19 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Empat Hari Pertama yang Penuh Kejutan | Catatan dari Philadelphia [2]

Luh Putu AnggrenybyLuh Putu Anggreny
June 28, 2023
inTualang
Empat Hari Pertama yang Penuh Kejutan | Catatan dari Philadelphia [2]

Berpose bersama teman-teman dari negara lain yang ikut program di Temple University, Philadelphia | Foto: Dok Anggreny

HARI PERTAMA hingga hari keempat, hari singkat yang sangat melekat di hati. Sejak pertama menginjakkan kaki di Philadelphia, kami (Indonesian cohort) masih merasa ini mimpi.

Sejak kapan kami sampai di benua yang berbeda dengan benua tempat kami lahir dan besar? Kami seakan tiba-tiba saja berada pada waktu dan suasana sangat jauh berbeda dari yang kami alami seperti biasanya.

Hari pertama kami hanya melakukan makan malam bersama, sembari menunggu delegasi negara yang belum sampai. Itulah hari pertama kami mencoba makanan dengan menu baru yang bukan menu Indonesia. Terkejut. Itulah hal pertama yang saya dan teman-teman Indonesia rasakan.

“Kok gini rasanya,” ucap Yusuf.

“Aneh,” sambung Farah.

Ya, kurang lebih itulah ekspresi kami ketika pertama kali mencoba makanan di luar ekspektasi kami.

Terasa banyak merica, asin, sangat aneh di lidah kami. Tapi mau bagaimana lagi, hanya itu makanan yang tersedia untuk makan malam perdana.

Bersama teman-teman yang ikut program di Temple University | Foto: Dok Anggreny

Pengalaman yang benar-benar luar biasa. Ternyata hari pertama saja kami sudah mendapatkan culture shock. Makanan yang berbeda, cuaca yang seharusnya panas namun dingin bahkan hujan.

Yang paling membuat kami terkejut adalah: Jam 8 malam matahari, di langit masih bersinar terang. Dan fenomena matahari tenggelam, sunset baru kami temukan pukul 9 malam.

***

Menuju pagi hari besoknya saya terbangun pukul 4 pagi. Dan benar saja. Matahari sudah mulai bersinar terang.  Benar-benar malam yang sangat singkat. 

Di samping itu, bangun pagi bersama beberapa teman kamar kami yang berasal dari timur tengah pun membuat kami merasakan culture shock lainnya. Mereka terbiasa bangun pukul 8 atau pukul 9 pagi.

Sementara sangat berbeda dengan budaya di Indonesia yang kebanyakan akan bangun pada pukul 6 atau pukul 7 pagi. Contoh saja di keluarga saya sendiri, ibu saya bangun pada pukul 5 pagi dan langsung siap-siap untuk memasak.

Ternyata begitu banyak perbedaan yang kami rasakan.

Namun ada hal sungguh berkesan yang kami temukan. Warga setempat di sekitaran universitas sangat taat lalu lintas. Mereka akan tetap membiarkan pejalan kaki menyeberang terlebih dulu walaupun lampu lalu-lintas untuk pengendara sudah menyaloa hijau.

Selain itu teknologi mereka yang benar-benar canggih membuat saya kagum. Kereta api bawah tanah, pengairan tanaman dari bawah sedemikian rupa, dan masih banyak lagi  Dengan hanya menggunakan satu kartu saja sudah bisa mengakses sebagian besar transportasi di sini. Jadi, sangat modern.

Bangunan-bangunan kampus pun beberapa bagian terlihat sangat unik. Seperti kastil-kastil di kerajaan, megah dan terlihat mewah. Orang di sini pun terlihat tidak peduli, mereka cenderung cuek dan bekerja sendiri. Namun bahayanya, karena daerah ini melegalkan senjata, jadi harus tetap waspada dan tidak merespon orang yang tidak dikenal.

***

Berlanjut pada pembelajaran hari pertama. Kami mendapatkan orientasi kampus mengenai Temple University, tempat kami belajar. Di mana titik titik amannya dan ternyata banyak sekali telepon darurat yang tersedia di sekitaran kampus. Mereka benar-benar menjamin keselamatan dan kenyamanan mahasiswanya.

Kemudian pembelajaran hari kedua, kami mengunjungi museum. Di sana kami mendapat penjelasan mengenai sosok William Penn. Yang ternyata merupakan pendiri dari Pennsylvania.

Kami belajar | Foto: Dok Anggreny

Disamping itu kami juga mempelajari tentang George Fox, yang merupakan pendiri dari Kaum Quaker. Ah, saya jadi ingat dengan Quaker oatmeal yang terkenal itu, mungkin saja sama pendirinya sehingga namanya pun sama, Hahaha.

Kami juga diajak mengunjungi gereja, dimana merupakan gereja bersejarah yang ada di Philadelphia.

Berlanjut hari ketiga dan keempat, aktivitas kami disibukkan dengan workshop pluralisme dan leadership, juga action plan yang akan kami rencanakan ke depannya setelah program yang kami ikuti ini selesai.

Aktivitas pembelajaran yang singkat, namun melekat. Dan banyak waktu kosong untuk kami eksplor lebih jauh mengenai tempat kami berada.

Sore hari kami diajak wisata ke City Hall. Tempat itu bisa dibilang alun-alun kota, dimana ada banyak tempat bersejarah disana. Terutamanya saja, patung William Penn yang berada di atas gedung yang sangat tinggi.

Pertama kalinya juga saya merasakan sensasi naik kereta di bawah tanah. Kemudian berkeliling menuju Chinatown. Mencoba Hot Pot, bersama teman-teman seharga 330$ yang kalau di Indonesia bisa untuk membeli satu buah ponsel keluaran terbaru.

Luar biasa sekali pengalaman ini.

Hari Sabtu dan Minggu kami libur. Namun kami isi dengan aktivitas olahraga atau sekedar berkeliling untuk melihat kampus dan tempat berfoto ria. Ternyata waktu berjalan, tidak terasa kami sudah menghabiskan satu minggu di tempat ini.

Pernah suatu malam saya dan teman saya merindukan rumah. Rindu masakan Indonesia, dan orang-orang nya yang ramah. Hingga kami sampai pada pemikiran, mengapa orang-orang Indonesia yang tinggal di luar negeri bisa berlama-lama.

Kami yang baru satu minggu saja terasa sudah bertahun-tahun lamanya. Ah, saya jadi ingat kata Tuk Dalang di animasi Upin Ipin. “Walaupun negara orang lain hujan uang, dan negara sendiri hujan batu. Memang lebih baik di negara sendiri”.

Ya, saya baru merasakan ini, culture shock yang beberapa kali membuat saya ingin cepat pulang.

Foto: Dok Anggreny

Namun, meski rindu kampung halaman, kami tetap semangat untuk belajar di negeri ini. Kami tentu tak akan mau menyia-nyiakan kesempatan. Culture shock adalah hal biasa, dan hanya orang-orang yang punya keinginan belajar-lah yang bisa melewati culture shock dengan tenang.

Soal kuliner? Ah, saya tentu harus belajar membiasakan lidah. Dalam ilmu komunikasi (ilmu yang saya pelajari di STAHN Mpu Kuturan Singaraja), saya belajar komunikasi lintas budaya, dan tentu di dalamnya ada juga komunikasi kuliner, komunikasi menggunakan lidah dan indra pengecap.

Satu minggu adaptasi, kami benar-benar mencoba membiasakan diri. Ya semoga saja, tetap bisa bermimpi untuk di sini, namun juga tak lupa dengan tanah air yang kami miliki. [T]

Mulailah Perjalanan Penuh Emosi | Catatan dari Philadelphia [1]
Diskon Hotel dan Jaket Baru | Terima Kasih, Pemerintah Jepang
Jepang, Aku Kembali! Tadaimaaa | Ini Cerita Awal Tentang Kota Atami
London: Riuh Wisatawan dan Atmosfer Diskusi | Catatan dari Inggris [3]
Tags: Amerika SerikatPendidikanPhiladelphiaSTAHN Mpu Kuturan
Previous Post

Biografi [Bukan] Malin Kundang

Next Post

Dinding Bandara: Saksi Pelukan Paling Tulus Daripada Altar Pernikahan

Luh Putu Anggreny

Luh Putu Anggreny

Mahasiswi S1 di STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Jurusan Ilmu Komunikasi. Suka menulis dan membaca. Sejak kecil menyukai senja. Senja selalu mengingatkannya bahwa semua hal yang indah banyak yang bersifat sementara. Bisa dikunjungi di akun Instagram @pt.anggreny.

Next Post
Dinding Bandara: Saksi Pelukan Paling Tulus Daripada Altar Pernikahan

Dinding Bandara: Saksi Pelukan Paling Tulus Daripada Altar Pernikahan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Film Cina dan Drama Cina, Mana yang Paling Seru?

by Satria Aditya
May 18, 2025
0
Film Cina dan Drama Cina, Mana yang Paling Seru?

ADAKAH yang rindu dengan Wong Fei Hung? Atau sebutan kakak pertama, kedua dan ketiga? Di sini saya mengatakan kejujuran bahwa...

Read more

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co