12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Berguru pada Ganaraja

Jero Penyarikan Duuran BaturbyJero Penyarikan Duuran Batur
March 2, 2024
inEsai
Berguru pada Ganaraja

Foto by Jero Penyarikan Duuran Batur

BULAN Bahasa Bali (BBB) ke-6 tahun 2024 telah sebulan bergulir. Acara dijadwalkan akan ditutup pada Sabtu, 2 Maret 2024. Selama sebulan, berbagai kegiatan menyoal upaya pelestarian, pemuliaan, dan pemajuan bahasa, aksara, serta sastra Bali telah dihelat dari tingkat provinsi hingga di pelosok desa di Pulau Dewata. Orang Bali seolah bersuka cita mewacanakan bahasa dan sastra Bali, meskipun wacananya kalah riuh jika dibandingkan dengan gemuruh politik 2024.

Tema BBB ke-6 adalah “Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga”. Melalui tema tersebut Pemprov Bali berupaya menjadikan BBB sebagai alat pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai sumber kebenaran, kebijaksanaan, dan cinta kasih untuk memperkuat jati diri krama Bali. Tema yang cukup “wayah” dengan ekspektasi pemaknaan yang tak kaleng-kaleng.

BBB ke-6 masih diikat oleh tema besar sad kerthi [kreti], yakni bagian jana kerthi. Secara harfiah, jana kerthi berarti ‘memuliakan manusia’. Dengan kata lain, jana kerthi adalah prinsip memanusiakan manusia.

Tidak ada catatan teknis terkait pelaksanaan BBB ke-6. Penyelenggaraannya relatif senada dengan tahun-tahun sebelumnya. Festival nyurat lontar akbar masih digelar saat pembukaan, lontar-lontar masyarakat sebulan ini gencar diserbu untuk dikonservasi oleh Penyuluh Bahasa Bali. Lomba-lomba yang berkelindan soal bahasa, aksara, dan sastra Bali pun masih berlangsung. Demikian pula seminar dan diskusi seputar sastra Bali diantarkan oleh sejumlah intelektual. Melihat hal-hal tersebut, saya kira memang tidak ada lompatan berarti dalam penyelenggaraan BBB ke-6 tahun ini.

Kekhasan BBB ke-6 tampak pada temanya. Tema tersebut kemudian menurun pada maskot dengan memilih Ganaraja sebagai representasi keluhuran konsep jana kerthi. Dalam konstruksi ajaran Siwaisme di Bali, Ganaraja atau Ganapati adalah putra Bhatara Siwa yang identik dengan kebijaksanaan, kecerdikan, dan penghancur berbagai halangan. Sebagai penghancur rintangan, Ganapati dikenal sebagai Wighnawinasana ‘Beliau yang melebur rintangan’.

Sejarah dan Spiritualitas

Orang Bali sebetulnya sangat akrab dengan Ganapati serta fungsi-fungsi seperti yang telah disebut. Arca Ganapati hampir dapat ditemui di semua aling-aling rumah maupun pura orang Bali. Arca Ganapati juga bisa ditempatkan di hulu jurang, pohon besar, dan tempat-tempat yang dianggap pingit.

Goris (1986) menduga bahwa berabad-abad silam di Bali pernah eksis sekte pemuja Bhatara Ganapati. Aliran spiritual ini dikenal sebagai Ganapatya. Suarbhwa (dalam Rema, 2018) mengatakan bahwa Ganapatya setidaknya sudah eksis sejak abad ke-10 melalui catatan Prasasti Sukawana A II berangka tahun 976 Saka. Prasasti itu menyebut entitas bernama Gana Buta yang dimohon hadir sebagai saksi terhadap keringanan pajak di kawasan Cintamani yang dianugerahkan raja.

Selanjutnya, Maharaja Haji Jayapangus Arkaja Lancana pada tahun 1103 Saka mengeluarkan prasastiyang kini dikenal sebagai Prasasti Campaga A. Pada prasasti tersebut, Bhatara Ganapati disebut bersetana di Tumpuhyang (sakwah niŋ padrwyahajyan sapaniskara kabah kapanjiŋ (?) mare sira bhatara ganapati ring tumpuhyaŋ, pinarmu citakěn sira bhatara ri dharma hanyar [seluruhnya itu (pajak-pajak) dipersembahkan kepada Bhatara Ganapati di Tumpuhnyang, dan disaksikan oleh bhatara di Dharma Anyar]).

Tumpuhyang sebagai suatu lokus belakangan diduga bertransformasi menjadi Tampurhyang. Tampurhyang beririsan dengan desa saya, Batur. Tampurhyang diyakini sebagai nama arkais dari Batur. Gunung Tampurhyang sampai saat ini masih dianggap sebagai nama lain dari Gunung Batur. Maka daripada itu, mungkin saja Gunung Batur adalah salah satu titik pemujaan Bhatara Ganapati di Bali pada masa pemerintahan Maharaja Jayapangus.

Sejumlah pura di Bali sampai saat ini juga masih mengoleksi arca Ganapati dari era Bali Kuno. Arca-arca itu beberapa di antaranya masih aktif digunakan sebagai media pemujaan. Salah satunya adalah arca Ganapati bertangan delapan belas yang bersemayam di Pura Pingit Melamba di Desa Bunutin, Kintamani. Arca ini diduga berasal dari masa Singhasari (Bagus, 2015).

Pemujaan Ganapati di Bali juga erat dengan keberadaan pura puseh. Pura puseh adalah satu dari tri kahyangan desa di masing-masing desa adat di Bali. Belakangan, tri kahyangan desa dikonsepsi sebagai pemujaan Dewa Tri Murti, yakni Brahma, Wisnu, dan Siwa. Menurut teori ini, pura puseh dikonsepsi sebagai pemujaan Dewa Wisnu, pura desa sebagai pemujaan Dewa Brahma, dan pura dalem sebagai pemujaan Dewa Siwa.

Namun, beberapa teks tradisional dan tinggalan arkeologis seolah “mendebat” bahwa pura puseh merupakan pemujaan Dewa Wisnu. Apabila memilih tesis yang lebih netral, maka setidaknya Dewa Wisnu bukanlah satu-satunya dewa yang dipuja di pura puseh.

Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul dan Paniti Gama Tirta Pawitra adalah dua teks yang menyebut pura puseh sebagai pusar pemujaan Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Bhatara Ganapati. Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul yang bernuansa Siwaistis dengan tegas menyebut Siwa bersetana di pura desa, Janapati [Ganapati] di pura puseh, dan Bhatari Uma di pura dalem. Ganapati di pura puseh bertindak sebagai pimpinan pasukan kala dan berkuasa atas segala rintangan dan hambatan. Sementara itu, Paniti Gama Tirta Pawitra menuliskan bahwa Bhatara Ganapati yang bersetana di pura puseh turut diiringi oleh Sang Bhuta Abang, Sang Bhuta Janantaka, Sang Bhuta Sarasumbung, dan I Gusti Made Jlawung. Konsep ini semakin memepertegas Ganapati sebagai pimpinan para buta kala.

Secara arkeologis, ada sejumlah arca Ganapati yang ditemukan di pura puseh. Arca Ganapati antara lain ditemukan di Pura Puseh Batuan, Pura Puseh Tonja, Pura Puseh Getakan, Pura Puseh Kiadan.

Dalam praktik kultural saat ini, setiap Tilem Kanem, desa saya—Batur—menggelar upacara bumi suddha. Salah satu pirantinya yang khas adalah memasang sanggah cucuk dengan bendera Ganapati. Sementara itu, di jantung desa digelar caru rsigana. Pemujaan terhadap Ganapati dilakukan masyarakat desa untuk memohon keselamatan lahir batin di tengah gelapnya Sasih Kanem. Sasih Kanem secara kultural dibaca sebagai titik tumpu penyebaran penyakit, bencana, dan hal-hal yang bersifat disruptif. Sasih Kanem dalam bacaan orang Bali sekiranya sama dengan frase “winter is coming” yang pernah viral setelah diucapkan oleh pemimpin republik ini.

Meniru Ganaraja

Setelah menelusuri jejak pemujaan Ganapati di Bali, lalu bagaimana refleksi ketika Hyang Ekadanta dijadikan maskot BBB ke-6?

Saya kira—dalam pandangan dan penilaian yang sempit—konseptor maskot BBB ke-6 cukup cerdik membaca kondisi zaman. Pemilihan Ganaraja sebagai maskot BBB, tampaknya bukan semata-mata simbol pelestarian dan pengembangan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Ganapati sebagai representasi jana kerthi adalah simbol manusia Bali yang beradab. Manusia beradab kita batasi sebagai manusia yang telah mampu melawan sifat asalinya sebagai binatang. Manusia beradab adalah manusia yang menjunjung tinggi etika dan norma—dua kata yang belakangan kian sulit ditemukan dalam laku berbangsa dan bernegara.

Ganaraja mungkin saja sengaja dikonstruksi agar seluruh anak bangsa, khususnya orang Bali, dapat meniru sifat-sifat Bhatara Ganapati yang cerdik, idealis, bijak, dan penghancurkan segala hambatan. Meskipun digambarkan sebagai bocil (bocah cilik), Ganapati dalam kesusastraan kita adalah entitas yang berprinsip, memegang teguh kata-kata, dan tidak dapat dibeli. Ganapati bukan gambaran bocil yang berlindung pada ketiak orang tua atau kolega terdekatnya.

Ganapati dinarasikan pernah melawan Siwa demi menjaga amanat Dewi Parwati. Siwa adalah dewa tertinggi sekaligus ayahnya sendiri. Penentangan kepada Siwa berkonsekuensi pada tumbangnya Ganapati. Boleh jadi Bhatara Ganapati paham jika melawan penguasa akan berkonsekuensi besar, tetapi amanat harus tetap diemban. Kepercayaan orang lain adalah jalan dan prinsip kebenaran.  Kebenaran harus dijaga dan ditegakkan. Perkara kalah atau bahkan terpenggal, itu soal lain.

Ketika ditugaskan menulis Mahabharata, Bhatara Ganapati tercatat berani melakukan negosiasi dengan Maharsi Wyasa. Pada fragmen ini pula, Hyang Ekadanta rela memotong satu gadingnya sebagai pena untuk merawat peradaban. Kita tahu, Wyasa adalah representasi dari reputasi ilmu pengetahuan dan kesucian. Wyasa adalah Siwaguru, yakni guru semesta yang mengalirkan pengetahuan dan kesucian. Wyasa juga sosok yang berperan dalam kodifikasi Weda.

Sifat-sifat Ganapati di atas amat diperlukan oleh setiap anak bangsa di tengah disrupsi yang menerjang kehidupan berbangsa dan bernegara hari ini. Ketika palu hukum retak, badai informasi menerjang dengan bias ke segala arah, para elit linglung dengan omongannya sendiri, serta oportunisme bertakhta di puncak mercusuar politik, kepada siapa kita percaya dan berlindung? Mungkin hanya kepada Ganaraja yang menjelma sebagai nurani dan daya kritis. Ganaraja yang tidak pernah berkhianat dan senantiasa bersetana di setiap kepala berpikiran luas.

Daftar Bacaan

Ariana, I. K. E. (2023). “Menelusuri Jejak Pemujaan Ganapati di Pura Puseh” (Artikel Terpilih Borobudur Writers and Cultural Fertival [BWCF] 2023)

Ariana, I. K. E. (2017). Kuttara Kaṇḍa Dewa Purāṇa Bangsul: Analisis Semiotik [Skripsi]. Universitas Udayana.

Bagus, A. A. G. (2015). Arca Ganesa Bertangan Delapan Belas di Pura Pingit Melamba Bunutin, Kintamani, Bangli. Forum Arekologi, 28(1).

Goris, R. (1986). Sekte-sekte di Bali. Penerbit Bhatara Karya Aksara.

Meriandani, N. L. P., Srijaya, I. W., & Prawirajaya R., K. D. (2022). Tinggalan Seni Arca di Pura Puseh Desa Getakan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung. Ulil Albab: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(11).

Redig, I. W., Sapta Jaya, I. B., & Prawirajaya R., K. D. (2017). Pengarcaan Ganesha Masa Sekarang di Denpasar. Stupika: Jurnal of Archaelogy and Culture, 1(1), 17–28.

Baca artikel lain dari penulis JERO PENYARIKAN DUURAN BATUR

Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (1) : Mengulang Pemuliaan Danau 104 Tahun Lalu
Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (2): Bersatunya Air Suci dari Tiga Pulau di Danau Batur
Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (3) : Pasu Yadnya Pengingat Manusia
Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (4): Soliditas Hulu-Hulu
Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (5): Konektivitas dan Solidaritas Hulu-Hilir
Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (6): Melasti dan Narasi Kekerabatan yang Memudar
Yang Tersisa dari Karya Agung Danu Kerthi di Danau Batur (7): Indikator Menilai Alam, Uyung dan Yuyu Telah Hilang?
Tags: Bulan Bahasa Baliganapatiganarajaganeshasastra bali
Previous Post

I Wayan Artika, Ketua Hiski Komisariat Bali 2024-2028

Next Post

“Eksplorasi Estetika” 23 Seniman di Galeri Taman Budaya NTB

Jero Penyarikan Duuran Batur

Jero Penyarikan Duuran Batur

Memiliki nama lahir I Ketut Eriadi Ariana. Pemuda Batur yang saat ini dosen di Prodi Sastra Jawa Kuna Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Senang berkegiatan di alam bebas.

Next Post
“Eksplorasi Estetika” 23 Seniman di Galeri Taman Budaya NTB

“Eksplorasi Estetika” 23 Seniman di Galeri Taman Budaya NTB

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co