5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Senjata Melawan Korupsi Itu Bernama Sastra

Julio SaputrabyJulio Saputra
August 10, 2021
inEsai
Senjata Melawan Korupsi Itu Bernama Sastra

Tahun lalu, KPK membongkar banyak kasus korupsi. Tahun ini juga sama begitu. Bulan lalu berseliweran berita-berita tentang korupsi. Bulan ini juga tak jauh berbeda. Minggu lalu ramai perbincangan tentang korupsi. Minggu ini pun ternyata masih hangat untuk dibicarakan.

Kemarin tentang korupsi, hari ini tentang korupsi, besok bercerita lagi tentang korupsi. Rasanya setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik, korupsi adalah cerita yang tak pernah habis. Di sana sini di seluruh sudut Indonesia, hampir semua media cetak maupun elektronik memuat tentang korupsi.

Korupsi rasanya semakin eksis. Semakin banyak praktik korupsi, semakin banyak yang memberitakannya, semakin terkenal pula keberadaannya. Seluruh kalangan masyarakat sepertinya sudah tak asing dengan korupsi, dari anak-anak sampai orang dewasa, dari masyarakat kecil sampai masyarakat kelas atas.

Bosan? Sudah tentu. Geram? Sudah pasti, apalagi mendengar berita korupsi dana bansos yang dilakukan di tengah-tengah pandemi. Benar-benar bikin kepala emosi. Semakin emosi lagi ketika tersangka korupsi tersebut meminta untuk dibebaskan dari segala dakwaan, meminta untuk penderitaannya segera diakhiri. Hei, yang benar saja.

Lantas bagaimana caranya agar korupsi ini dapat diberantas? Menurut banyak orang, memberantas korupsi tidak cukup hanya dengan hakim saja, dengan jaksa saja, dengan KPK saja, atau dengan penegak hukum lainnya yang berkomitmen untuk menghapus korupsi di Indonesia, masyarakat juga harus berperan untuk itu, salah satunya lewat pendekatan sastra.

Ya, benar. Sastra bisa menjadi salah satu senjata untuk melawan korupsi. Karya sastra diyakini dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis bagi pembacanya, sehingga mereka bisa memilih untuk berpihak pada moralitas yang disajikan dalam karya sastra tersebut, entah secara langsung ataupun tersirat. Dengan kata lain, karya sastra dapat mencuci otak pembacanya. Itulah salah satu sisi unik yang dimiliki oleh sastra.

Kebanyakan orang mengenal karya sastra sebagai sebuah sarana hiburan, padahal karya sastra lebih dari sekadar sarana hiburan, yaitu sebagai media untuk menyampaikan kritik terhadap segala ketimpangan sosial yang terjadi. Kritik yang disampaikan tentu saja menunjukkan kondisi sosial yang dianggap kurang baik dan tidak sesuai lagi dengan seseorang atau kelompok tertentu.

Kritik dapat terasa sinis jika disampaikan menggunakan bahasa yang menggambarkan rasa marah, jengkel, dan sebagainya. Bisa juga terasa menghibur jika kritik tersebut disampaikan lewat humor. Pembacanya bisa saja tertawa saat menanggapi kritik yang disampaikan oleh penulisnya. Biasanya penyampaian kritik seperti ini bersifat tersirat, seolah-olah pengarang tidak sedang mengkritik apa pun.

Ketimpangan sosial yang terjadi biasanya selalu menggambarkan kenyataan pahit seputar kehidupan masyarakat yang berdampingan dengan kemiskinan, kejahatan, keluarga, politik, dan tentu saja, korupsi. Dalam karya sastra, hal-hal seperti itu biasanya diangkat oleh penulis atau pengarang dengan cara mendeskripsikan lingkungan dan permasalahannya, serta menjadikan salah satu tokohnya sebagai orang yang mengedepankan kebenaran dan segala jenis keadilan.

Dalam hal ini, karya sastra menjadi sarana untuk meluruskan kembali hubungan manusia dengan sekitarnya, entah dengan keluarga, lingkungan, politik, ekonomi, dan lain sebagainya yang kerap sekali menjadi permasalahan dan ketimpangan sosial. Karya sastra yang seperti itu menuntut pembacanya untuk memahami manusia dan segala permasalahannya, bukan sekadar untuk mengetahui jalan cerita yang disajikan.

Sejatinya, sastra hadir sebagai sebuah teks yang dapat menjelma banyak bentuk. Di satu sisi sastra menjadi sebuah bujuk rayu yang menuaikan perasaan terdalam, di sisi lain sastra hadir sebagai sebuah orasi yang menyuarakan protes dan sebagainya. Bentuk-bentuk seperti itulah yang secara tak langsung mempengaruhi pola pikir pembacanya secara halus.

Saat sastra dihadapkan dengan korupsi, akan terbayang deretan kata-kata penuh nilai estetika bertarung melawan sebuah tindak kejahatan. Dua hal yang sangat kontradiktif. Seperti hitam dan putih, sastra mewakili gagasan, ide, buah-buah pikiran yang berpihak pada moralitas, sedangkan korupsi mewakili dunia hedonisme yang bersanding dengan keburukan.

Sastra sendiri sebenarnya sudah lama menjadi bentuk perlawanan terhadap korupsi yang kerap kali dilakukan oleh elit penguasa. Multatuli misalnya, pada tahun 1859 ia menulis Max Havelaar of de Aoffieveilingen der Nederlandsche Handelmaatschappiij atau yang lebih dikenal dengan Lelang Kopi Perusahaan Dagang Belanda, menceritakan tentang para penguasa pribumi dan colonial yang gemar melakukan praktik korupsi.

Karya tersebut pun berhasil membuka mata politisi dan masyarakat Belanda tentang permasalahan yang terjadi di negeri jajahannya sendiri. Pramodya Ananta Toer juga menulis karya sastra bertemakan korupsi. Di tahun 1960, ia menulis novel berjudul Korupsi dengan rezim Orde Lama sebagai settingnya. Di luar negeri, karyanya begitu diminati banyak orang.

Di zaman Orde Baru, Ahmad Tohari kemudian muncul bersama novel karangannya berjudul Orang-Orang Proyek. Novel tersbeut bercerita tentang Kabul, seorang insinyur yang tak bisa menguraikan hubungan antara kejujuran dan kesungguhan dalam sebuah proyek pembangunan dan keberpihakan terhadap masyarakat miskin.

Saat ini, Agus Noor kerap membuat cerita pendek bertemakan korupsi. Buku antologi cerpen berjudul Lelucon Para Koruptor adalah salah satunya. Lewat karya-karyanya, ia memberikan kritik sosial terhadap kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, politik, dan korupsi.

Di luar dari nama-nama di atas, masih banyak karya sastra dan nama-nama penulisnya yang menjadikan korupsi sebagai tema utamanya, yang membicarakan koruptor dan segala kejahatannya, yang secara langsung ataupun tidak mempengaruhi para pembaca untuk menolak praktik korupsi, memusuhi para koruptor, dan membenci ketidakjujuran. Lewat estetika sastra, selalu muncul karya-karya sastra baru yang mencerca korupsi, entah dalam bentuk novel, cerpen, esai, puisi, naskah drama, dan lain sebagainya.

Di sini, tentu saja para sastrawan mengambil peran paling dominan. Mereka harus sama-sama sepakat menyuarakan perlawanan terhadap korupsi, menyelipkan nilai-nilai pendidikan anti korupsi ke dalam karya-karyanya. Sehingga, para pembaca dapat menemukan kata dan makna perlawanan korupsi itu sendiri melalui pendekatan sastra. Besar harapannya, karya sastra tersebut dapat membius orang-orang untuk membenci praktik korupsi dan para pelakunya. Perlahan-lahan, korupsi akan memudar, dan generasi Indonesia dapat terbebas dari mental koruptor. [T]

Tags: Korupsisastra
Previous Post

Percayalah, Berkebun di Halaman Rumah Bisa Sebabkan Listrik Gratis

Next Post

“Kel Uwu”, Menakar Harta, Menakar Makna Kemakmuran | Renungan Buda Cemeng Klawu

Julio Saputra

Julio Saputra

Alumni Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris Undiksha, Singaraja. Punya kesukaan menulis status galau di media sosial. Pemain teater yang aktif bergaul di Komunitas Mahima

Next Post
“Kel Uwu”, Menakar Harta, Menakar Makna Kemakmuran | Renungan Buda Cemeng Klawu

“Kel Uwu”, Menakar Harta, Menakar Makna Kemakmuran | Renungan Buda Cemeng Klawu

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co