30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Situs Nyoman Rai Srimben: Penanda Penting Lahirnya Pendiri Bangsa dan Inspirasi Bersatunya Nusantara

Dede Putra WigunabyDede Putra Wiguna
August 30, 2024
inKhas
Situs Nyoman Rai Srimben: Penanda Penting Lahirnya Pendiri Bangsa dan Inspirasi Bersatunya Nusantara

Patung Nyoman Rai Srimben, Foto: Dede

TAK banyak yang mengetahui jika kota Singaraja yang penuh pesona itu terdapat situs yang bersejarah, tempat dimana Ibunda Ir. Soekarno dahulu pernah tinggal.

Siapa yang tak mengenal Soekarno, ia merupakan tokoh penting bangsa, Presiden pertama Republik Indonesia. Soekarno adalah sosok yang dikenal memiliki banyak nama dan julukan, mulai dari Bapak Proklamator, pendiri bangsa, The Great Seducer (perayu terhebat), The Great Lover (pecinta hebat), penyambung lidah rakyat, dan yang paling ikonik adalah julukan dari Ibunya, yaitu Putra Sang Fajar.

Kisah-kisah tentang Soekarno sebagian besar masyarakat telah mengetahuinya, kisahnya seakan-akan menjadi santapan wajib saat masih duduk di bangku sekolah. Namun, tak banyak masyarakat yang mengetahui sosok Ibunda Soekarno, yaitu Nyoman Rai Srimben.

Kini sosok Nyoman Rai Srimben diabadikan dan dikenang di rumah asalnya di Singaraja, yakni di Dusun Bale Agung, Desa Paket Agung, Buleleng. Tempat ini kini dikenal sebagai Situs Nyoman Rai Srimben. Bangunan Bale Gede yang merupakan peninggalan orang tua Nyoman Rai Srimben (Nyoman Pasek dan Made Liran), telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya provinsi Bali.

Dilansir dari situs resmi kemdikbud, disebutkan bahwa secara administrasi rumah Ni Nyoman Rai Srimben dan Pura Bale Agung termasuk dalam wilayah Dusun Bale Agung, Desa Paket Agung, Kecamatan Buleleng. Area rumah ini berdampingan dengan Pura Bale Agung yang ada di sebelah timurnya. Rumah Ni Nyoman Rai Srimben merupakan salah satu bangunan di antara sekian banyak bangunan yang ada di pekarangan tersebut.

Awal bulan Agustus lalu, saya berkesempatan untuk menyambangi situs bersejarah tersebut saat mengikuti program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bersama para mahasiswa semester VII program studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI). Di sana kami bertemu dengan Jro Mangku Made Arsana (salah satu keluarga Ni Nyoman Rai Srimben), ia menjelaskan tentang beberapa bangunan yang berkaitan dengan Nyoman Rai Srimben, menjelaskan silsilah keluarga, serta menceritakan suka duka dan kisah cinta Nyoman Rai Srimben.

Bale Gede di Situs Nyoman Rai Srimben | Foto: Dede

Dusun Bale Agung menjadi saksi kisah romansa Nyoman Rai Srimben dengan Raden Soekemi Sosrodihardjo. Mereka merupakan pasangan yang berbeda suku dan agama. Nyoman Rai merupakan gadis bali dan seringkali disebut kembang desa, sedangkan Raden Soekemi merupakan guru yang juga seorang priyayi muslim.

Kisah cinta mereka begitu rumit, mereka dihalangi tembok yang lebih tinggi daripada kasta. Yaitu perbedaan suku dan agama. Raden Soekemi adalah orang Jawa, sementara Rai Srimben adalah orang Bali. Demi cinta, mereka memutuskan untuk melakukan kawin lari.

Pernikahan dua suku yang berbeda adalah pernikahan yang mustahil dilakukan pada masa itu, namun kedua orang tua Soekarno itu adalah orang tua yang berpikiran maju, mereka tidak ingin cinta mereka dihalangi oleh aturan adat lama. Mungkin hal ini juga yang merasuki jiwa Soekarno untuk menyatukan bangsa Indonesia yang berbeda suku, agama, budaya, dan bahasa.

“Bhinneka Tunggal Ika”, itulah semboyan bangsa Indonesia yang diusulkan pertama kali oleh Moh. Yamin saat sidang BPUPKI, diambil dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular. Yang berarti, “walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua”.

Nyoman Rai Srimben merupakan perempuan Bali kelahiran Singaraja, 1 Januari 1881. Ia merupakan anak dari pasangan Nyoman Pasek dan Made Liran. Jro Mangku Made Arsana menceritakan, belum usianya belasan tahun, Nyoman Rai Srimben sudah dilanda kesedihan yang mendalam karena Ibunya meninggal dunia. Tak hanya itu, ia juga tambah kecewa karena ayahnya kawin lagi dengan Ni Sukenyeri.

Rai Srimben kemudian menghabiskan waktunya di rumah asal Ibunya, dan di situ ia diasuh oleh Ni Ketut Nesa (bibinya). Di sana ia menyalurkan hobinya, seperti menari, mekidung, membuat sesajen, dan menenun.

Jro Mangku Made Arsana menjelaskan silsilah | Foto: Dede

Informasi dan silsilah keluarga Ni Nyoman Rai Srimben | Foto: Dede

Setelah menjelaskan silsilah keluarga, Jro Mangku Made Arsana melanjutkan dengan mengisahkan kisah cinta Nyoman Rai Srimben. Ia mengatakan, awal pertemuan Nyoman Rai dengan Raden Soekemi adalah di Pelabuhan Buleleng. Saat itu Raden Soekemi ditugaskan menjadi guru untuk mengajar di Buleleng. Kedatangannya itu disambut oleh masyarakat setempat, dan di sanalah awal pertemuan mereka, meski hanya sempat saling pandang saja.

Ketika hendak mencari murid, Raden Soekemi melihat Nyoman Rai saat ke Bale Agung. Dari sanalah ia mulai merasakan jatuh hati kepada Nyoman Rai Srimben.

Jro Mangku Made Arsana menuturkan, Raden Soekemi adalah orang yang bersahabat dekat dengan Made Lastri (sepupu Nyoman Rai) dan Putu Kaler dari Bale Agung. Persahabatan ini dimanfaatkan oleh Raden Soekemi sebagai upaya untuk berhubungan dekat dengan Nyoman Rai. Kemudian mereka pun menjalin hubungan secara diam-diam atas perantara Made Lastri dan Putu Kaler.

Singkat cerita, karena hubungannya tidak direstui oleh keluarga Bale Agung, pada 15 Juni 1897 mereka memustuskan untuk kawin lari. Saat hari menjelang malam, Nyoman Rai menghilang tidak bisa ditemukan, sontak kejadian itu membuat Buleleng menjadi gempar.

Raden Soekemi dan Nyoman Rai berlindung di kantor polisi, dihadapan polisi mereka menyatakan bahwa mereka kawin lari atas dasar suka sama suka, saling mencintai.

Keluarga Bale Agung segera mengetahui keberadaan mereka di kantor polisi tersebut, setelah diberitahu oleh salah seorang polisi Belanda yang diutus untuk menyampaikan pesan. Keluarga Bale Agung pun segera menuju ke kantor polisi. Setibanya di kantor polisi, Nyoman Rai langsung bersujud dan meminta maaf atas perbuatannya. Dalam isak tangisnya, ia mengatakan bahwa dirinya saling mencintai serta memohon restu.

Dalam suasana gaduh dan emosi, kemarahan keluarga Bale Agung memuncak, sampai-sampai menyebabkan Nyoman Rai tidak diperkenankan lagi untuk menginjakkan kakinya di Bale Agung.

“Walaupun menghadapi banyak rintangan, atas kuasa Tuhan mereka dipertemukan dan pada akhirnya dipersatukan sebagai suami istri,” kata Jro Mangku Made Arsana.

 Mereka pun kemudian melangsungkan pernikahannya di Tulungagung, Jawa Timur. Setelah itu, mereka kembali lagi ke Buleleng dan menempati rumah kontrakan. Setahun kemudian lahirlah anak pertama mereka yaitu Soekarmini, semenjak itu kemarahan keluarga Bale Agung berangsur mereda.

Kemudian suatu ketika, mereka kembali pindah ke Surabaya. Tepat tanggal 6 Juni 1901, saat matahari terbit dan meletusnya Gunung Kelud, Nyoman Rai Srimben melahirkan anak kedua yaitu Koesno Sosrodihardjo yang kemudian karena sering sakit-sakitan namanya diganti menjadi Soekarno. Karena lahir tepat saat matahari terbit, ia kemudian disebut dengan julukan “Putra Sang Fajar”.

Potret Soekarno bersama Nyoman Rai Srimben (Ibundanya) | Foto: Dede

Itulah cerita singkat yang lumayan padat dari Jro Mangku Made Arsana tentang perjalanan hidup Nyoman Rai Srimben. Ia mengatakan, Nyoman Rai Srimben adalah inspirasi bersatunya nusantara. Mungkin saja lewat kisah perjuangan Ibunya, Soekarno begitu gigih mempersatukan Indonesia yang amat beragam dengan berbagai suku, ras, dan agama.

Dr. I Made Sujaya, S.S., M.Hum. selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah UPMI, mengatakan bahwa kisah cinta dari Raden Soekemi dan Nyoman Rai Srimben telah diabadikan dalam sebuah novel berjudul “Stamboel Cinta dari Bali” karya Nurinwa Ki S. Hendrowinoto, yang diterbitkan pertama pada tahun 2020. Dalam novel tersebut diceritakan bagaimana kisah cinta dan perjuangan dari orang tua Ir. Soekarno.

Ada pula novel dengan judul “Jangir Bali” karya Nur Sutan Iskandar yang diterbitkan Balai Pustaka pada tahun 1946, novelnya memang tidak menceritakan spesifik tentang Nyoman Rai Srimben, nama-nama tokohnya pun berbeda. Namun jalan cerita dan setting novel tersebut begitu mirip dan serupa dengan kisah dari Raden Soekemi dan Nyoman Rai Srimben, yaitu berlatar pulau Bali dan kota Surabaya.

“Jika kalian ingin tahu cerita yang lebih lengkap, bisa baca novel “Stamboel Cinta dari Bali”, novel ini menceritakan kisah cinta dari Raden Soekemi dan Nyoman Rai Srimben. Atau boleh juga baca novel “Jangir Bali”, ceritanya mirip dengan kisah Raden Soekemi dan Nyoman Rai,” ujar Made Sujaya memberitahu seluruh Mahasiswa KKL. [T]

Reporter/Penulis: Dede Putra Wiguna
Editor: Adnyana Ole

BACA artikel lain dari penulisDEDE PUTRA WIGUNA

Soekarno Lahir dari Drama Cinta Jawa-Bali yang Romantis
Gejolak Kenangan Pentas Teater “Rai Srimben” | Catatan Sutradara SMPN 1 Gerokgak
Peraturan Pentas Adalah Tantangan | Catatan Sutradara Teater Rai Srimben SMPN 4 Singaraja
Tentang Pintu/Lawang/Kori di Bale Agung, Buleleng
Patung Buddha Tidur, Pesona Vihara Dharma Giri di Pupuan-Tabanan

Tags: Bale Agung BulelengBung KarnoIr. SoekarnoRai SrimbenSingarajaSoekarno
Previous Post

Kilas Balik Jegeg Bagus Karangasem 2024: Kreativitas dalam Kebudayaan untuk Menjaga Kesucian Alam

Next Post

Warga Buleleng Merayakan Hasil-Hasil Pembangunan di Hari Kemerdekaan

Dede Putra Wiguna

Dede Putra Wiguna

Mahasiswa aktif di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah. Kontributor tatkala.co

Next Post
Warga Buleleng Merayakan Hasil-Hasil Pembangunan di Hari Kemerdekaan

Warga Buleleng Merayakan Hasil-Hasil Pembangunan di Hari Kemerdekaan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co