3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Aku Ingin Dekat Ibu: Cerita tentang Pacar, Cinta, dan Apa Saja

Yusna SafitribyYusna Safitri
February 2, 2018
inEsai

Foto: Mursal Buyung

44
SHARES

AKU terlahir dari rahim seorang wanita mulia yang kusebut ibu. Mungkin bagi sebagian orang menyebutnya dengan sebutan berbeda seperti mama, mami, meme, bunda, umi, dan inak. Tapi sejak aku lahir, ibuku mengajarku untuk memanggilnya “Ibu”.

Bagiku, Ibu adalah malaikat penyejuk hati. Sudah 20 tahun aku hidup bersama “malaikat” itu. Ia sosok wanita tegar, penyabar, pekerja keras, dan suka membuat lelucon, membuat siapa pun yang dekat dengannya tak ingin cepat-cepat berpisah. Mereka selalu menunggu setiap kata yang dilontarkan Ibu.

Sungguh sayang, aku mengetahui semua sosok itu dari rekan kerja Ibu setiap kali aku datang ke kantornya. Aku sendiri, sayang sekali, sangat sayang, tak pernah dekat dengan Ibu, ibuku sendiri.

Jangan salah. Kami tak bermusuhan.

Aku masih ingat kapan terakhir kali aku mencium pipi Ibu. Mungkin 15 tahun lalu, ketika aku masih murid kecil di taman kanak-kanak. Saat itu, aku menciumnya dengan perasaan malu-malu.

Aku – entah bagaimana menjelaskan perasaan ini – tak pernah dekat dengan Ibu. Seperti teman-teman lain lakukan sepulang sekolah. Yang selalu bercerita tentang pengalaman di sekolah, bercerita tentang teman sepermainan, bahkan menceritakan tentang teman lelaki yang sedang mendekatinya.

Kadang aku merasa iri melihat teman-temanku menghabiskan waktu berdua dengan ibunya. Saling berkirim pesan singkat, menanyakan kegiatan apa yang sedang dilakukan, sampai mengucapkan ‘I love you’ setiap hari. Jujur, aku tak pernah melakukan itu kepada Ibu. Ah…

Pernah aku merasa sakit yang amat dalam, seperti perasaan untuk ingin mendapatkan sesuatu, namun tak kan pernah mungkin aku dapatkan. Aku menghadiri acara ulang tahun temanku ketika aku masih di sekolah dasar. Ketika itu, temanku memberi potongan kue pertama untuk ibu dan ayahnya. Yang kemudian dilanjutkan dengan mendapat hadiah ciuman ibu dan ayahnya, hadiah ciuman yang mendarat di pipi temanku itu.

Sakit. Hanya itu yang bisa aku rasakan. Aku terdiam. Banyak sekali yang aku pikirkan pada saat itu. Aku meras ada kerinduan yang sangat dalam, ah! Aku tak pernah lagi mendapat ciuman itu. Ciuman hangat yang hanya aku rasakan saat umurku di bawah lima tahun.

Saat itu, aku segera memalingkan muka. Aku takut temanku tahu bahwa aku meneteskan air mata. Ya, aku malu meneteskan air saat temanku bahagia.

Jika diingat-ingat, kenanganku bersama Ibu, aku rasa hampir tidak ada. Karena segalanya aku jalani dengan biasa saja. Aku menjalani aktivitas, dan ibu menjalani aktivitasnya sebagaimana mestinya. Tak ada yang spesial, tak ada yang istimewa. Semuanya biasa saja. Tak seperti orang-orang yang menghabiskan waktu santai bersama ibu atau keluarganya. Bukan hanya dengan Ibu, bahkan dengan Ayah saja aku tidak dekat. Aku sangat tidak dekat dengan kedua orang tuaku.

Entah aku yang malu-malu untuk mendekatkan diri, atau mereka yang sangat sibuk sehingga tak sempat untuk mendekatkan diri kepada anak-anaknya. Entah apa penyebabnya.

Kadang aku berpikir, andai saja dulu saat masih kecil aku diajarkan untuk terbuka kepada orang tua, pasti perasaan semacam ini tidak akan pernah ada. Tapi aku seakan belajar untuk sembunyi. Aku selalu bersembunyi, atau sembunyi-sembunyi, setiap melakukan kegiatan. Mungkin karena orang tua selalu lebih banyak melarang kegiatanku.

Aku tak pernah tahu bagaimana rasanya bisa menghabiskan waktu bersama dengan kedua orang tua, terutama Ibu. Dan aku tak pernah tahu mengapa aku tak bisa merasakan apa yang teman-temanku rasakan ketika mereka bersama ibunya. Ketika aku bersama Ibu, aku seperti tidak menjadi diriku sendiri. Seperti selalu ada sesuatu yang aku tutup-tutupi.

Aku tak pernah bisa leluasa melakukan apa yang aku mau ketika bersama Ibu. Bukan karena Ibu galak atau akan memarahiku ketika aku melakukan kesalahan. Bukan karena itu. Tapi tak tahu karena apa. Mungkin karena aku anak yang lemah dan tak punya keberanian, bahkan untuk terbuka pada Ibu.

Kadang aku ingin mencoba untuk membuka diri kepada Ibu, menceritakan tentang aktivitasku seharian, menceritakan tentang lelahnya mengerjakan tugas-tugas kuliah, atau menceritakan tentang seseorang yang aku kagumi di kampus. Ya, aku tahu. Aku lemah. Karena aku tak akan pernah bisa melakukan itu.

Banyak sudah nasehat kudapat agar aku mencoba mendekatkan diri pada Ibu. Karena kita tidak akan pernah tahu kapan Tuhan akan memanggil seseorang dalam hidup kita. Mereka mengatakan jangan sampai kita menyesal seumur hidup di kemudian hari.

Aku suka merenung sebelum pergi tidur, memikirkan langkah-langkah apa saja yang harus aku lakukan agar dapat membuat diri ini dekat dengan Ibu. Aku ingin cerita banyak, tentang pacar, cinta, dan apa saja.

Aku menyayangi Ibu, sangat menyayangi ibuku. Namun aku tak pernah mau untuk menunjukkan perasaan itu. Selama ini, aku hanya mengikuti apa yang ibu katakan, dan mencoba untuk tidak melakukan apa yang ibu larang. Semenjak aku duduk di bangku kuliah, aku merasa bahwa ibuku juga ingin berdekatan denganku, ingin mendengar ceritaku, dan ingin mengetahui tentang lelakiku.

Aku merasa bahwa ibu juga ingin menjadi sahabat untukku. Tapi sayang, aku tak pernah berani untuk melakukan semua itu. Aku hanya merasa malu untuk membuka siapa diri ini sebenarnya.

Hari Ibu sudah lewat, ingin kumulai untuk mendekati Ibu saat itu. Tapi Hari Ibu telanjur lewat, sementara aku tak melakukan apa-apa. Sebentar lagi kita akan memasuki tahun yang baru, tahun di mana kita bisa mengubah diri kita menjadi lebih baik dan meraih apa yang belum sempat kita capai di tahun-tahun sebelumnya.

Ya, tinggal menghitung beberapa hari saja. Aku harap di tahun 2017, aku bisa merubah segalanya. Aku bisa lebih dekat dengan Ibu, juga dengan Ayah.

Sehat selalu dan semoga panjang umur untuk Ibu dan Ayah. Karena saat ini hanya doa yang bisa aku berikan kepada kalian. Selamat tahun baru, Ibu dan Ayah.

Aku tahu, karena aku tidak akan pernah berani untuk mengucapkannya secara langsung. Maka perasaanku ini, aku ungkapkan lewat sebuah tulisan. Walaupun aku tahu mungkin kalian tidak akan pernah membacanya. Selamat menyambut Tahun Baru. Semoga kebaikan selalu datang dari segala penjuru arah. (T)

Tags: cintaibuKeluarga
Previous Post

Siklus Mahasiswa: Awalnya Rasa Coklat, Lalu Rasa Pahit Getah Adenium

Next Post

“Om Telolet Om” Mungkin Rencana Tuhan di Tahun Baru – Tapi Pedagang Terompet tak Ngerti…

Yusna Safitri

Yusna Safitri

Lahir di Pekalongan, 20 Februari 1996. Bermain teater dan belajar menulis di Komunitas Mahima. Kini tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris di Undiksha Singaraja

Next Post

“Om Telolet Om” Mungkin Rencana Tuhan di Tahun Baru - Tapi Pedagang Terompet tak Ngerti...

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co