30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Legong dan Tabuh Palegongan Gaya Peliatan, Lestari dari Generasi ke Generasi

Nyoman BudarsanabyNyoman Budarsana
March 10, 2025
inPanggung
Legong dan Tabuh Palegongan Gaya Peliatan, Lestari dari Generasi ke Generasi

Legong gaya Peliatan

DI tengah gemerlapnya pariwisata Ubud, generasi muda Desa Peliatan justru memanfaatkan momen tersebut untuk mempertahankan seni budaya yang ada di desanya. Salah satunya melestarikan kesenian Legong dan Tabuh Palegongan Gaya Peliatan yang sangat terkenal di tahun 1930-an. Warisan adiluhung itu dijaga keasriannya dengan menggelar diskusi panel disertai dengan pemilihan generasi legong gaya Peliatan.

Diskusi panel yang diinisiasi oleh Sekaa Teruna Teruni Kumara Çanti Gotraja, Banjar Tengah, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar itu berlangsung di Open Stage, Agung Rai Museum of Art (ARMA), Sabtu 8 Maret 2025. Diskusi digarap sangat kreatif. Sebab, acara tersebut tak hanya membicarakan tentang Legong khas Peliatan, tetapi juga dibarengi dengan pratek dengan menghadirkan para tokoh Legong gaya Peliatan.

Walau siang itu terik matahari seakan membakar tubuh, namun di area Open Stage itu justru terasa adem. Pohon-pohon besar mengubah suasana menjadi lebih adem, seakan mendukung semangat anak-anak muda dalam semangat menjaga warisan leluhur. Anak-anak setingkat SD, teruna-teruni serta orang tua sejak awal memenuhi halaman Open Stage yang memang sejuk itu. Mereka mengenakan busana adat, sementara anak-anak melengkapi diri dengan kipas.

Tari legong gaya Peliatan | Foto: Bud

Setelah siap, MC yang memandu acara menyerahkan waktu kepada moderator, Ni Made Citra Aryani yang juga seorang penari legong khas Peliatan.

Berbekal pengalaman sebagai penari legong, Citra Aryani selanjutnya memperkenalkan pembicara diskusi, yaitu Anak Agung Gede Oka Dalem merupakan putra tokoh Legong Peliatan, Alm. A. A. Gde Mandera yang selalu getol mempertahankan legong stail Peliatan.

Bermimpi Melihat Bidadari

Agung Gede Oka Dalem mengawali pemaparannya berawal munculnya Tari Legong itu. Legong diperkirakan muncul pada abad ke – 19, pada masa pemerintahan I Dewa Agung Made Karna dalam Babad Dalem Sukawati. I Dewa Agung Made Karna bermimpi melihat dedari (bidadari) menari di sorga yang begitu indah. Raja kemudian memerintahkan Bendesa Ketewel untuk membuat beberapa topeng yang mencerminkan bidadari dari mimpi itu.

Menurut, Anak Agung Gede Oka Dalem, topeng itu masih ada, dan sekarang disimpan di Pura Payogan Agung Ketewel. Dalam waktu yang lama, I Gusti Ngurah Djelantik kemudian menggubah topeng bidadari itu menjadi tari Nandir yang dibawakan oleh laki-laki tanpa menggunakan topeng. Pada pemerintahan I Dewa Agung Manggis dari Raja Gianyar kemudian memerintahkan I Dewa Rai Perit untuk menata tari yang saat ini lumrah disebut Legong.

“Tari legong itu ditarikan oleh anak-anak perempuan mulai dari umur 10 tahun. Anak-anak yang masih belia itu memiliki kelenturan tubuh, sehingga dapat membentuk tubuh penari legong yang diharapkan,” katanya dalam diskusi yang mengundang peserta dari unsur pemerintah negeri, swasta, kelompok masyarakat, dan kalangan umum se-Desa Peliatan dan sekitarnya itu.

Peragaan tari legong gaya Peliatan | Foto: Bud

Anak Agung Gede Oka Dalem mengatakan, munculnya label Peliatan pada tari Legong yang berkembang adalah salah satu pengaruh dari sosok maestro Desa Peliatan, yaitu Alm. A. A. Gde Mandera dan Alm. Gusti Made Sengog. Berdasarkan cerita yang berkembang, nafas-nafas dan agem dari Tari Legong disesuaikan ulang oleh Alm. A. A. Gde Mandera dan Alm. Gusti Made Sengog, sehingga melahirkan ciri khas gerakan yang lambat laun menjadi Legong Keraton khas atau gaya Peliatan.

Legong Keraton Gaya Peliatan terus berkembang dan menjadi salah satu pertunjukkan yang dibawakan pada L’Exposition Coloniale Internationale De Paris (Paris Expo) tahun 1931.

“Peristiwa kebudayaan ini menjadi salah satu yang mempengaruhi popularitas Bali sebagai destinasi wisata dunia dikemudian hari. Setelah itu, banyak lagi serangkaian tour Internasional yang dilakukan oleh Alm. A.A. Gde Mandera dan para seniman tabuh Peliatan lainnya, seperti Alm. I Gusti Kompyang, Alm. I Made Lebah, dan Alm. I Luwus,” kata Oka Dalem.

Setelah tanya jawab, peserta diskusi menyaksikan Tari Legong gaya Peliatan yang mengalami masa jaya di tahun itu atau sesuai dengan jamannya. Sharing pengalaman dan demonstrasi daya tari oleh para tokoh seniman senior Tari Legong gaya Peliatan, seperti Anak Agung Arimas (1950), Desak Putu Widikencanawati (1960), Anak Agung Raka Astuti (1965), Jro Puspa Nurini (1965), Anak Agung Sri Utari dan Jro Sulasih serta Ni Wayan Sriati penari legong di tahun 1970

Para peserta diskusi, tak hanya menyaksikan persamaan dan perbedaan tari legong sesuai dengan penari di jamannya itu, namun dapat menikmati bentuk pelestarian yang dilakukan oleh generasi-generasi muda berbakat.

Dalam ajang seleksi ini ditampilkan para penari legong berbakat yang kemudian diseleksi untuk memilih tiga grup yang paling berbakat.

“Kemudian dibina, lalu mencari satu grup yang akan dipentaskan pada puncak HUT ST Kumara Çanti Gotraja,” kata Ketua panitia, I Gede Werdi Putra Kesumayasa.

Gema Kreasi Kumara Çanti Gotraja

Tak hanya diskusi seni tari, tetapi juga diskusi Tabuh Palegongan daua Peliatan yang menghadirkan pembicara Gusti Ngurah Sukra dan Cokorda Bagus Wiranata. Kegiatan ini yang bertautkan budaya ini merupakan bentuk penghormatan bagi para leluhur di generasi sebelumnya.

“Bukan dulu, bukan nanti, tetapi sekaranglah waktu yang tepat untuk kita berkontribusi bagi Desa, utamanya untuk para leluhur kita. Kalau bukan karena jasa leluhur terdahulu, tidak mungkin Peliatan akan harum namanya seperi sekarang ini,” kata Werdi Putra Kesumayasa.

Menurutnya, Program Gema Kreasi Kumara Çanti Gotraja ini sudah dimulai dari Januari diawali dengan sepak bola antar banjar di Desa Peliatan. Besok, digelar musik di Lapangan Garuda di Desa Peliatan, dan puncaknya HUT bertepatan dengan Hari Raya Ngembak Geni. Diskusi ini digelar karena Legong Peliatan sebagai pionir dalam memperkenalkan budaya Bali ke luar negeri.

“Tetua kami di Peliatan, sebelum kemerdekaan Indonesia sudah melakukan pementasan di luar negeri dimulai sejak tahun 1931. Maka, melalui diskusi ini kami berharap akan mempu membentuk penari-penari muda,” harapnya.

Pembukaan diskusi legong gaya Peliatan di ARMA Ubud | Foto: Bud

Perbekel Desa Peliatan I Made Dwi Sutaryanta mengatakan Peliatan memiliki banyak budaya, baik itu warisan budata tak benda ataupun yang sedang dikembangkan, dan ada bebarapa yang tak berlanjut. Sebut sajam pada saat melakukan upacara makalan-kalan, ada tradisi “meanyud-anyudan”. Tradisi ini dari sisi agama itu masih lestari, namun dilakukan di kamar mandi bukan di tukad (sungai). “Kalau 40 tahun lalu, tradisi ini dilakukan di sungai,” ucapnya.

Warga Desa Peliatan selalu memikirkan tentang budaya dan mempertahankan khasanah budaya, sehingga mereka mulai, dan terus, bergerak. “Me-anyud-anyudan” sudah kembali. Akses ke sungai yang dulu hilang, kini sudah ada, sungau juga sudag bersuh dari sampah plastik, sehingga meanyud-anyuda masih lestari hingga kini. Ini sebagai usaha mempertahankan budaya.

“Apalagi sekarang, palegongan diangkat kelompok anak muda yang mau berbicara tenatng budaya. Anak-anak setingkat SD juga dilibatkan, sehingga ini bagus sekalu dalam upata pelestarian budaya,” imbuhnya.

Cara untuk Berinteraksi

Pendiri dan owner ARMA Museum, Agung Rai mengatakan, diskusi budaya ini bagian dari misi ARMA untuk berinteraksi dengan lingkungannya. ARMA memfasilitasi masyarakat lingkungan, sehingga tak hanya turis yang berkunjung ke museum, tetapi juga masyarakat lokal. Karena itu, di ARMA Museum ada sanggar tari anak-anak dan remaja. “Ini cara untuk memasyarakatkan museum secara pelan-pelan,” paparnya.

Karena itu, sejak berdirinya ARMA sudah memfasilitasi berbagai kegiatan untuk dilakukan di Museum. Ini sebagai cara untuk berinteraksi, sehingga membuat orang senang.

“Sekarang ini balai banjar sudah mengalami pergeseran, sehingga kegiatan seni bisa dilakukan di museum. Ada yang melukis, menari, memainkan gamelan, membuat video dan kegiatan seni lainnya, sehinga pengunjung mendapat manfaat untuk pendidikan moral,” jelasnya.

Generasi penari legong gaya Peliatan | Foto: Bud

Program ini sebagai cara untuk membina Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal berkreasi. Diskusi Legong dan Tabuh Palegongan Gaya Peliatan  ini, pertama melestarikan apa yang telah dicapai oleh orang orang desa, bahkan hingga ke mancanegara, seperti Paris.

Sementara guru-gurunya berkolaborasi dengan penari berbagai daerah, seperti ada dari Buleleng, Tabanan, Singapadu, Badung dan lainnya serta didukung oleh masyarakat. “Inilah wujud dari berkolaborasi itu,” paparnya. [T]

Penulis: Nyoman Budarsana
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Legong dan Tabuh Palegongan Gaya Peliatan Sebagai Warisan Adiluhung dalam Gema Kreasi ST Kumara Çanti Gotraja 2025
Gong Kebyar Legendaris | Sekaa Gong Gunung Sari dari Peliatan, Mendunia Sejak 1930-an
Pelegongan Klasik dari Sanggar Seni Cudamani: Indah dan Memukau
Tags: Desa PeliatanlegongLegong Gaya PeliatanMuseum Arma Ubud
Previous Post

#IndonesiaGelap: Siapa yang Gelap?

Next Post

Ngusaba Kadasa Pura Ulun Danu Batur: Puncaknya, 12 April 2025, “Masineb” Tepat Umanis Galungan

Nyoman Budarsana

Nyoman Budarsana

Editor/wartawan tatkala.co

Next Post
Ngusaba Kadasa Pura Ulun Danu Batur: Puncaknya, 12 April 2025, “Masineb” Tepat Umanis Galungan

Ngusaba Kadasa Pura Ulun Danu Batur: Puncaknya, 12 April 2025, “Masineb” Tepat Umanis Galungan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co