9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Merdeka, tetapi Belum!

ChusmerubyChusmeru
August 15, 2024
inEsai
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

Chusmeru

RITUAL dan prosesi perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia sudah mulai terasa menjelang awal bulan Agustus. Jalan-jalan di kampung dibersihkan, diberi garis putih dengan rendaman air kapur. Umbul-umbul dan bendera Merah Putih juga mulai dikibarkan.

Berbagai lomba diadakan setiap menyongsong peringatan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus. Bukan hanya lomba makan kerupuk yang diikuti anak-anak. Orang tua pun turut menyemarakkan dengan berbagai lomba yang unik dan menarik.

Itulah kegembiraan bangsa Indonesia setiap menjelang tanggal 17 Agustus. Selalu saja ada kehebohan. Selalu saja ada ritual dan prosesi yang harus dilakukan. Dan selalu saja ada upacara di lapangan untuk menyatakan Indonesia telah merdeka.

Seremoni di tingkat nasional juga tidak kalah heboh. Polemik tentang upacara kenegaraan 17 Agustus ramai di lini masa berbagai media. Apakah Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melaksanakan upacara di Ibu Kota Nusantara (IKN) ataukah masih tetap di Jakarta. Sementara ketika ditanya wartawan tentang kesiapan infrastruktur di IKN, Jokowi menjawab: “Sudah, tapi Belum”.

Perayaan hari kemerdekaan suatu negara memang akan menjadi momentum kesejarahan bagi masyarakatnya. Lantaran banyak negara yang merdeka dengan perjuangan yang panjang. Cucuran darah rakyat menyertai proses mendapatkan kemerdekaan itu. Maka, seremoni perayaan kemerdekaan itu menjadi kegembiraan bagi rakyat. Namun, hanya seperti itukah makna kemerdekaan?

Kemerdekaan suatu negara dan bangsa bukan semata ditandai dengan terbebasnya dari belenggu penjajahan oleh negara lain. Kemerdekaan dalam kekinian bisa dimaknai sebagai terbebasnya setiap rakyat dari tekanan sosial, politik, dan ekonomi.

Jika kemerdekaan bukan lagi soal urusan penjajahan oleh negara lain, apakah rakyat Indonesia kini masih menikmati kemerdekaannya? Benarkah buruh pabrik menikmati kemerdekaan? Masihkah petani, nelayan, pegawai negeri sipil, pelajar, dan mahasiswa merasakan kemerdekaan?

Bayangkan. Seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang telah mengabdi kepada negara selama 30 tahun mendapat gaji pokok kurang dari 5 juta rupiah per bulan.  Ditambah tunjangan-tunjangan lain, gaji yang diterima masih di bawah 10 juta sebulan. Tekanan ekonomi yang berat dan harga kebutuhan pokok yang terus melambung membuat PNS hidup dalam segala keterbatasan. Apakah PNS benar-benar telah merdeka? Jawabnya: Sudah, tetapi Belum!.

Barangkali ada yang berkata, dia harus bersyukur dapat pekerjaan jadi PNS; tidak menganggur. Haruskah orang juga mengatakan kepada yang masih menganggur: bersyukur jadi pengangguran, tetapi masih hidup.Sungguh tragis.

Dunia perguruan tinggi juga mendeklarasikan kemerdekaannya melalui program Merdeka Belajar. Merdeka apanya? Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi melakukan aksi unjuk rasa menolak Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mendadak naik. Ketika berada di ruang kampus mahasiswa sudah harus berhadapan dengan tekanan ekonomi biaya kuliah.

Mirisnya, seorang pejabat di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengatakan bahwa kuliah di perguruan tinggi itu tertiary education. Artinya, tidak wajib untuk kuliah; apalagi bagi yang tidak memiliki biaya. Merdeka untuk belajar? Belum !

Sementara itu para pekerja di Indonesia menikmati kemerdekaan berpolitik dengan membentuk Partai Buruh. Hanya saja, berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum, Partai Buruh hanya meraup suara 0,64 % dalam Pemilu 2024. Partai ini masih harus berjuang keras untuk dapat ikut menentukan kebijakan pemerintah dari kursi legislatif.

Paling baru, tak ada mendung tak ada hujan, mendadak Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengudurkan diri dari jabatannya terhitung 10 Agustus 2024 lalu. Publik bagai mendengar petir di siang hari. Spekulasi bermunculan seputar adanya tekanan politik di balik mundurnya Airlangga Hartarto. Jika benar ada tekanan, apakah partai warisan Orde Baru itu telah merdeka? Jawabnya, sudah tetapi belum !.

Kemerdekaan dalam kehidupan beragama dan menganut kepercayaan di Indonesia juga belum sepenuhnya dirasakan. Kadang muncul tekanan sosial dan penolakan kelompok tertentu terhadap pembangunan rumah ibadah. Kebebasan beragama belum dimaknai sebagai kemerdekaan bagi pemeluknya untuk mendirikan tempat ibadah.

Merdeka Bermedia

Boleh dikatakan, media massa kini menikmati kemerdekaannya. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) tidak lagi diperlukan. Orang dengan mudah dan bebas menerbitkan media. Padahal SIUPP pernah menjadi senjata andalan rezim Orde Baru untuk membungkam media.

Program-program infotainmen di berbagai media begitu bebas menyajikan pergunjingan, gosip, dan aib orang lain. Media menjadi merdeka dalam persoalan pergunjingan; jika kemerdekaan dimaknai sebagai adanya kebebasan.

Meskipun telah bebas, media terancam tercabut kemerdekaannya. Revisi Undang-Undang Penyiaran melarang media untuk menayangkan konten investigasi. Padahal terhadap pers tidak dikenal sensor. Belum lagi jurnalis yang kadang menjadi korban tindak kekerasan aparat negara.  Apakah media benar-benar telah merdeka? Jawabnya tentu: Sudah, tetapi Belum!

Lantas siapa yang merdeka dalam bermedia? Yang merdeka adalah para pemilik modal dalam bisnis media. Mereka merdeka dalam memainkan kepentingan ekonomi dan politiknya. Sedangkan jurnalis dan pekerja media tetap saja menjadi buruh yang selalu menggapai kemerdekaan.

Merdeka Pikiran

Kemerdekaan sejatinya bukan hanya kebebasan fisik ragawi. Kemerdekaan juga bermakna jiwa dan pikiran. Orang menjadi merdeka ketika terdapat ruang untuk membebaskan pikirannya. Oleh sebab itu perlu adanya pemerdekaan pikiran.

Pemerdekaan pikiran harus ada secara individual dan kolektif. Orang dan masyarakat perlu mendapat kemerdekaan berpikir. Buruh perlu kemerdekaan berpikir. Karenanya, majikan harus memerdekakan pikiran. Penguasa juga harus memerdekakan pikirannya.

Tidak mudah mendapatkan kemerdekaan berpikir. Satu diskusi ilmiah yang dilakukan oleh kelompok People Water Forum (PWF) dibubarkan paksa oleh kelompok massa yang bersekutu dengan kepentingan politik. Diskusi yang diselenggarakan 20 Mei 2024 itu bertjuan mengkritisi ajang World Water Forum (WWF) di Bali.

Bukan kali yang pertama, diskusi dihentikan atau dibubarkan atas nama kepentingan politik. Padahal diskusi, seminar, konferensi, atau apapun namanya adalah bentuk kemerdekaan dalam berpikir. Jika demikian, apakah pikiran masih dijamin kemerdekaannya? Lagi-lagi jawabnya: Belum!

Kemerdekaan dalam berkomunikasi memang dapat dilihat dari kemerdekaan bermedia. Dan kemerdekaan itu harus dimulai dari pikiran berbagai pihak. Pikiran para jurnalis, pemilik modal, dan pikiran penguasa.

Kemerdekaan akan menjadi bermakna jika penjara tidak dihuni oleh jurnalis dan pekerja media. Ketakutan berlebihan penguasa terhadap media semestinya tidak terjadi. Tidak ada pemerintahan yang jatuh karena media. Tidak ada penjara untuk para pemikir. Tidak ada pemerintahan yang tumbang oleh hasil pemikiran.

Merdeka atau belum bukanlah catatan dan dokumentasi sejarah yang dipelajari di sekolah. Bukan pernyataan dan pidato pejabat di atas podium. Kemerdekaan adalah apa yang dirasakan dan dialami rakyat setiap hari.

Maka jangan salahkan rakyat jika berontak saat tertindas. Saat dirampas haknya. Sebagaimana Leo Kristi menulis sebait syair dalam lagunya Jabat Erat-Erat Tangan Saudaraku: “Kalau cermin tak lagi punya arti. Pecahkan berkeping-keping. Kita berkaca di riak gelombang. Dan sebut satu kata: Hakku!” [T]

BACA artikel lain dari penulis CHUSMERU

Wisata Mistis: Mengungkap yang Ada dan Tiada
Mengenal Pedesaan lewat Wisata “Live in”
“Dark Tourism”: Menyibak Hikmah dari Kegelapan
“Set – Jetting”: Wisata Napak Tilas Film
Pariwisata Bali: Riwayatmu Dulu dan Kini
Tags: HUT Kemerdekaan RIkemerdekaan
Previous Post

Menikmati Sensasi Baru Menu “Uraban Nyawan” atau “Lawar Lebah” di Desa Tambakan-Buleleng

Next Post

Milpil Arsip: Catatan GURATGURIT 2024

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Milpil Arsip: Catatan GURATGURIT 2024

Milpil Arsip: Catatan GURATGURIT 2024

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co