9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kurikulum Merdeka Berkiblat ke Taman Siswa

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
January 2, 2024
inEsai
Kurikulum Merdeka Berkiblat ke Taman Siswa

Ilustrasi diolah tatkala.co dari Canva

KURIKULUM MERDEKA yang diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2022/2023, sebelumnya disebut Kurikulum Paradigma Baru atau Kurikulum Prototife berlaku mulai Tahun Pelajaran 2021/2022.

Hal ini mengingatkan kita pada sejarah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK, 2004) yang berubah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006). Sejak itu, setiap kali pergantian Kurikulum selalu diberlakukan secara berjenjang dimulai dari Kelas 10 bagi SMA/SMK.

Konsekuensinya, sejak Kurikulum baru diberlakukan sekolah memiliki dua dokumen Kurikulum yang berbeda dan berlangsung selama 3 tahun bagi SMA/SMK. Hal demikian juga berlaku bagi Kurikulum 2013.

Berubah-ubahnya Kurikulum seiring dengan pergantian menteri pendidikan yang nomenklaturnya pun berubah-ubah dalam satu dasa warsa terakhir, seperti Kemendiknas, Kemendikbud, Kemendikbud Ristek. Fakta ini menguatkan adagium ganti menteri ganti Kurikulum seiring dengan arah kebijakan politik.

Jika ditelisik lebih dalam setiap pergantian Kurikulum di Indonesia, pemikiran Ki Hadjar Dewantara selalu menjadi rujukan lebih-lebih Kurikulum Merdeka secara eksplisit berkiblat ke Perguruan Taman Siswa.

Hal ini menjadi menarik paling tidak untuk 3 hal. Pertama, tumbuhnya kesadaran sejarah pemikiran pendidikan setelah seabad berdirinya Perguruan Tamansiswa di Yogyakarta, 3 Juli 1922. Perguruan inilah yang benar-benar mengartikulasikan kebangkitan nasional melalui lembaga pendidikan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Kemerdekaan yang diperjuangkan adalah kemerdekaan lahir batin anak bangsa. Inspirasi itu hendak dihidupkan kembali dalam Kurikulum Merdeka yang pilotingnya diprioritaskan di Program Sekolah Penggerak (PSP).

Dalam konteks ini, kebebasan yang dijanjikan adalah kebebasan bertanggungjawab di tengah keberagaman anak negeri dalam kerangka NKRI, dengan penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Kedua, penyebutan lembaga pendidikan sebagai Perguruan Tamansiswa mencitrakan gagasan mendekatkan anak pada alam. Guru tak ubahnya penjaga taman yang memberikan kemerdekaan pada anak untuk bermain menikmati indahnya taman ilmu pengetahuan dengan rekreatif-edukatif.

Guru menghamba kepada sang anak, sesuai dengan kodratnya menurut kodrat alam dan kodrat zamannya. Di sini, guru mengajak anak agar belajar menyenangkan, menenangkan, membahagiakan sampai kasmaran belajar (meminjam istilah Pranoto).

Menyelam dalam keindahan laut ilmu pengetahuan nanindah permai hingga klangon. “Tong ngelah karang sawah, karang awake tandurin’’ (bercocok tanam di dalam diri, ketika sawah sudah tiada), seperti dipesankan  Ida Pedanda Made Sidemen. 

Ketiga, penyebutan Perguruan Tamansiswa juga mencerminkan anekapuspa budaya Nusantara di tengah pergaulan bangsa-bangsa yang di dalam Profil Pelajar Pancasila disebut sebagai berkebhinekaan global.

Arah ini telah diantisipasi oleh Ki Hadjar Dewantara melalui teori Trikonnya: Konsentris, Kontinuitas, dan Konvergensi—yang diperkuat oleh Bung Karno dalam mantra Trisaktinya, khusunya di bidang pendidikan, berkepribadian dalam kebudayaan.

Dengan alasan itu, kembali ke Tamansiswa diniatkan untuk menyediakan taman belajar di hati siswa untuk menumbuhkan kesadaran belajar. Pada hakikatnya, pendidikan adalah usaha sadar untuk memanusiakan manusia, yang bergerak dari kesadaran terendah sampai kesadaran tertinggi, hingga sampai pada puncak tertinggi pengalaman belajar, mengagungkan kebesaran-Nya. Menjadi manusia Pancasila sejati.

Tepat sekali Sanusi Pane mengapresiasi pemikiran bernas Ki Hadjar Dewantara dengan puisi berjudul “Teratai” yang terdiri atas 4 bait. Dua bait terakhir, puisinya adalah “… Teruslah o Teratai Bahagia//Berseri di kebun Indonesia//Biar sedikit penjaga taman//Biar engkau tidak  dilihat//Biar engkau tidak diminat//Engkau pun turut menjaga zaman”.

Selain memuliakan Ki Hadjar Dewantara sebagai teratai, melalui puisinya itu Sanusi Pane juga mengkritisi bahwa sejak sebelum kemerdekaan dunia pendidikan Indonesia tidak banyak tokoh yang memperjuangkan eksistensinya. “Biar sedikit penjaga taman//Biar engkau tidak  dilihat//Biar engkau tidak diminat”.

Kata “tanam” dan “taman” dalam puisi itu menjadi hidup sehidup-hidupnya sebagaimana Umbu Landu Paranggi pernah memujinya. Sekolah sebagai taman adalah tempat bercocok tanam.

Tanaman yang ditanam diperoleh dari bibit, bebet, bobot yang dipelihara petani yang rajin merawat dengan penuh cinta kasih. Begitulah, guru di Taman Siswa diandaikan petani yang rajin merawat taman dengan hati, pikiran, dan tindakan nyata hingga panennya berbuah ranum untuk Indonesia Raya. 

Sanusi Pane mengajak kita berziarah ke Taman Siswa meneladani kebersahajaan Ki Hadjar Dewantara menyiapkan generasi emas menyambut seabad Kemerdekaan Indonesia, 2045. Meneladani Ki Hadjar Dewantara dengan sendirinya juga menjaga etika moral melalui proses berkesungguhan bukan dengan instan dan jalan menerabas, karena pendididikan adalah proses memanusikan manusia.

Sebagai sebuah proses, siswa dididik dan diajar sampai tuntas secara bertahap dengan standar etika moral sehingga setelah tamat menjadi rujukan bagi orang-orang di sekitarnya.

Generasi emas demikian adalah generasi yang teguh kukuh dengan tekad kuat ibarat teratai yang akarnya di lumpur tetapi bahagia berseri di kebun Indonesia—karena “akarnya tumbuh di hati dunia”.

Cinta yang tumbuh di hatilah yang membakar semangat cinta tanah air untuk memerdekakan bangsa dari belenggu penjajahan. Penjajahan kini, konteksnya berbeda dan mesti diantisipasi  melalui gerakan bersama di sekolah, tidak cukup dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan tetapi bermetamorfosis menjadi Gerakan Sekolah Membahagiakan.

Salam dan bahagia menyambut fajar baru 2024 dengan optimis melalui kerja-kerja pendidikan yang mencerdaskan.[T]

Nasib Guru di Persimpangan Jalan
Refleksi Hari Guru Nasional 2023: Karmayoga Seorang Guru
Refleksi Tiga Tahun Kurikulum Merdeka
Kurikulum Dengan Pendekatan “Desa, Kala, Patra”
Tags: kurikulumkurikulum merdekaPendidikan
Previous Post

Tips Berburu Sunrise dan Sunset

Next Post

Bahasa Bali Warna Sasak di Karangasem

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Bahasa Bali Warna Sasak di Karangasem

Bahasa Bali Warna Sasak di Karangasem

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co