuk mengisi ulang energi dan menemukan kembali ketenangan, Bali Farm House adalah jawabannya. Karena kadang, keindahan hidup tidak ditemukan di tempat-tempat yang ramai, tetapi di sudut-sudut sederhana seperti ini. [T]
Catatan:artikel ini merupakan tugas perkualiahan mahasiswa di Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPBI) Bali dalam Program Studi S1 Pariwisata Semester 3