SORE ITU langit begitu cerah, angin bertiup sepoi-sepoi. Aku duduk di teras rumah sambil sesekali mengecek handphone—ada beberapa pesan masuk yang perlu aku baca. Hari itu aku dan kedua temanku hendak healing tipis-tipis, melepas penat kami setelah lima hari ke belakang disibukkan dengan perkuliahan dan tugas-tugas menumpuk dengan deadline yang mepet.
Notifikasi pesan masuk muncul dilayar handpone-ku. Seketika senyum sumringah muncul di bibirku ketika membaca pesan tersebut. Ternyata kedua temanku sudah sampai di depan gang rumahku.
Aku mengambil tas lalu bergegas menghidupkan motor, kemudian mengendarainya keluar rumah untuk menemui kedua temanku yang sudah menunggu di ujung gang. Setelah bertemu, kami berangkat ke tempat healing yang telah kami tentukan. Benar. Air Terjun Tembok Barak, ialah tempat wisata yang akan kami tuju.
Air Terjun Tembok Barak merupakan salah satu destinasi wisata alam di Kabupaten Buleleng. Destinasi wisata ini berjarak sekitar 10 menit dari pusat Kota Singaraja dan berlokasi di Gang Cengkeh, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Nama air terjun ini mengacu pada ciri khas keindahannya, yakni diapit oleh tebing kemerahan. “Tembok” berarti tebing atau batu; dan “Barak” berarti merah.
Perjalanan yang kami tempuh ke Air Terjun Tembok Barak kira-kira sekitar 25 menit, dengan jarak sekitar 14 Kilometer. Sepanjang perjalanan menuju lokasi air terjun, mata kami disuguhkan dengan pemandangan perkotaan Kota Singaraja, yang sore itu cukup ramai pengendara, baik motor maupun mobil. Setelah memasuki daerah Sambangan, kami mulai mencari Gang Cengkeh tersebut.
Perjalanan menyusuri jalan setapak menuju Air Terjun Tembok Barak / Foto: Putu Ayu Aprilia Aryani
Sesampainya di Gang Cengkeh, kami melanjutkan perjalanan menelusuri jalanan gang yang lumayan sempit dan hanya muat dua motor saja. Kami terus mengendarai motor, menelusuri jalanan gang tersebut, hingga sampailah di pos pembayaran tiket.
Tiket masuk ke air tejun ini terbilang cukup ramah di kantong, dengan biaya sebesar 10 ribu rupiah untuk pengunjung lokal dan 20 ribu rupiah untuk pengunjung manca negara. Wisata ini cocok untuk dijadikan destinasi akhir pekan bersama keluarga dan teman-teman.
Setelah membayar tiket masuk, penjaga pos mengarahkan kami untuk mengikuti jalan lurus tersebut. Untuk menuju area parkir air terjun ini, kami harus melewati jalan setapak yang dikelilingi oleh hamparan persawahan.
Belum sampai di air terjun, kami sudah disuguhkan dengan keindahan hamparan sawah nan hijau. Tetapi kami terus melanjutkan perjalanan, karena tujuan utama kami adalah Air Terjun Tembok Barak.
Sesampainya di area parkir, kami pun memarkirkan motor masing-masing. Suara arus sungai di bawah sana sudah terdengar, kami merasa bersemangat untuk lekas bertemu dengan indahnya Air Terjun Tembok Barak.
***
Untuk menuju air terjun itu, kami harus menuruni tangga yang agak curam. Namun tenang saja, tangga tersebut sudah dilengkapi dengan pegangan di sisi kanannya. Kami mulai menuruni tangga tersebut dengan hati-hati.
Sesampainya di tangga terakhir, kami kaget. Ternyata tangga tersebut tidak sepenuhnya mengantarkan kami ke tepian sungai. Kami harus melanjutkan perjalanan dengan menelusuri jalan setapak yang lumayan curam tanpa tangga. Walaupun demikian, kami tetap bersemangat karena suara deru air terjun sudah terdengar sangat jelas.
Sepanjang perjalanan menuruni jalan yang curam itu, di sisi kiri dan kanan jalan dikelilingi oleh pepohonan rindang, khas jalanan menuju air terjun. Hingga pada akhirnya kami pun sampai di pinggir sungai.
Untuk menuju Air Terjun Tembok Barak, kami masih harus menelusuri pinggir sungai menuju ke arah hulu. Setelah menempuh jalanan yang lumayan curam dan tentunnya rasa lelah yang kami rasakan, semua itu sirna setelah sesampainya kami di air terjun.
Mata kami dimanjakan dengan pesona Air Terjun Tembok Barak yang memiliki tinggi sekitar 8 Meter dengan diapit oleh tebing kemerahannya. Sungguh pesona alam yang sangat eksotis.
Sesampainya di air terjun, kami duduk di bebatuan yang terdapat di aliran sungai di bawah air terjun sambil melepas penat. Suasana air terjun hari itu cukup sepi pengunjung. Selain kami, hanya terdapat 2 pengunjung lainnya. Setelah puas menyaksikan keindahan air terjun dan sekitarnya, kami mulai bermain air di sana sambil mengambil beberapa foto.
***
Salah satu yang menjadi tujuan para pengunjung ke Air Terjun Tembok Barak adalah karena keunikan tebingnya yang berwarna kemerahan. Tebing kemerahan inilah yang menjadi ciri khas Air Terjun Tembok Barak dan sering dijadikan ikon untuk spot foto kece oleh para pengunjung.
Berpose di area Air Terjun Tembok Barak / Foto: Putu Ayu Aprilia Aryani
Namun sayang, dengan potensi keindahan alam air terjun yang eksotis itu, di area Air Terjun Tembok Barak masih belum tersedia fasilitas umum seperti toilet untuk para pengunjungnya. Selain itu, di sekitar air tejun juga masih belum terdapat warung-warung yang menyediakan snack atau cemilan ringan bagi para pengunjung.
Di sana hanya terdapat satu warung saja, yakni di pos pembayaran tiket. Untuk itu, apabila hendak menikmati pemandangan air terjun sambil menyantap cemilan, para pengunjung disarankan membawa cemilan dari rumah atau membeli di warung dekat pos pembayaran tiket.
Setelah puas berfoto dan menikmati panorama air terjun yang begitu eksotis itu, kami bertiga bersiap untuk kembali pulang ke rumah masing-masing—karena hari sudah hampir menjelang petang. Kami begitu puas dengan healing kami hari ini. Anggap saja untuk melepas penat karena kesibukan perkuliahan kami sebagai mahasiswa.
Air Terjun Tembok Barak menjadi destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi, terutama bagi mereka yang hendak healing tipis-tipis namun tidak terlalu menguras kantong. Suatu saat ketika ada waktu luang lagi, kami bertiga berencana untuk kembali ke air terjun ini— menikmati kembali menikmati panorama alam nan indah itu.[T]