10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Galungan dan Representasi Budaya Bali Dalam Kumpulan Puisi “Menanam Puisi di Emperan Matamu” Karya Wayan Esa Bhaskara

Ni Made Wina UtaribyNi Made Wina Utari
January 4, 2023
inUlas Buku
Galungan dan Representasi Budaya Bali Dalam Kumpulan Puisi “Menanam Puisi di Emperan Matamu” Karya Wayan Esa Bhaskara

Buku karya Wayan Esa Bhaskara

KUMPULAN PUISI “Menanam Puisi di Emperan Matamu” merupakan sebuah buku yang berisikan puisi-puisi karya Wayan Esa Bhaskara. Buku ini merupakan buku kumpulan puisi pertamanya yang dapat dikatakan sebagai seorang penulis sajak yang giat. Buku ini diterbitkan Mahima Institute Indonesia.

Puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan perasaan dan pikiran penulis ke dalam kata-kata yang indah dan menggugah. Selain sebagai bentuk ekspresi, puisi juga berperan sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan ide atau gagasan terhadap suatu hal atau peristiwa.  Barangkali seperti itulah yang bisa dibaca dari puisi-puisi Wayan Esa Bhaskara.

Wayan Esa Bhaskara lahir di Tabanan, Bali. Sejak duduk di bangku SMA ia sudah mulai menulis puisi, cerpen dan esai. Karya-karyanya terangkum dalam beberapa antologi bersama, seperti Senyum Kopi (2012).

Tulisan Esa Bhaskara juga telah dimuat di berbagai media cetak di Bali seperti Bali Post, Denpost, Tribun Bali, dan Pos Bali. Wayan Esa Bhaskara telah beberapa kali memenangkan sayembara penulisan-penulisan puisi tingkat lokal dan juga nasional.

Selain seorang penulis yang bergaul di Komunitas Mahima Singaraja, ternyata Wayan Esa Bhaskara juga seorang pengajar atau tenaga pendidik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tidak perlu diragukan lagi bahwa puisi-puisi karya Wayan Esa Bhaskara dapat menarik perhatian pembaca.

Buku dengan sampul berwarna biru dan putih itu yang sangat menarik perhatian pembaca memiliki ketebalan 106 halaman. Namun tidak hanya sampul yang dapat menarik perhatian, melainkan isi dalam buku itu juga dapat memikat hati pembaca.

Kumpulan puisi karya Wayan Esa Bhaskara bertema tentang romansa dan ritual sederhana yang disajikan dengan rapi dan anggun. Membaca puisi dalam buku “Menanam Puisi di Emperan Matamu” rasanya seperti menikmati secangkir kopi pagi ditemani sepotong singkong rebus dan sebatang rokok, rasanya sungguh nikmat. Begitu kata salah satu cerpenis Bali.

Pulau Bali dikenal sebagai sebutan Pulau Dewata (Pulau Seribu Pura), karena kentalnya budaya Hindu dalam ritual keagamaan yang mempengaruhi hampir setiap unsur dan gerak kehidupan masyarakat Bali. Hal itu menjadikan Bali tidak hanya memiliki pemandangan yang indah namun juga memiliki kebudayaan yang unik, eksotis dan terjaga.

Hingga saat ini masyarakat Bali masih tetap menjaga tradisi atau adat istiadat yang diwariskan oleh leluhurnya. Tidak hanya penduduk lokal, namun wisatawan asing pun mengagumi keindahan dari pulau Bali.

Setelah membaca kumpulan puisi karya Wayan Esa Bhaskara dalam buku “Menanam Puisi di Emperan Matamu”, banyak hal menarik perhatian saya, terutama adanya nuansa budaya Bali atau lokalitas Bali di dalam puisi-puisinya. Dimana si penulis secara tidak langsung telah memperkenalkan budaya Bali pada pembaca yang mungkin belum mengetahui lebih tentang budaya-budaya atau tradisi-tradisi yang ada di Bali.

Saat membaca kumpulan puisi-puisi karya Wayan Esa Bhaskara rasanya saya senantiasa takjub akan keindahan dari budaya Bali ini dan juga rasa bangga yang menyelimuti sebagai seorang warga asli Bali.

Wayan Esa Bhaskara merupakan warga asli Bali, jadi kumpulan puisi dalam buku “Menanam Puisi di Emperan Matamu” tidak jauh dari budaya ataupun lokalitas Bali. Seperti judul puisi Galungan (hari raya umat Hindu), Tumpek Landep (persembahyangan terhadap benda tajam), Saraswati (perayaan atas turunnya ilmu pengetahuan), Nyepi (hari suci umat Hindu), Lawar Buatan Nenek (makanan khas daerah Bali), Sambel Matah (makanan khas daerah Bali) dan lain sebagainya.

Pada puisi yang berjudul Galungan yang dibuat dalam empat bait karya Wayan Esa Bhaskara memiliki makna bahwa hari raya Galungan jatuh pada hari Rabu. Yang dimana seluruh umat Hindu berkumpul untuk melakukan persembahyangan bersama dalam rangka merayakan kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).

Di sebuah rabu
Desa-desa dalam kemenangan
Diliputi bahagia, doa, aman sentosa
Jiwaku menahan pilu

Puisi di atas merupakan bait ketiga dalam judul puisi Galungan yang memiliki makna perasaan bahagia dan penuh syukur karena di Hari Raya Galungan itulah warga Bali dapat berkumpul atau bersilaturahmi dengan keluarga.

Pada puisi yang berjudul Nyepi yang dibuat dalam empat bait karya Wayan Esa Bhaskara memiliki makna bagaimana situasi Bali pada hari raya Nyepi yang begitu sunyi dan tidak adanya aktivitas manusia, hanya terdengar suara jangkrik dan kerabatnya yang saling bersautan.

Udara yang terasa sejuk karena tidak adanya pencemaran polusi dari asap kendaraan. Di malam hari yang begitu terlihat sangat indah karena langit dihiasi dengan lautan bintang yang menyinari pulau Bali pada saat gelapnya malam Nyepi. Saat itu rasanya seperti mimpi dan terlahir kembali, dimana warga non-Hindu yang tinggal di Bali ikut serta dan menghargai hari raya umat Hindu yaitu Nyepi.

Mungkin sebagian besar orang luar Bali tidak mengetahui bahwa di Hari Raya Nyepi ada empat pantangan yang harus dilaksanakan dan dipatuhi. Warga Bali menyebutnya Catur Brata Penyepian antara lain tidak berkegiatan dan bekerja (Amati Karya), tidak menyalakan api (Amati Geni), tidak bepergian (Amati Lelungan), dan tidak berfoya-foya (Amati Lelanguan).

Pada puisi yang berjudul Lawar Buatan Nenek yang dibuat dalam tiga bait karya Wayan Esa Bhaskara memiliki makna bahwa lawar itu penyembuh rasa kerinduan akan Bali. Jika makan lawar dimana pun kita berada, kita akan selalu ingat yang namanya Bali. Karena lawar merupakan makanan khas daerah Bali yang biasanya dibuat dari daun pakis, nangka muda, dan juga daun belimbing yang dipadukan dengan daging cincang.

Ditinjau dari bahannya masing-masing lawar mempunyai rasa yang berbeda seperti kelapa parut dengan rasa manisnya, garam dengan rasa asinnya, terasi dengan aroma yang agak busuk, darah ayam atau babi yang amis serta dengan bumbu pedas lainnya. Namun setelah bumbu-bumbu itu dicampur jadilah sebuah makanan yang amat digemari dan dapat membuat kenangan tersendiri dengan pulau Bali, sehingga tak ragu lagi untuk kembali ke Bali.

Mungkin di luar sana tidak banyak yang mengetahui bahwa lawar merupakan salah satu makanan khas Bali yang menjadi sarana dalam upacara adat dan keagamaan di Bali. Bisa dibilang lawar Bali ini tidak akan hilang selama kebudayaan Bali masih melekat erat dalam diri masyarakat Bali, bahkan semakin lama semakin populer keberadaannya.

Dalam kumpulan-kumpulan puisi yang ditulis oleh Wayan Esa Bhaskara dalam buku “Menanam Puisi di Emperan Matamu” menyajikan banyak hal sederhana mengenai budaya Bali. Kita sering lupa bahwa Bali begitu indah sehingga orang lokal ataupun wisatawan asing senang berkunjung ke Bali karena Bali memiliki berbagai ragam budaya, adat istiadat, dan hari raya.

Setelah membaca buku kumpulan puisi karya Wayan Esa Bhaskara kita dapat merasakan bagaimana kentalnya budaya Bali. Kata-kata sederhana yang digunakan penulis sehingga terkesan menarik untuk dibaca. Warga asli Bali yang membaca buku kumpulan puisi karya Wayan Esa Bhaskara ini pun akan diselimuti dengan rasa bangga. [T]

Puisi-puisi Jong Santiasa Putra | Ayam Tepung Sambel Wijen
Yang Nyata dan Tidak Nyata Dalam Buku Cerpen “Gadis Suci Melukis Tanda Suci di Tempat Suci”
Analisis Psikologi Kepribadian Tokoh Dalam Novel “Hanya Nestapa” Karya Sunaryono Basuki Ks
Tags: Budaya Balibuku puisikumpulan puisiPuisisastraSastra IndonesiaWayan Esa Bhaskara
Previous Post

Putu Mara, Transmigrasi dari Buleleng ke Sumatera: Tantangan Awalnya, Sukses Akhirnya…

Next Post

Betapa “Insecure”-nya Aku Dulu — Kini Kuciptakan Panggung Untuk Diriku Sendiri

Ni Made Wina Utari

Ni Made Wina Utari

Mahasiswa Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, jurusan Pendidikkan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Next Post
Betapa “Insecure”-nya Aku Dulu — Kini Kuciptakan Panggung Untuk Diriku Sendiri

Betapa “Insecure”-nya Aku Dulu -- Kini Kuciptakan Panggung Untuk Diriku Sendiri

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co