KESENIAN ogoh-ogoh merupakan representasi simbolis dari kepercayaan dan budaya masyarakat Bali yang berhubungan erat dengan perayaan Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh akan diarak mengelilingi desa pada malam pangerupukan, sehari sebelum Nyepi, dengan tujuan menetralisir roh-roh jahat dan membersihkan lingkungan dari pengaruh negatif.
Seiring waktu, kesenian ogoh-ogoh kini berkembang menjadi lebih beragam. Salah satu bentuk kebaharuan dari ogoh-ogoh tradisional adalah ogoh-ogoh mini. Meski dengan ukuran yang relatif lebih kecil, ogoh-ogoh mini tetap mempertahankan unsur filosofis dan simbolisme yang sama dengan ogoh-ogoh tradisional. Biasanya, ogoh-ogoh mini dibuat sebagai bahan untuk pameran dan kompetisi kebudayaan.
Ogoh-ogoh mini biasanya dapat dijumpai di berbagai kompetisi ataupun festival-festival kesenian di Bali, salah satunya yang baru-baru ini adalah Tirta Gangga Festival. Festival ini mengadakan lomba ogoh-ogoh mini yang dilaksanakan pada hari kedua festival, tepatnya pada hari minggu, 15 September 2024, di Taman Tirta Gangga, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem.
Beberapa tapel ogoh-ogoh yang dilombakan di Tirta Gangga Festival | Foto: Dede
Tirta Gangga Festival tahun ini mengusung tema “Angripta Tirta Ikanang Lango” yang berarti memuliakan air sebagai sumber kehidupan dari sisi keindahannya. Selain itu, Tirta Gangga Festival juga menampilkan berbagai parade budaya, pementasan kesenian khas Karangasem, lomba baleganjur, lomba band, serta lomba ogoh-ogoh mini. Termasuk pementasan musik dari berbagai grup musik dan band lokal Bali.
Anak Agung Made Kosalia selaku Ketua Badan Pengelola Taman Tirta Gangga mengatakan, tahun ini merupakan kali pertama Tirta Gangga Festival dilaksanakan. Festival ini merupakan salah satu dari rangkaian peringatan hari jadi Taman Tirta Gangga yang ke-76. Baginya, festival ini bukan bertujuan untuk komersil semata, tetapi juga bagian dari melestarikan budaya yang ada di Bali, khususnya di Karangasem.
“Dengan terlaksananya Tirta Gangga Festival, kami berharap kegiatan ini dapat menarik minat para wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, juga untuk membantu membangkitkan semangat generasi muda dan menunjukkan kesenian, budaya, serta tradisi dari Bali Timur (Karangasem),” ujarnya.
Lomba ogoh-ogoh mini di Tirta Gangga Festival | Foto: Dede
Lomba ogoh-ogoh mini menjadi wadah bagi para seniman muda Karangasem untuk berkreasi menunjukkan kreativitasnya. Acara tersebut melibatkan 40 komunitas dari seluruh penjuru Karangasem. Kategori yang dilombakan mulai dari ogoh-ogoh mini hingga tapel ogoh-ogoh.
Anak Agung Made Kosalia menjelaskan, kegiatan lomba ogoh-ogoh mini tersebut merupakan ide yang datang dari anak-anak muda Karangasem, mereka ingin ikut serta meramaikan Tirta Gangga Festival dengan mengadakan pameran ogoh-ogoh mini.
“Mereka itu ingin ikut memeriahkan Tirta Gangga Festival ini, karena mereka ingin menunjukkan kreativitas bersama komunitasnya. Jadi kita izinkan, kita sambut baik, dan kita berikan mereka ruang. Kemudian, untuk mengapresiasi inisiatif mereka, kami pun menyiapkan hadiah. Walaupun mereka tidak memintanya,” ungkap Kosalia.
Nantinya ogoh-ogoh mini ini akan dinilai oleh para dewan juri untuk menentukan juara 1, 2, dan 3. Selain dinilai oleh dewan juri, para pengunjung festival dan wisatawan juga bisa berpartisipasi untuk menilai dengan sistem vote, yaitu menggunakan stiker yang ditempel pada kertas kosong di setiap ogoh-ogoh atau tapel yang dilombakan.
Ia juga menyebutkan, lomba ogoh-ogoh mini ini memang diperuntukkan bagi anak-anak muda Karangasem. Hal tersebut menunjukkan dukungan pihak pengelola Taman Tirta Gangga terhadap kreativitas generasi muda tidak main-main, mereka siap memberikan ruang dan memfasilitasi lomba ogoh-ogoh mini tersebut. Dengan tujuan agar kegiatan positif nan kreatif semacam itu bisa diteruskan pada Tirta Gangga Festival tahun-tahun berikutnya. [T]
Reporter/Penulis: Dede Putra Wiguna
Editor: Adnyana Ole
BACA artikel lain dari penulisDEDE PUTRA WIGUNA atau BACA artikel lain tentang OGOH-OGOH