8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

ASMR: Hiburan, Manipulasi, dan Refleksi atas Kehidupan Modern

Petrus Imam Prawoto JatibyPetrus Imam Prawoto Jati
November 25, 2024
inEsai
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

Petrus Imam Prawoto Jati

DEWASA ini jagat jembar kita makin berwarna, dunia digital yang penuh hiruk-pikuk, fenomena Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR) telah menjadi salah satu bentuk hiburan yang cukup populer di media sosial. Kita banyak disuguhi dengan konten video yang berisi suara-suara unik seperti bisikan, gesekan benda, atau ketukan ringan, itulah yang disebut ASMR.

 Konten jenis ini  menawarkan pengalaman sensorik yang memikat jutaan orang di seluruh dunia. Platform seperti YouTube dan TikTok telah menjadi wadah bagi banyak kreator ASMR yang menciptakan konten-konten yang dikonsep dan dirancang untuk merangsang sensasi semacam kesemutan pada tubuh pendengarnya, sebuah respons yang sering dianggap menenangkan atau bahkan terapeutik.

Namun, kemudian fenomena ini memunculkan sebuah perenungan dan muncul pertanyaan: mengapa ASMR begitu menarik perhatian? Apakah ini sekadar hiburan sederhana, atau ada dimensi psikologis dan sosial yang lebih kompleks di baliknya? Dalam rancangan pesan di media sosial, ASMR nampaknya tidak hanya sebagai bentuk hiburan belaka, melainkan juga sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia modern dewasa ini.

 Mari kita tilik sejenak pertanyaan berikut. Apakah popularitas ASMR menunjukkan kebutuhan masyarakat akan adanya“pelarian” dari tekanan hidup sehari-hari? Atau jika kiat bisa berandai-andai, apakah konten ASMR mencerminkan manipulasi halus atas pikiran kita oleh algoritma dan konten yang dirancang secara strategis?

Melalui tulisan ini, kita akan mengeksplorasi ASMR dari perspektif psikologi, memahami bagaimana otak manusia bereaksi terhadap stimulus ini, serta membahas hubungan fenomena ini dengan kecemasan dan stres yang dihadapi masyarakat modern. Apakah ASMR hanya alat untuk mengalihkan perhatian kita, ataukah ia merupakan cerminan dari cara kita mencari ketenangan di dunia yang serba cepat? Dengan menggali dimensi hiburan dan manipulasi yang terkandung di dalamnya, mari kita bersama mencoba untuk sedikit berpikir kritis tentang konsumsi media di era digital dalam kaitannya dengan ASMR.

ASMR Sebagai Hiburan Manipulatif

Di balik kenyamanan yang ditawarkan, ASMR sepertinya merupakan bagian penting dari industri hiburan digital yang semakin terkomodifikasi. Konten ASMR, yang awalnya hadir untuk menciptakan rasa relaksasi dan tenang, kini banyak digunakan sebagai alat untuk menarik perhatian, mendulang klik, dan meraih keuntungan finansial di platform digital. Fenomena ini mencerminkan bagaimana media sosial telah menjadi alat yang penting untuk mengeksploitasi kebutuhan psikologis manusia, dengan cara menjual ketenangan dalam paket digitalisasi.

Ivan Illich (1926–2002)  seorang filsuf, pernah mengkritik bahwa teknologi modern menciptakan kebutuhan-kebutuhan palsu, mendefinisikan ulang apa itu kenyamanan dan relaksasi sesuai dengan logika pasar. Dalam konteks ASMR, relaksasi tidak lagi sekadar pengalaman alami, tetapi produk yang dijual dengan janji bisa menghapus stres dalam sekejap.

Hal ini sejalan dengan gagasan Byung-Chul Han dalam The Burnout Society (2015), yang menyoroti kelelahan psikologis akibat tekanan lingkungan yang mengagungkan produktivitas. Di tengah tuntutan untuk terus bekerja dan berprestasi, ASMR muncul sebagai pelarian instan, menjadikan kelelahan kita sebagai ladang bisnis yang menguntungkan.

 Albert Camus, sang filsuf eksistensialis, mungkin akan mempertanyakan: Apakah ASMR adalah mekanisme pelarian kita dari absurditas hidup? Dalam absurditas, manusia dihadapkan pada kekosongan makna, dan hiburan seperti ASMR menawarkan pelarian sementara yang menghindarkan kita dari pertanyaan eksistensial yang lebih mendasar. Camus mengingatkan bahwa pelarian dari absurditas tidak menghapus absurditas itu sendiri, melainkan menunda konfrontasi kita dengannya.

Hiburan di media sosial seperti ASMR bukan hanya soal pengalaman personal, lebih jauh bahkan hal tersebut juga mencerminkan bagaimana teknologi membentuk ulang cara kita berpikir dan merasa. Marshall McLuhan dengan tegas menyatakan bahwa medium is the message, media bukan hanya sebuah saluran, tetapi juga representasi dari bagaimana teknologi membentuk realitas kita. Dalam kasus ASMR, ia tidak hanya menjadi hiburan, tetapi sebuah simbol bagaimana manusia modern memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan emosional di tengah tekanan yang dihadapi.

Meskipun secara praktis ASMR dapat menjadi suatu solusi, namun penting bagi kita untuk tidak terlarut dalam ilusi hiburan ini. Mengonsumsi ASMR tanpa pemahaman dan pengertian yang kritis dapat membuat kita terjebak dalam pola-pola manipulasi yang dirancang untuk mempertahankan ketergantungan kita pada media sosial.

Hiburan yang berlebihan tanpa refleksi dapat membahayakan keseimbangan emosional dan mempengaruhi budaya secara personal dan segera berimbas secara lebih luas ke masyarakat. Maksudnya adalah, dengan tetap menjaga jarak kritis, kita dapat menikmati hiburan tanpa kehilangan kendali atas mentalitas dan nilai-nilai kita.

Sekadar Renungan Kritis

Jika Anda pernah merasakan ketenangan mendalam saat mendengarkan suara gesekan kuas atau bisikan dalam video ASMR, izinkan saya mengajak Anda untuk berhenti sejenak. Mari kita renungkan, apakah ketenangan itu benar-benar Anda rasakan, atau hanya sensasi sementara yang dirancang untuk mengalihkan perhatian Anda dari hiruk-pikuk dunia nyata?

Fenomena seperti ASMR adalah cermin kecil dari hiburan modern yang, tanpa kita sadari, memengaruhi cara kita menjalani hidup, bahkan mendefinisikan ulang apa artinya menjadi tenang dan damai. Ludwig Wittgenstein, seorang filsuf besar abad ke-20, pernah berkata bahwa bahasa membentuk cara kita berpikir.

 Dalam konteks ASMR, “bahasa” teknologi dan media sosial tidak hanya menyampaikan hiburan tetapi juga mempengaruhi makna yang kita atribusikan pada pengalaman sehari-hari. Ketika ketenangan diiklankan sebagai sesuatu yang bisa “dibeli” atau “ditemukan” di YouTube, TikTok atau platform lainnya, kita patut bertanyapa akah kita benar-benar menemukan ketenangan, atau hanya membiarkan diri terkendalikan oleh media yang memahami kelemahan psikologis kita lebih baik daripada diri kita sendiri?

Seperti yang diungkapkan oleh Albert Camus, hidup pada dasarnya adalah absurditas. Kita memang terlempar ke dunia tanpa makna bawaan, tetapi tugas kita adalah memberinya makna. Dalam dunia yang penuh dengan hiburan instan seperti ASMR, bagaimana kita bisa menemukan makna tanpa terjebak dalam ilusi yang diciptakan oleh teknologi? Camus mengingatkan kita bahwa untuk hidup sepenuhnya, kita harus berani menghadapi absurditas, bukan melarikan diri darinya.

Jadi, mari kita renungkan bersama: Apakah hiburan modern seperti ASMR membantu kita menemukan kedamaian, atau justru membius kita dalam kenyamanan palsu? Pertanyaan ini bukan sekadar kritik, tetapi undangan untuk berpikir lebih dalam tentang bagaimana kita memanfaatkan teknologi dan hiburan, untuk bisa menjalani kehidupan yang penuh arti.

Para pembaca yang budiman, Anda memiliki pilihan, melihat teknologi sebagai alat untuk menciptakan makna, atau membiarkan diri tenggelam dalam absurditas tanpa usaha perlawanan. Bagaimana pilihan Anda? [T]

BACA artikel lain dari penulisPETRUS IMAM PRAWOTO JATI

Transformasi Radio: Menolak Mati dalam Gelombang Digitalisasi
Media Sosial : Arena Perlawanan Rakyat Indonesia
Anak-anak dan Media: Antara Manfaat, Bahaya, dan Pembentukan Identitas
Refleksi 2 November: Mencari Makna di Balik Perubahan Teknologi
Merandai Cakrawala Sinema: Membangun Karakter Generasi Milenial hingga Alpha
Tags: ASMRAutonomous Sensory Meridian Responsedigitalmedia sosial
Previous Post

Refleksi Hari Guru Nasional 2024: Antara Prestasi dan Perubahan Nasib

Next Post

Cerita Kecil Menjemput Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 untuk Desa Les

Petrus Imam Prawoto Jati

Petrus Imam Prawoto Jati

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Next Post
Cerita Kecil Menjemput Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 untuk Desa Les

Cerita Kecil Menjemput Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 untuk Desa Les

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co