31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pergi Tanpa Pesan | Cerpen I Wayan Dede Putra Wiguna

Dede Putra WigunabyDede Putra Wiguna
December 21, 2024
inCerpen
Pergi Tanpa Pesan | Cerpen I Wayan Dede Putra Wiguna

Ilustrasi tatkala.co | Rusdy

“Berhati-hatilah kamu di sana, jaga dirimu baik-baik, aku akan menunggumu di tempat ini saat kamu kembali nanti.”

Begitulah ucap gadis itu sembari menangis di pundakku. Rasanya begitu berat untuk melepaskan gamitan tangannya yang terakhir kali sebelum aku berlayar menyusuri samudera.

Ia adalah Rani, gadis yang anggun dan lemah lembut, sangat menyayangi diriku, begitupun aku sebaliknya. Tak ada yang lebih indah dari memandangi wajahnya yang bak sinar rembulan malam.

Kami bagaikan sepasang sepatu, kami kiri dan kanan. Selalu bersama kemanapun, dunia serasa milik berdua, tampaknya tak akan ada yang dapat memisahkan kami.

Begitu beruntungnya, ia merupakan mawar desa yang kujadikan kekasih. Sudah sewindu kami bersama-bersama, mengarungi berbagai romansa dan problematika cinta. Namun, hari ini aku harus pergi meninggalkannya selama setahun di pelayaran.

Kabar yang baik untuk karirku, tapi jadi kabar buruk bagi hubungan kita. Tak heran, Rani teramat sedih menerima kabar itu.

“Mengapa harus berlayar?” Apakah tidak ada hal lain yang bisa memenuhi hasrat dan isi dompetmu itu, Widya?” ucap Rani padaku mengernyitkan dahi.

“Aku juga bingung harus bagaimana, tapi ini semua juga untuk kita, untuk kamu,” jawabku.

Rani memandangku.

“Sudah dua tahun berlalu sejak lamaran kerja itu kukirim, namun baru sekarang ada kesempatan untuk berlayar,” kataku lagi.

Rani hanya diam. Tetap memandangku.

“Aku tak ingin kesempatan ini hilang, lagi pula hanya setahun aku tak ada di sampingmu,” kataku lirih.

“Apakah kamu tak takut apabila kehilangan? Aku khawatir kita tak bisa bersua kembali,” ucap Rani cemas.

“Tenanglah kekasihku. Percayalah, kita abadi di dalam cinta, tak akan ada yang bisa memisahkan kita,” jawabku berupaya menenangkannya.

Rani kembali diam.

“Kita masih bisa bercengkrama lewat gawai masing-masing. Meski hanya gawai jadul yang kupunya, aku akan selalu mengabarimu,” kataku sembari memeluknya erat.

Rani tenggelam dalam pelukanku.

“Suatu saat nanti, aku akan datang membawa banyak uang. Kita bisa membangun keluarga kecil bahagia, seperti yang selama ini kamu dambakan,” kataku.

Rani masih tenggelam dalam pelukanku.

“Tiga hari sebelum pulang, aku akan mengabarimu lewat telepon. Kita akan bertemu kembali di dermaga ini, tepat di tempat kita berpisah hari ini,” ucapku.

Dalam kehanyutan perpisahan, kami saling mengeratkan pelukan sebelum Rani mengucapkan selamat jalan. Aku mengecup kening manismu untuk terakhir kali, sebelum kulepaskan gamitan tangannya.

Semenjak itu, aku tak pernah melihat wajah indahmu lagi. Aku hanya bisa mendengarkan suara lembutmu dari gawai jadulku ini, begitu jauh rasanya untuk kupandangi, apalagi kupeluk dirinya. Aku hanya bisa menitipkan pesan melalui angin laut yang berhembus. Aku selalu berharap Yang Maha Kuasa senantiasa melindunginya, dan ia selalu mengingat aku di mana pun ia berada.

Setahun di pelayaran ternyata tak seindah yang aku bayangkan, ternyata bertahan dalam situasi ini sangat berat. Pantas saja pekerjaan ini upahnya begitu besar.

Pekerjaan yang penuh tekanan, jauh dari orang-orang tersayang, bahkan aku tidak pernah menyentuh daratan selama setahun ini. Hidupku hanya melayani ribuan orang di dalam seonggok kapal mewah yang terombang-ambing di laut. Itulah yang kurasakan selama terjebak di sini. Aku sampai lupa bagaimana rasanya menginjakkan kaki di tanah dan bebatuan. Tetapi, terlepas dari semua itu, aku rasa penghasilan dari berlayar akan lebih dari cukup untuk membangun bahtera rumah tangga bahagia bersama Rani.

Setahun pun telah kulalui. Aku mengumpulkan pundi-pundi dollar dalam kapal mewah berbintang lima ini. Tak sabar rasanya bertemu dengan sanak-saudara, dan tentunya Rani kekasihku.

Janjiku padanya setahun lalu masih teringat jelas, aku menelepon dan mengirimkan pesan bahwa aku akan segera pulang dalam tiga hari ke depan. Namun, Rani tak menjawab panggilan telepon ataupun membalas pesan-pesan yang kukirimkan.

Tiga hari telah berlalu, kini adalah hari kepulanganku dari kontrak setahun yang telah kujalani. Aku dan Rani sudah lost contact selama tiga hari, sebetulnya ada perasaan cemas dan gundah yang menyelimuti diriku, tetapi aku masih mencoba berpikir jernih.

“Mungkin ia tidak memiliki cukup pulsa untuk menelepon ataupun membalas pesanku selama tiga hari ke belakang ini, atau mungkin saja gawainya rusak, karena Rani adalah orang yang ceroboh,” gumamku dalam hati. “Semoga saja Rani sudah membaca pesanku semalam, bahwa aku akan pulang hari ini.” kataku penuh harap.

Sesampainya di dermaga, tempat dahulu kami berjanji akan bertemu, aku tak melihat keberadaan Rani. Hatiku risau dan bimbang memikirkannya.

Baru tiga hari ini Rani tak menjawab telepon dan membalas pesanku. Tak mungkin ia melupakanku begitu saja, rasanya baru seminggu yang lalu kami bercakap-cakap lewat panggilan telepon.

Aku mencoba menghubunginya kembali, namun tetap sama. Tak ada jawaban sama sekali. Berkali-berkali sudah kukirimkan pesan, juga tak kunjung dibalas.

“Di manakah dirimu? Apakah secepat itu kamu berpaling dariku?” ucapku dalam hati sembari menghela napas panjang.

Tak ingin berlarut-larut, aku segera bergegas pulang untuk mengistirahatkan diri dan pikiranku. “Sudahlah, sebaiknya aku pulang saja. Masalah Rani urusan nanti saja,” kataku menahan sedih bercampur kesal.

Sesampainya di rumah, meski masih diselimuti kekecewaan, sebetulnya aku merasa risau dengan keadaan Rani. Apa mungkin ia dalam bahaya? Atau barangkali terkena musibah?

Menjawab semua keraguan itu, aku mencoba mencari Rani ke rumahnya. Walaupun raga ini sudah penat, tetapi semua pertanyaan di kepalaku harus terjawab segera. Motor yang setahun sudah tak kupakai ternyata masih sehat, sepertinya masih kuat sampai di rumah Rani. Jarak rumahnya tak terlampau jauh, jaraknya dari rumahku sekira lima ribu kaki.

Baru saja aku sampai di depan rumahnya, situasi tampak begitu ramai, bendera kuning terpasang di pagar rumah. Perasaanku tidak enak, aku masuk tergopoh-gopoh. Aku bertemu dengan Lila–kakaknya, segera aku bertanya padanya.

“Ada apa ini, Kak? Siapa yang meninggal?” tanyaku dengan napas tersengal-sengal.

“Rani, Wid, Rani sudah tidak ada. Ia sudah dimakamkan kemarin. Rani kecelakaan saat pulang dari membelikan hadiah untuk merayakan kedatanganmu,” jawab Lila gemetar.

Aku kaget. Tak bisa berkata-kata.

“Rani ditabrak truk muatan pasir, kata warga setempat, truk itu oleng dan melaju dengan kecepatan tinggi, tepat di tikungan pohon beringin dekat TPU (Tempat Pemakaman Umum), kala itu hujan sedang deras-derasnya. Rani malah berusaha untuk mengamankan hadiah, bukan dirinya,” kata Lila.

Aku memandang Lila yang sedang bercerita.

“Rani begitu bersemangat, ia menahan untuk tidak membalas pesanmu selama tiga hari untuk memberikanmu kejutan. Nahas, begitulah nasibnya Rani,” jelas Lila sembari menahan tangis.

Aku mulai menangis.

“Ini, ambilah hadiah yang telah disiapkannya untukmu. Ikhlaskanlah kepergian Rani, meski kini kau hanya bisa bersama hadiahnya, bukan dengannya,” ucap Lila memberikan hadiah Rani kepadaku.

Hatiku terasa terguncang mendengar kabar itu. Aku lemas, tetap menangis, dan tetap tak bisa berkata-berkata. Jantungku bergetar hebat, tak menyangka semua ini bisa terjadi. Bahkan, aku tak bisa melihat jasad kekasihku untuk terakhir kalinya.

Aku hanya bisa bergegas ke peristirahatan terakhir Rani. Aku ingin melihatnya untuk yang terakhir kali, meski hanya berupa gundukan tanah dan batu nisan.

Sesampainya di sana, aku mendekap makamnya, aku rasa Rani pun menangis melihat apa yang terjadi padaku saat ini.

“Rani, maafkan aku. Seharusnya aku menuruti permintaanmu untuk tidak pergi berlayar,” katanya.

Aku memeluk nisan itu.

“Memang betul perkataanmu, untuk apa aku harus berlayar jika aku tidak bisa menemanimu sampai hari tua nanti. Untuk apa juga aku bergelimang harta jika tidak bisa membahagiakanmu? Andaikan saja aku mengikuti perkataanmu waktu itu, maka semua ini tidak akan terjadi Rani,” kata sambil terus menangis.

Aku terus memeluk nisan itu seakan aku memeluk Rani.

“Maafkan aku Rani, semoga dirimu tenang di sana. Aku akan tetap mencintaimu dalam keabadian. Hadiah yang kau siapkan ini akan aku jaga, dan dirimu akan aku kenang sampai ajalku tiba. Sampai jumpa di kehidupan berikutnya kekasihku,” kataku.

Aku mengusap tangis meninggalkan makam Rani.

Dalam perjalanan pulang dari peristirahatan terakhir Rani, hujan begitu deras menemani perjalananku. Rasanya Tuhan mengirimkan hujan yang begitu lebat sehingga tangisku tak terlihat oleh derainya yang deras. Atau mungkin, alam juga menangis karena bunga yang tumbuh di tanah harus kembali menghiasi angkasa.

Aku mengendarai sepeda motor dengan berhati-hati, karena jalanan begitu licin akibat hujan. Jarak pandangku terbatas. Tiba-tiba saja, di tikungan pohon beringin, sebuah truk bermuatan pasir yang melaju dengan kecepatan tinggi terlihat oleng. Truk itu melaju tanpa kendali ke arahku dan menghantam sepeda motorku. [T]

BACA cerpen lain di tatkala.co

Kembali | Cerpen Karisma Nur Fitria
Arus Pelayaran | Cerpen Karisma Nur Fitria
Tanah Kuburan Bapak | Cerpen Jaswanto
Burung-Burung di Langit Mekkah | Cerpen Khairul A. El Maliky
Tanah Kawin | Cerpen Sonhaji Abdullah
Maling Pratima | Cerpen I Made Ariyana
Tags: Cerpen
Previous Post

Puisi-puisi Muhammad Hadriansyah | Hutan Kabut, Kumbang Koksi

Next Post

Renungan Natal: Membunuh Tuhan dengan Algoritma

Dede Putra Wiguna

Dede Putra Wiguna

Mahasiswa aktif di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah. Kontributor tatkala.co

Next Post
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

Renungan Natal: Membunuh Tuhan dengan Algoritma

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co