SEBAGIAN orang pasti sudah tidak asing dengan pelepasan burung sebagai simbolis dalam upacara formal. Biasanya tradisi tersebut kerap dilakukan dalam berbagai peristiwa seremonial penting, seperti pembukaan suatu acara, perayaan kemerdekaan, atau peringatan lainnya yang memiliki makna mendalam bagi sebuah komunitas atau lembaga.
Begitu pula yang dilakukan pada pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI Bali), pelepasan burung dara turut melengkapi upacara pembukaan tersebut. Saat itu, Pembukaan PKKMB dilaksanakan di Aula Serbaguna UPMI Bali, pada 11 September lalu.
Drs. Pande Wayan Bawa, M.Si. (Wakil Rektor III) selaku Ketua Panitia PKKMB UPMI Bali 2024 mengungkapkan, pelepasan burung dara dalam acara pembukaan tersebut melambangkan kebebasan dan harapan bagi para mahasiswa baru yang akan memulai perjalanan akademik mereka. Simbolis pelepasan burung dara ini mengingatkan bahwa mereka layaknya seperti burung yang terbang bebas, mereka diharapkan dapat berkembang dengan leluasa di dunia pendidikan tinggi, menjelajahi berbagai ilmu, dan menggapai cita-cita mereka kelak.
“Kegiatan PKKMB ini merupakan salah satu bentuk komitmen UPMI Bali dalam mendukung para mahasiswanya untuk tumbuh menjadi individu yang mandiri dan berprestasi,” ungkap Pande Wayan Bawa.
I Made Adnyana, S.H., M.H selaku Bagian Humas dan Kerjasama UPMI Bali menuturkan, pelepasan burung tidak hanya dilakukan dalam acara formal, tetapi juga dalam kegiatan-kegiatan keagamaan tertentu. Ia mengatakan, dalam kepercayaan Buddhis pelepasan burung dara disebut dengan Abayadana, yang berarti memberikan makna kehidupan.
“Kalau di Buddhis disebutnya Abayadana, abaya itu kehidupan, dana itu berdana. Jadi Abayadana itu berarti ‘berdana kehidupan’ atau bisa disebut juga sebagai simbul memberi kehidupan kepada mahluk lain. Itu kalau secara Buddhis. Kemudian untuk acara formal seperti pembukaan ini, maknanya lebih kepada memberikan harapan atau menerbangkan harapan setinggi-tingginya,” jelasnya.
Pelepasan burung dara saat pembukaan PKKMB UPMI Bali 2024 | Foto: Dede
Pelepasan burung memiliki makna simbolis yang kaya, dimana burung dianggap sebagai lambang kebebasan, harapan, dan cita-cita. Dalam konteks sebuah upacara, pelepasan burung mencerminkan keinginan untuk melepaskan hal-hal positif ke dunia, seperti perdamaian, kebebasan, dan kemakmuran, serta penghormatan terhadap nilai-nilai alam dan spiritualitas.
Sebelum pelepasan burung dara, pembukaan PKKMB diawali dengan penyematan atribut oleh Rektor UPMI Bali kepada perwakilan mahasiswa baru, yang kemudian diikuti oleh seluruh mahasiswa baru.
Penyematan atribut oleh Rektor UPMI Bali kepada Perwakilan Mahasiswa Baru | Foto: Dede
Foto bersama saat pembukaan PKKMB UPMI Bali 2024 | Foto: Dede
Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk menyambut dan membekali mahasiswa baru dengan berbagai informasi penting terkait kehidupan akademik dan non-akademik di kampus.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa baru diperkenalkan pada nilai-nilai dasar universitas, sistem perkuliahan, beasiswa, serta fasilitas yang tersedia. Selain itu, PKKMB juga bertujuan untuk menanamkan sikap disiplin, tanggung jawab, serta memperkuat rasa kebersamaan di antara para mahasiswa baru agar dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan kampus.
Drs. Pande Wayan Bawa, M.Si. mengungkapkan, tujuan dari PKKMB ini untuk menjadi wadah dan sarana bagi para mahasiswa baru agar dapat beradaptasi dengan lingkungan kampus, serta membekali mahasiswa baru dengan ceramah atau materi-materi seputar kehidupan kampus.
“Tujuan PKKMB ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menyiapkan mahasiswa baru yang mampu melewati proses transisi menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri, mempercepat proses adaptasi mahasiswa dengan lingkungan yang baru, serta memberi bekal untuk keberhasilannya menempuh pendidikan di perguruan tinggi,” tandasnya. [T]
Reporter/Penulis: Dede Putra Wiguna
Editor: Adnyana Ole
BACA artikel lain dari penulisDEDE PUTRA WIGUNA