10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menulis Bagi Kehidupan, Melampaui Ruang Kelas : Pengantar Buku Cerpen “Merawat Indonesia”, SMP Jembatan Budaya

I Wayan ArtikabyI Wayan Artika
May 15, 2024
inUlas Buku
Menulis Bagi Kehidupan, Melampaui Ruang Kelas : Pengantar Buku Cerpen “Merawat Indonesia”, SMP Jembatan Budaya

TEKNIK naratif cerpen dalam buku ini menarik. Sebagian besar penulis mengawali kisahnya dengan tipe “pada suatu waktu” atau ”di sebuah tempat”. Dari mana para penulis pemula ini mendapatkannya?

Anthony de Mello yang terkenal dengan buku Doa Sang Katak 1 dan 2, menggunakan cerita dari seluruh dunia untuk meditasi; menyatakan ”pada suatu hari” adalah kata-kata paling bertuah di dalam kebudayaan umat manusia dimana pun itu. Dan, kata-kata itu milik dunia cerita. Cerita sendiri disebut berbagai nama atau istilah di seluruh dunia, seperti hikayat, kisah, cerita, dongeng, fabel, legenda, sage, dan lain-lain. Apapun itu, kalimat pembukanya selalu ”pada suatu hari” atau ”alkisah”.

Asumsi yang dapat dipegang adalah kata-kata untuk mengawali ceritanya, para penulis di dalam buku ini bukanlah terjadi secara alamiah. Itu telah mereka dapat dari pemberian dunia cerita lewat para perantara, seperti ibu di rumah, orang tua, alat perekam, televisi, youtube, dan tradisi cerita di PAUD/TK dan masih ada di kelas-kelas awal di sekolah dasar. Cerita-cerita melekat dengan kuat dan abadi, termasuk firanti-firanti narasinya.

Anthony de Mello benar, karena merupakan kata-kata yang menakjubkan, kata-kata yang paling bertuah, dan kata-kata milik dunia cerita; maka daya lekatnya pada benak anak-anak pun kuat. Hal ini dibawa hingga mereka mungkin mulai meninggalkan dunia kanak-kanak, berada saat remaja dan mendapat kesempatan menulis cerita. Seperti para penulis muda yang karyanya dikumpulkan di dalam satu buku antologi ini; berkat didikan seorang guru yang telah menjaring  siswanya memasuki dunia menulis. Pun mereka kembali kepada kata-kata cerita yang sedemikian dalam menancap di batinnya, ”pada suatu hari” atau ”di sebuah desa/sekolah/pasar atau dengan menulis langsung nama tempat, nama geografi, seperti Padangsambian.”

Cerita-cerita yang sederahana dan abadi karena tuah kisahnya, pernah mengisi seluruh hidup manusia. Semuanya terjadi secara lisan. Cerita disimpan di dalam batin manusia. Hal ini terjadi sangat lama hingga cerita hampir semuanya ditulis. Lalu kelak direkam, disiarkan, dialihwahanakan menjadi komik, relief candi, kartun, film animasi, dan di ujungnya adalah cerita dalam versi digital yang amat jauh dari dunia lisan yang penuh tuah itu: game online.

Pada masa itu, cerita berperan tunggal untuk mengisi batin umat manusia dan ini hanya dimungkinkan oleh daya imajinasi dalam otak yang terbentuk semasa revolusi kognitif Homosapien, 50 ribu tahun yang lalu. Sehingga dengan bagian itu yang ada di dalam otaklah, cerita mendapat sistem operasinya yakni imajinasi.

Cerita bukan sebagai perkara pilihan atau bakat. Cerita adalah perkara klinis dengan adanya bagian di otak yang bekerja untuk mengidupkan daya imajinasi yang sangat dahsyat. Karena itu, siapapun bisa menikmati cerita. Juga siapapun bisa bercerita. Siapapun bisa mengarang cerita. Selanjutnya adalah soal latihan yang terus-menerus untuk mengasah keterampilan bercerita. Di dalam pengasahan yang tidak mengenal batas waktu inilah, hanya bisa membuat orang sedikit tahan di jalan sunyi yang sejatinya nikmat dan ekstase. Mereka adalah para juru kisah atau tukang cerita. Yang tidak hanya menceritakan berbagai kisah abadi tetapi juga mengarang cerita untuk mengisi khazanah sastra umat manusia, menyuplai bagian otak manusia sehingga imajinasi terus hidup dan bekerja.

Maka lahirlah tokoh-tokoh cerita yang tenar dengan cerita-cerita yang mengagumkan. Ini ditemukan di seluruh dunia. Karya-karya Christian Anderson atau Aesop misalnya, telah menjadi warisan dunia. Pada masa yang lebih awal dan jauh sebelum mesin cetak ditemukan, cerita-cerita yang dibuat tidak diketahui lagi siapa pengarangnya. Dunia mewarisi terlampau banyak cerita dengan pengarang tidak bernama.

Para guru sekolah memang lebih banyak menggunakan cerita sebagai materi pelajaran dalam artian yang luas. Di sekolah cerita diwariskan. Sangat sedikit memang sekolah-sekolah awal mengajak siswa mengarang cerita. Namun demikian, keterampilan narasi anak-anak tumbuh diam-diam. Lantas mulai menduplikasi kisah-kisah yang mereka dapat dari guru di kelas.

Keadaan ini adalah proses seseorang menjadi pengarang. Tapi karena sekolah tidak memiliki kurikulum mengarang atau menulis cerita, hal ini tidak dipelajari atau dilatih dalam pelajaran bercerita atau pelajaran lainnya, seperti bahasa dan agama. Hanya ada beberapa anak atau memang jauh lebih sedikit, pun menulis ceritanya diam-diam. Di sini benar kata-kata Gao Xinjian, bahwa dia menulis untuk dirinya sendiri. Demikian pula Anne Frank. Ia menulis untuk Kitty, sosok imajiner di dalam buku hariannya. Jauh berbeda dengan Pramoedya Ananta Toer, yang menulis untuk para kawan tapol, lewat satu proses kisah-kisah lisan yang panjang di Pulau Buru, seluruhnya telah dikisahkan di hadapan para tapol 1965.

Karena kurikulum cerita di sekolah tidak menyediakan materi menulis maka fokus pelajaran cerita adalah menyimak dan dengan sedikit kombinasi, yakni menceritakan. Dengan kondisi inilah, tulisan ini memahami cerita-cerita di dalam antologi ini. Mereka menulis karena motivasi dan pelatihan dari seorang guru yang juga penulis. Tanpa latar belakang kepunulisan seperti ini, seorang guru akan mengubur niat menulis anak-anaknya. Guru memang selalu mengajar dengan kebiasaannya sendiri dan seluruh minatnya. Jadi mengajar adalah tindakan yang sangat subjektif. Bersyukur jika guru mengajar dengan kesadaran sebagai suatu kehebatan, seperti Bapak Indra Andrianto sehingga lahirlah cerita-cerita ini dan terbit dalam satu buku.

Buku ini adalah dokumen karya bahasa dan sastra yang sering dipelajari di dalam kurikulum sekolah dimanapun di dunia ini. Namun menjadi lebih tinggi nilainya setelah dijadikan karya dan terbit. Bukan lagi karya di dalam kelas untuk tujuan belajar yang sempit. Sejatinya belajar itu dalam kehidupan dan semua hal yang dipelajari dan dikembangkan di dalam kelas-kelas adalah bagian dari hidup. Maka menulis cerita dan menerbitkannya menjadi buku adalah mempelajari satu seri kecil dari kehidupan yang maharumit ini.

Kata pengantar buku dicarikan penulis orang yang berpengalaman atau menjadi praktisi di bidangnya. Karya diterbitkan menjadi buku yang beredar di masyarakat. Peran seorang guru dalam hal ini sangat penting. Banyak peluang belajar dalam hidup nyata sering dikontaminasi oleh sikap atau paradigma yang memisahkan sekolah dari kehidupan. Dengan cara ini, seorang guru telah mengerdilkan pendidikan itu sendiri hanya pada bagian satuan yang lebih kecil, yakni mata pelajaran yang diampunya.

Dengan cara ini, Bapak Guru Indra Andrianto telah membawa siswanya ke dalam dunia nyata kepunulisan dan penerbitan karya atau buku. Siswa akan paham bagaimana kelanjutan dan sejatinya pelajaran menulis cerita. Bukan hanya untuk mata pelajaran di kelas. Menulis cerita bisa digunakan jauh lebih praktis dari hanya kehidupan di kelas di bawah langit mata pelajaran dengan horison yang tertabatas oleh tembok-tembok dan papan tulis, dimana merdeka belajar kembali mentok karena guru-gurunya sendiri yang terpasung paradigma sesat dalam dunia pendidikan, yang antiperubahan.

Anak-anak atau para penulis di dalam buku ini beruntung karena telah ditarik jauh ke dalam kehidupan dengan berkarya menerbitkan buku. Mereka mendapat guru yang memiliki pandangan luas. Pelajaran dan hasil-hasilnya bukan saja untuk dunia belajar yang terasing dari hiruk-pikuk masyarakat. Belajar di sekolah adalah bagian dari kehidupan ini. Indra Andrianto   yang menjadi mentor para penulis pemula ini  amat menyadari bahwa ada tujuan yang lebih besar di dalam hidup ketimbang hanya mencapai tujuan-tujuan instruksional. Hal ini ia terapkan di dalam dunia menulis.

Fokus kata pengantar ini memang tidak membahas sejumlah karya, walaupun hal ini disinggung pada bagian awalnya, soal geneologi naratif ketika cerita-cerita bergerak dari kalimat-kalimat penuh tuah, ”pada suatu hari” atau ”di sebuah …”. Dan, secara umum memang terasa energi kuat cerita ini yang masih harus mencari satu data pendukung. Apakah energi yang terpancar di dalam cerita ini terjadi secara alamiah atau berkat pelatihan menulis yang dilakukan oleh seorang guru.

Sayang sekali waktu untuk menulis kata pengantar ini sangat singkat. Jika lebih lama, akan ada tinjauan beberapa karya dan dengan ini jadi satu sampel kritik atas karya tersebut. Namun demikian adanya, ada dua hal yang penting dalam seluruh karya: (1) Teknik narasi yang geneologis dan (2) energi cerita atau energi bahasa. Yang kedua terasa saat membaca cerita-cerita ini sepintas kilas. Bahasa itu merujuk pada suatu peradaban yang kuat. Terasa terbawa pada suatu lingkungan sosial yang melahirkan dan kelak mengasuh anak-anaknya, para penulis di dalam buku ini. Hal ini akan terpecahkan lewat pembahasan latar belakang para penulis, yang mereka berkumpul di suatu sekolah bernama Jembatan Budaya. Ideologi pendidikan yang dikembangkan di sekolah ini pun akan sangat membantu untuk mengungkap energi bahasa anak-anak di dalam buku ini. Demikian pula perspektif yang digunakan oleh para penulisnya dalam mengurai cerita.

Tidak hanya dua itu, karena di samping itu, harus ada satu hal yang menjadi konsekuensi lagi, yakni pemilihan tema cerita atau memilih persoalan. Hal ini juga sangat kuat! Jika harus biacara potensi di kalangan para penulis muda, yang mungkin terasa latah karena suatu kekaguman, sejalan dengan ketiga hal yang dijadikan fokus dari seluruh karya ini maka sangat besar peluang untuk ditingkatkan menjadi karya yang jauh lebih baik.

Peranan guru yang bekerja jauh lebih banyak karena minat pribadi dan jalan di dunia penulisan itu yang kelak menjadi garansi. Ini adalah jaminan bagi guru dalam bekerja sejati untuk mencapai tujuan yang melampaui tujuan-tujuan instruksional. Satu kutipan penting, anak-anak tidak dipersiapkan dari dalam kelas menuju kehidupan karena kelas dan seluruh proses sehari-hari di sekolah adalah kehidupan yang fana. Sekolah bukan tahapan menunggu dilahirkan di dalam kehidupan setelah tamat. Sekolah-sekolah berbagai jenjang atau tingkatn, inilh kehidupan. 

Sejalan dengan itu, menulis bukan belajar satu hal yang asing dari kehidupan tetapi karena menulis dalam pengertian yang luas, ada dalam kehidupan. Inilah satu alasan pokok yang tidak bisa ditawar mengapa anak-anak dan guru mentornya, Indra Andrianto menyelenggarakan proyek menulis cerita dan menerbitkannya menjadi satu buku. [T]

BACA artikel lain dari penulisI WAYAN ARTIKA

Anomali Bahasa Putu Wahya Santosa Dalam Novelet ”Aji Kecubung”
Guru Bahasa Bali “Pengawi” : Kata Pengantar Buku Antologi Puisi ”Gita Rasmi Sancaya” Karya I Putu Wahya Santosa
Buku “Menafsir Realitas dan Wacana” | Epilog: Mencari Pembaca

.

Pertemuan Sejarah dan Pariwisata: Perihal Kebebasan Sejarah
Tags: Bukubuku kumpulan cerpenkumpulan cerpenLiterasiSMP Jembatan Budaya
Previous Post

Heritage Coffee Farm & Roastery: Usaha Melestarikan Sejarah dan Menumbuhkan Ekosistem Kopi di Bali Utara

Next Post

Warung Suparmiasih, Menikmati Kopi Sambil Menyaksikan Sunset di Laut Utara Bali

I Wayan Artika

I Wayan Artika

Dr. I Wayan Artika, S.Pd., M.Hum. | Doktor pengajar di Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha Singaraja. Penulis novel, cerpen dan esai. Tulisannya dimuat di berbagai media dan jurnal

Next Post
Warung Suparmiasih, Menikmati Kopi Sambil Menyaksikan Sunset di Laut Utara Bali

Warung Suparmiasih, Menikmati Kopi Sambil Menyaksikan Sunset di Laut Utara Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co