2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Persepsi Lintas Budaya yang Sering Keliru | Catatan dari Inggris [1]

Shinta PrastyantibyShinta Prastyanti
June 10, 2023
inEsai
Persepsi Lintas Budaya yang Sering Keliru | Catatan dari Inggris [1]

Ilustrasi Tatkala.co

SEJAK DULU KALA seperti sudah terpatri di otak kita bahwa orang Barat (Eropa, Amerika, termasuk juga Australia meski bukan berada di sebelah Barat Indonesia) adalah sosok yang sangat individualis, tidak peduli dengan orang lain karena mereka asyik dengan kehidupannya sendiri.

Sebaliknya, kita—orang Timur—mengklaim diri kita merupakan makhluk yang masuk dalam klaster ramah, suka tolong menolong, sangat berempati dengan kondisi orang lain dan berbagai atribut positif lainnya.

Entah sejak kapan dan dari mana asalnya pemahaman tersebut sehingga potret terhadap orang Barat tidaklah berubah. Sayangnya pola pikir seperti itu terjadi secara “turun temurun”. Lantas, apakah “warisan perspektif lintas budaya” yang seperti itu benar adanya?

Sepertinya buku maupun film-film yang kita maupun orang tua kita tontonlah yang menjadi pembentuk perspektif yang keliru tersebut—karena sejatinya apa yang terjadi di buku maupun film belum tentu mencerminkan realita yang sebenarnya terjadi di masyarakat.

Salah satu metode sahih yang bisa membuktikannya adalah melalui pengalaman dengan berinteraksi secara langsung dengan mereka yang berbeda budaya.

***

Pembuktian berlangsung dalam perjalanan saya ke Inggris, salah satu negara yang menjadi kiblat tidak hanya Eropa tapi juga dunia.

Nyatanya, pengalaman berabad-abad melakukan penjajahan di berbagai negara tidak menjadikan orang Inggris menjadi jumawa, egois, dan mengabaikan orang lain ketika berinteraksi dengan orang yang budaya dan latar belakangnya jauh berbeda.

Saya membuktikannya sendiri. Saya kaget, dan tidak menyangka, bahwa seorang guru besar dan istrinya yang juga berpendidikan tinggi bersedia menjemput saya di bandara, seseorang yang belum pernah mereka temui sama sekali.

Lambaian tangan dan senyum yang hangat dari mereka berdua menyambut saya begitu keluar dari pintu keluar bandara setelah menunggu bagasi. Rasanya seperti ketemu sahabat atau saudara yang memang sudah sering bertemu dan mengenal satu sama lain dengan baik. Padahal, ini merupakan pertemuan pertama kami setelah bertahun-tahun hanya berkomunikasi melalui email. Aksi foto bertiga di bandara pun langsung kami lakukan buat kenang-kenangan pertemuan pertama.

Setelah itu, dan ini yang membuat saya kaget untuk kedua kalinya, tidak canggung-canggung, sang guru besar langsung meminta koper saya dan memasukkannya ke bagasi mobilnya sembari minta maaf karena birokrasi yang berbelit sehingga menunda kedatangan saya ke Inggris.

Tidak kalah gesitnya, si istri juga melakukan hal yang sama dengan tas punggung saya. Mereka juga bilang, ”Shinta, kamu pasti capek sekali ya, karena perjalanan yang sangat panjang.” Belum sempat saya jawab, ia kembali berkata, “Dalam perjalanan bisa tidur apa tidak, Shinta?”

Mereka juga mempersilakan saya duduk di kursi depan, sebuah kehormatan bagi seorang tamu. Duhhhh……jadi malu sendiri.

Sekilas pertanyaan-pertanyaan tersebut memang sederhana dan tidak bermakna apa-apa. Namun bagi saya semua itu sangat berarti dan membuat saya langsung betah begitu menginjakkan kaki di Leeds sekaligus membalikkan persepsi yang sudah tertanam di benak saya tentang karakter orang barat.

***

Di sepanjang perjalanan terjadi percakapan-percakapan ringan seputar keluarga, seperti bagaimana anak-anak saya (karena saya tinggal di Inggris), usia dan sekolah mereka, suami kerja di mana, dan sebagainya.

Mereka juga antusias memberi tahu lokasi kampus, rute dan pemberhentian bus dari rumah ke kampus, serta yang tak kalah penting adalah, groceries, alias toko sembako yang ternyata hanya beberapa langkah dari akomodasi tempat saya tinggal.

Setelah perjalanan kurang lebih setengah jam, tibalah saya di rumah yang akan saya tempati selama 4,5 bulan ke depan. Syukurlah, letak rumah sangat strategis, di tengah kota. (Jangan bayangkan tengah kota di sini sama dengan tengah kota di Indonesia yang bising dan macet.)

Di sini semuanya serba teratur sehingga tidak ada cerita tentang nyerobot jalan maupun kebut-kebutan. Kendaraan antre di perempatan hanya di satu barisan saja meski sebenarnya sebelah kanan dan kiri masih kosng. Sesuatu yang bakal tidak disia-siakan untuk segera tancap gas jika di negara kita. Betapa tertibnya mereka dengan budaya antre.

Begitu sampai di rumah, tuan rumah langsung mengajak saya touring ke seisi rumah sambil menjelaskan fungsi berbagai peralatan yang ada di rumah tersebut. Jadi ketahuan ndesitnya karena banyak hal baru yang belum pernah saya coba.

Tetapi semangat untuk bisa segera beradaptasi mengalahkan rasa ndesit saya. Tuan rumah juga mempersilakan saya menggunakan semua peralatan yang ada beserta bahan makanan yang ada di dapur termasuk bumbu-bumbu, pasta, gula, teh, kopi, selai, dan sebaginya. Waduh saya jadi bingung mau diapain bumbu sebanyak itu. Seperti melihat acara Master Chef secara langsung karena lengkapnya pantry.

Ketika saya dan tuan rumah sedang di kamar yang nantinya akan saya tempati, tiba-tiba sang guru besar datang dan membawa koper saya yang beratnya 20 kg melalui tangga spiral dari besi—yang hanya cukup untuk satu orang. Bukan pekerjaan mudah tentu saja. Wowww… sesuatu yang hampir mustahil terjadi di negara kita.

Seorang guru besar yang sangat dihormati dan memiliki jabatan struktural–yang tinggi pula di kampus—mau-maunya ngangkut koper saya?

Kejutan belum berhenti sampai di situ. Tidak berapa lama beliau menyerahkan tas berwarna merah dari sebuah supermarket yang ternyata berisi sembako. “This is for you,” katanya. Sampai bingung saya harus bilang apa. Sampai segitunya beliau memikirkan saya yang pastinya belum mempunyai apa-apa untuk dikonsumsi.

Saya memang tidak membawa secuil pun makanan dari Indonesia karena khawatir bermasalah di bandara.  Inggris memang terkenal keras dengan larangan membawa makanan dan bahan olahan lainnya dari negara lain.

Istrinya juga langsung mempunyai ide untuk membuat WhatsApp grup yang berisi kami berempat (saya, tuan rumah, pak professor dan istrinya). Katanya kalau saya ada kendala atau perlu apa-apa kapanpun biar mereka bisa langsung bantu.

Sebelum berpamitan, pak professor juga menyampaikan kalau saya kerjanya lusa saja, besok biar saya istirahat total setelah perjalanan yang panjang. Ketika tulisan ini sedang saya buat pak professor juga mengirim pesan melalui WhatsApp dan menanyakan kepada saya apakah saya baik-baik saja.

Beliau juga akan menjemput saya besok pagi dan menemani naik bus agar saya tidak bingung dalam menggunakan moda transportasi tersebut. Segitunya mereka memperdulikan saya. Sungguh kenikmatan yang luar biasa.

***

Rentetan peristiwa-peristiwa di atas menepis persepsi lintas budaya yang seringkali keliru. Bahwa egois, individualis, maupun humanis, suka menolong, dan sebagainya, tidak bisa disematkan begitu saja dan dijadikan patokan akan karakter sebuah budaya.

Persepsi yang bersifat turun temurun tanpa divalidasi dengan pengalaman empiris secara langsung hanya akan menjauhkan kita dari interaksi global yang masing-masing aktor tidak lepas dari akar budayanya masing-masing.

Justru pergaulan dengan dunia luar membuat mata dan pikiran kita semakin terbuka bahwa ternyata kita tidak selalu benar, bahwa budaya kita tidak selalu lebih baik disbanding budaya lain, begitu pula sebaliknya.[T]

Tradisi Bayen di Wonosobo: Komunikasi Antarpersona Mewujudkan Women Support Women
Menjaga Reputasi Melalui Interaksi dengan Netizen
Tags: BudayaesaiInggrisperjalanan
Previous Post

Literasi Dasar: Hubungan Abadi Antara Manusia dan Pengetahuan, Konstruksi dan Konsumsi

Next Post

Kontroversi Marketplace Guru: Guru Bukan Barang Dagangan!

Shinta Prastyanti

Shinta Prastyanti

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Saat ini sedang menjadi Visiting Researcher di Leeds Trinity University, Inggris

Next Post
Kontroversi Marketplace Guru: Guru Bukan Barang Dagangan!

Kontroversi Marketplace Guru: Guru Bukan Barang Dagangan!

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co