SERIBU lebih manusia yang memadati lapangan Giri Mukti Tajun, di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, tidak pernah menyangka jika mereka seolah dibuat tak berkedip. Tatapan tajam mengikuti ke manapun bola bergerak, sedikitpun tak ingin kehilangan momen-momen menegangkan di dalam lapangan.
Sesekali mereka terdiam. Ada juga yang mengumpat tipis sebagai luapan kekecewaan saat pemain idolanya gagal memanfaatkan kesempatan. Sesekali mereka pun berteriak dan bertepuk tangan sambil menunjuk-nunjuk ke arah pemain saat tim kesayangannya terus mendulang angka. Tidak seperti biasanya, jantung mereka dibuat berdetak lebih kencang.
Itulah gambaran drama lima set partai pembuka babak 8 besar Tajun Cup V, Senin, (14/10/2024) malam, antara Himappta Tajun vs Aligator Mengening. Pertandingan yang sungguh menguras tenaga dan pikiran pemain, ofisial, pengadil lapangan, dan penonton. Pun komentator pertandingan yang hampir kehabisan kata-kata dan suara.
Pertandingan Himappta vs Aligator | Foto: Sujana
Pada suatu momen Leong (Himappta) vs Eka Kenol (Aligator) sempat mempertontonkan kelas mereka sebagai pemain bayaran. Tiga kali beruntun spike menyilang Leong berhasil tepat mendarat di tangan Kenol. Dua kali Kenol berhasil menyelamatkan. Akhirnya dipercobaan ketigalah Leong baru bisa menuntaskan misi menambah poin untuk tuan rumah. Momen yang membuat seisi Giri Mukti memberikan aplaus atas pertandingan yang menarik dan menegangkan itu.
Ini cukup merepresentasikan sengitnya jalannya pertandingan kemarin. Satu poin yang susah. Satu poin yang penuh perjuangan.
Di atas kertas Himappta unggul kedalaman pemain. Materi tim semakin kuat setelah Leong–pemain muda Bangli masa depan Bali, Nyoman Julianta–open spiker kelas Proliga, dan Dolar–seter kenyang pengalaman di tarkam Bali, turut bergabung bersama Eka Palud, dkk. Terbukti Himappta sempat memimpin, 2-0.
Namun, ritme permainan Himappta di set ke-3 dan ke-4 terus menurun. Miskomunikasi terjadi tak sekali. Receive bola pertama yang kacau. Pertahanan merapuh. Lengkap sudah masalah Himappta di lapangan. Momen ini dimanfaatkan Aligator untuk mengambil alih kendali. Sampai Eka Kenol berkali-kali menunjukkan tipikal permainan taktisnya.
Benar seperti yang dikatakan pengamat Tajun Cup, Nyoman Cinta yang lebih dikenal dengan Pak Oong, “Ketenangan yang akan mematangkan kedalaman”. Di set penentuan Himappta akhirnya kembali ke mode terbaiknya. Bung Meryasa sang ofisial berhasil mengembalikan kepercayaan para pemain Himappta.
Selamat Himappta. Kemenangan yang patut dirayakan pun dibarengi refleksi atas beberapa catatan. Sebagaimana seperti yang dikatakan Pak Oong itu.
Apresiasi pun patut diberikan untuk Aligator Mengening yang turut andil menciptakan ketegangan demi ketegangan bagi seisi Giri Mukti di sepanjang jalannya pertandingan. Membuat semua kadang duduk, kadang berdiri, menepuk jidat, menarik nafas panjang, geleng-geleng kepala, pun sampai serasa jantung sesekali berhenti berdetak.
Lantas seperti apa peta kekuatan delapan tim yang berlaga di babak 8 besar Tajun Cup V? Siapa yang diprediksi bisa menapaki babak final?
“Planet Sembiran, The Winner Buleleng, MVC Baracuda Karangasem, dan tentu tuan rumah Himappta memiliki peluang besar lolos ke babak 4 besar,” kata pengamat voli Pak Oong (62) saat diwawancarai di rumahnya di Pondok Padang Asah, Tajun, Minggu (13/10/2024).
Prediksi penata tanding voli Tajun di era 80-an didasari atas kedalaman materi pemain yang dibawa keempat tim itu sejak babak penyisihan sampai delapan besar. Benar, Planet, The Winner, dan Himappta diperkuat oleh pevoli terbaik Buleleng. Sementara itu, Baracuda, selain memiliki skuat yang tak kalah mentereng, Molen, dkk., memiliki kelebihan yaitu kekompakan.
Pak Oong | Foto: Sujana
Setidaknya sampai kemarin 50% prediksi Pak Oong benar. Himappta dan Planet telah mengisi dua slot tim di babak semifinal. Planet yang kemarin diperkuat oleh Gung Indra dan Pande Wisnu, dua pemain asal Badung, berhasil menumbangkan The Winner dengan skor telak, 3-0.
“Saya selaku ofisial selalu menekankan kepada anak-anak supaya tetap menjaga kekompakan di lapangan dan jangan pernah menganggap remeh lawan,” kata Ocha Wardana, ofisial Planet, (13/10/2024), tentang persiapannya di Tajun Cup V tahun ini.
Ia pun ingin membawa Planet kembali menjadi yang terbaik pada gelaran Tajun Cup III tahun 2022. Saat itu, Planet mampu menggetarkan perbolavolian Buleleng bahkan Bali karena membawa sederet pemain nasional, Seperti Dio Zulfikri, Dimas Saputra, Daffa, dan Boy Arnez.
Lantas bagaimana dengan Himappta? Apakah Bung Meryasa optimis dapat mempertahankan gelar?
“Dengan dukungan seluruh lapisan masyarakat, saya yakin Himappta meraih hasil terbaik. Semoga Ida Sang Hyang Widi memberkati perjuangan anak-anak Himappta,” kata ofisial yang pernah membawa Eka Palud, dkk., menjadi yang terbaik di Volbi Cup tahun 2018 ini dengan mantap.
Lantas bagaimana dengan peluang 4 tim lain yang akan bertanding malam ini, Selasa (15/10/2024) malam?
“Sebenarnya semua tim punya peluang untuk melangkah lebih jauh. Sebab di babak 8 besar ini boleh menambah 3 pemain luar Buleleng,” tambah Pak Oong lagi.
Memang keseriusan tim dalam hal ini yang dibarengi dengan kekuatan dana bisa menjadi salah satu faktor langkah mereka di Tajun Cup. Sistem semiopen memberikan peluang besar tim dapat menambah kekuatan.
“Lavolla awalnya tanpa target karena keterbatasan dana. Lavolla akhirnya bekerja sama dengan Puslag Gianyar,” kata A.A. Raka Suana manajer tim Lavolla yang akrab disapa Gung Aji Lavolla ini (13/10/2024).
Ia berharap anak-anak muda Pemusatan Latihan Atlet Gianyar (Puslag) ditambah beberapa pemain senior bisa tampil maksimal dan menghibur semeton voli mania di Tajun Cup.
Pun dengan MVC Baracuda Karangasem, Made Darsa, S.H., ofisial tim, mengatakan jika Baracuda akan tampil tanpa perubahan pemain sampai babak akhir.
“Sudah komit anak-anak bermain dengan full lokal Karangasem,” katanya saat dihubungi via whatsapp Senin (13/10/2024) sore.
Berbekal kekompakan tim, MVC Baracuda percaya diri dengan kekuatan tim. Made Darsa pun punya optimisme yang sama menapaki babak final seperti raihan di Tajun Cup IV tahun lalu.
Satu tim lain yang punya optimisme bisa melangkah lebih jauh adalah RVC Rendetin–klub voli yang bermarkas di Banjar Dinas Rendetin, Desa Bontihing, Buleleng. Seperti apa persiapannya?
“Kami terus menjaga kemistri antar pemain dan terus berusaha mencari amunisi lagi,” tulis I Made Artana ofisial RVC yang juga selaku Kelihan Banjar Dinas Rendetin ini pada pesan whatsapp (13/10/2024).
Ramainya penton menyaksikan Tajun Cup | Sujana
Pertandingan demi pertandingan yang dijalani RVC di Tajun Cup selalu diiringi dengan riuh suporter fanatiknya. Ratusan warga Rendetin, tua muda, setia menjadi pemain ke-7 dari pinggir lapangan. Tidak sekadar datang menonton, mereka bahkan rela merogoh kocek untuk mendukung kedalaman materi tim.
“Dana patungan dari masyarakat pastinya, Bli,” kata Made Artana tentang sumber pendanaan RVC Rendetin di Tajun Cup selain dari sponsor seperti PB Karisma.
Apakah akan ada tim yang menambah amunisi pemain nasional seperti yang pernah dilakukan Planet dua tahun yang lalu? Semua mungkin saja terjadi. Tak ada satu pun tim dan utamanya penonton fanatik yang ingin timnya mengalami kekalahan. Semua ingin meninggalkan lapangan dengan senyum lebar.
Namun, Pak Oong menegaskan kedalaman materi pemain tidak akan pernah menjadi sempurna jika tidak dibarengi dengan ketenangan. Baginya teknik dan skil pemain, strategi pelatih, harus dilengkapi dengan suasana psikologis yang tanpa tekanan.
Nah, itu kata pengamat dan para ofisial tim. Semeton voli mania, penggemar voli Buleleng, pun pecinta Tajun Cup, pastinya juga punya analisis atau prediksi masing-masing. Mari ramai-ramai buktikan di Giri Mukti.
Malam ini (15/10/2024) akan tersaji pertandingan antara Lavolla vs Lembah Sakti di sesi pertama, kemudian dilanjutkan dengan Baracuda vs RVC Rendetin.
Semifinal rencananya akan dilaksanakan Jumat (18/10/2024) dan final esoknya, Sabtu (19/10/2024)
Selamat menonton. Jika pertandingan alot hingga ketegangan-ketegangan kembali terjadi sampai membuat Anda spot jantung, bersyukurlah.[T]
Reporter: Komang Sujana
Penulis: Komang Sujana
Editor: Adnyana Ole